PORTAL SULUT - Koordinator Promosi Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan dr. Edi Supriyatna mengatakan, perbedaan suhu yang ekstrim ditambah kelembaban yang rendah di Arab Saudi, menimbulkan potensi dehidrasi bagi jemaah haji.
Kondisi ini dapat mengarah pada situasi yang lebih parah yakni heat exhausted bahkan heat stroke.
Sehingga asupan mineral yang cukup menjadi kunci penting menjaga jemaah haji tetap terhidrasi dengan baik.
Baca Juga: BERSIAP! Seleksi Akademik PPG Dalam Jabatan Guru Madrasah Segera Digelar
“Kunci Dehidrasi adalah mineral loss, jadi harus minum air yang dicampur elektrolit, jangan tunggu haus” ujar dr. Edi seperti dikutip dari website resmi Kemenkes.
Fungsi elektrolit di sini bukan sebagai obat diare, melainkan sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan aktivitas di tengah cuaca yang sangat terik dan minim kelembaban.
Konsumsi elektrolit dilakukan setelah jemaah haji melakukan aktifitas di luar hotel, dengan mencampurkan 1 sachet oralit dengan 600 ml air. Selain itu jemaah juga diminta untuk minum air 5-6 botol sehari dengan takaran 600 ml air setiap botolnya.
Lebih lanjut, dr. Edi menyampaikan Jemaah haji diminta menghindari pajanan sinar matahari langsung dengan lengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD), salah satunya dengan menggunakan topi dengan bibir (pinggiran) yang lebar sehingga kepala bisa terhindar dari sengatan langsung.
Baca Juga: Kloter Pertama Jemaah Haji Terbang Akhir Pekan Ini, Penerbangan Gelombang Pertama Berakhir 18 Juni
Selain itu juga jemaah diminta untuk sering menyemprot bagian tubuh yang terpapar pajanan matahari langsung, terutama muka dan tangan. Jemaah juga diminta untuk menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat, serta selalu menggunakan alas kaki saat bepergian.