Biografi Pendeta Yesaya Pariadji, Sembuh dari Sakit dan Lumpuh Saat Baca Alkitab

- 6 Mei 2022, 06:38 WIB
Pendiri Gereja Tiberias Indonesia, Pendeta Yesaya Pariadji semasa hidup
Pendiri Gereja Tiberias Indonesia, Pendeta Yesaya Pariadji semasa hidup /instagram @stevenmaluw

PORTAL SULUT - Berikut biografi singkat Pendeta Yesaya Pariadji, selaku Pendiri Gereja Tiberias Indonesia semasa hidup.

Pendeta Yesaya Pariadji merupakan sosok yang sangat dicintai oleh seluruh jemaat Tiberias Indonesia, dan juga diluar itu.

Yesaya Pariadji yang merupakan gembala dan pendiri Gereja Tiberias Indonesia menghembuskan nafas terakhir pada hari Kamis 5 Mei 2022.

Baca Juga: Hewan ini Jangan Dibunuh Jika Masuk Rumahmu! Ustadz Adi Hidayat: Walaupun Buas Tapi Jelmaan Jin Muslim

Kabar duka itu meninggalnya Gembala Gereja Tiberias ini pun tersiar secara luas diseluruh media sosial.

Selaras dengan informasi duka wafatnya Pendeta Yesaya Pariadji, situs resmi Tiberias Indonesia juga menginformasikan hal tersebut.

Disampaikan juga bahwa ibadah pelepasan dan tutup peti Pendeta Yesaya Pariadji bakal digelar hari ini, Jumat 6 Mei 2022.

"Telah berpulang ke rumah Bapa di surga, Pdt.DR. Yesaya Pariadji," sebagaiman dilihat PortalSulut.Pikiran-Rakyatmcom dari situs resmi Tiberias.

Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ”Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” ”Sungguh,” kata Roh, ”supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” (Wahyu 14:13 TB)

"Ibadah pelepasan dan tutup peti disiarkan secara live streaming pada Jumat, 6 Mei 2022, jam 08.00 WIB. Youtube: Gereja Tiberias Indonesia," tulis keterangan resmi tersebut.

Berikut ini biografi perjalanan hidup singkat Pendeta Yesaya Pariadji :

Pendeta Yesaya Pariadji  pernah bertugas di Istana Negara pada bagian kerumahtanggaan Presiden RI, yaitu Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto.

Pendeta Yesaya Pariadji pun pernah menjadi pelayan di sebuah hotel bintang lima di New York.

Mengutip dari chruchpedia, Pada tahun 1985 Pendeta Yesaya Pariadji mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus.

Ia diperintahkan Tuhan untuk membaca Alkitab, namun ia menolak.

Lalu Pendeta Yesaya Pariadji mulai membaca Alkitab sewaktu sakit dan lumpuh, kemudian menerima kesembuhan.

Dalam pelayanan Pendeta Yesaya Pariadji, banyak jiwa telah mengalami mujizat.

Yaitu kesembuhan dari berbagai penyakit dan kelemahan tubuh, pemulihan dari resesi ekonomi, keluarga dan perkawinan yang dipulihkan serta hidup yang diubahkan.

Termasuk kesaksian dari banyak jiwa yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Sang istri, Pendeta Darniaty Pariadji, memulai sebuah persekutuan doa pada tahun 1986, yang merupakan cikal bakal berdirinya Tiberias.

Ia merupakan sumber kasih dan dukungan bagi Pendeta Yesaya Pariadji.

Kerendahan hati, kehangatan dan kasihnya bagi Bapa dan sesama telah menjamah banyak orang.

Baca Juga: 3 Weton Memiliki Keistimewaan, Jin dan Mahluk Halus Lainnya Takut Mendekatinya Menurut Primbon Jawa

Untuk sekarang, Gereja Tiberias Indonesia yang didirikan oleh Pendeta Yesaya Pariadji memiliki cabang-cabang yang berada di dua belas provinsi dan tiga negara.

Kemudian memiliki Sekolah Tinggi Teologia (STT) Tiberias dan Sekolah Alkitab Tiberias yang ada di Jakarta.

Demikian biografi singkat Pendeta Yesaya Pariadji selaku pendiri Gereja Tiberias Indonesia semasa hidup.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah