WAJIB WASPADA! Inilah Tanda-Tanda Gunung Akan Meletus

- 15 Desember 2021, 05:07 WIB
Ilustrasi gunung berapi.
Ilustrasi gunung berapi. /Pixabay

PORTAL SULUT - Inilah Pembahasan terkait tanda-tanda Gunung akan meletus, dimana diharuskan untuk terus Waspada.

Dilansir Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Halo Edukasi. Gunung apapun jenisnya tidak mungkin meletus secara spontan, tanpa melalui sebuah tahapan gejala yang menjadi peringatan.

Setiap masyarakat yang bermukim di sekitar lereng biasanya sudah hafal dengan tanda atau ciri sebelum terjadi letusan. Berikut ini beberapa tanda Gunung api meletus:

Baca Juga: PERLU DIWASPADAI! Inilah 7 Gunung Masih Aktif di Jawa Timur, Salah Satunya Semeru

1. Temperatur Meningkat Secara Drastis
Hal ini disebabkan oleh pengaruh hawa panas yang dikeluarkan gunung, akibat aktivitas magma yang meningkat di lapisan bawah kawah.

Jarak antara magma dan permukaan bumi semakin dekat, dan Hal inilah yang menjadi penyebab kenapa suhu lereng dan sekitar kawah naik melewati ambang batas normal.

2. Sumber Mata Air Mengering
Alasan kenapa mata air mengering, karena panas yang dihasilkan oleh magma yang letaknya sangat dekat dengan permukaan tanah, yang mana suhu diatas permukaan bumi sajasudah meningkat drastis, apalagi suhu pada lapisan tanah dalam tempat sumber mata air.
Akibatnya cadangan air tanah menguap karena panas yang berasal dari magma, atau karena faktor lain dari aktivitas vulkanis.

3. Sering Terjadi Gempa Tremor
Penyebabnya tak lain karena peningkatan aktivitas magma yang terdorong ke segala arah akibat tekanan endogen yang begitu besar, akibatnya lapisan batuan tertekan sehingga menimbulkan Getaran yang dikenal sebagai gempa.

Peningkatan aktivitas kegempaan menjadi tanda penting yang selalu terjadi sebelum erupsi Gunung berapi.

4. Banyak Hewan Turun Gunung
Pada hutan sekitar lereng gunung terdapat banyak satwa liar seperti kera, rusa, hingga harimau.

Peningkatan suhu dan aktivitas vulkanik menyebabkan hewan-hewan tersebut merasa tidak nyaman sehingga turun menuju kaki Gunung, dan tak jarang masuk ke pemukiman masyarakat.

5. Sering Terjadi Suara Gemuruh
Hal ini disebabkan oleh aktivitas magma yang hendak keluar melalui kawah biasanya, tanda suara gemuruh ini diikuti oleh gempa, namun pada status siaga sering diikuti oleh keluarnya gas dan debu vulkanis.

Jika frekuensinya semakin meningkat maka Gunung berapi dipastikan akan meletus terutama jika sudah memasuki level Awas. level Awas merupakan tahap akhir gimana gunung berapi akan segera meletus atau sedang meletus, atau ada dampak tambahan yang dapat menimbulkan bencana, biasanya letusan pembukaan ditandai dengan keluarnya debu dan asap yang sangat banyak yang akan menjadi letusan dalam kurun 24 jam kedepan.

Upaya harus dilakukan adalah mengosongkan semua wilayah yang masuk dalam radius bahaya, dan melakukan koordinasi secara terpadu, itulah beberapa tanda Gunung api akan meletus biar masyarakat sudah mengetahui Tanda-tandanya.

Pada awalnya gunung terbentuk dari aktivitas vulkanisme yang ada didalam perut bumi dan berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama. Pada dasarnya kerak bumi pada wilayah sekitar Gunung berapi sangat tipis sehingga langsung terhubung dengan magma yang ada dalam perut bumi. Tekanan sangat besar yang berasal dari dalam membuat magma terus menuju keatas mencari celah untuk keluar ke permukaan bumi.

Ada dua kondisi yang sering terjadi pada magma yakni Intrusi apabila magma tertahan di bawah permukaan bumi sedangkan yang kedua yakni ekstrusi yaitu dimana magma bergerak dan telah mencapai permukaan bumi. Magma yang ekstrusi inilah yang menyebabkan sebuah Gunung menjadi berapi atau volcano dan berbeda dengan Gunung biasa.

Jenis Gunung Berdasarkan Sifat Erupsi

Di seluruh dunia terdapat bermacam macam jenis Gunung, mulai dari gunung purba hingga yang masih baru, atau Gunung yang terbentuk akibat tenaga tektonik hingga vulkanik. Namun untuk Gunung berapi, terbentuk dari aktivitas vulkanik. Berikut jenis jenis gunung jika dilihat dari sifat dan material yang dikeluarkan saat terjadi erupsi:

Gunung Berapi Perisai – Terbentuk akibat magma yang keluar sangat encer sehingga terus melebar dan terkadang membentuk sebuah pulau. Umumnya Gunung api yang tipe magma encer tidak akan menjulang tinggi, melainkan hanya melebar sehingga berbentuk mirip perisai contoh Gunung Mauna Kea dan Mauna Loa yang terletak di Kepulauan Hawaii yang mana terjadi erupsi didasar laut sehingga lama kelamaan Gunung muncul ke permukaan dalam bentuk pulau.

Gunung Berapi Maar – Terbentuk akibat erupsi yang bersifat eksplosif sehingga bahan yang dikeluarkan sangat sedikit, sumber magma relatif dangkal dan sempit. Karena material yang keluar sedikit, umumnya Gunung seperti ini tidak terlalu tinggi namun tersusun atas bahan bahan padat dan pada bagian kawahnya membentuk sebuah cekungan lebar dan tak jarang terisi dengan air sehingga membentuk sebuah danau.

Gunung Berapi Strato – Terbentuk dari erupsi yang berlangsung secara eksplosif dan efusif yang terjadi silih berganti secara terus menerus dalam kurun waktu sangat lama sehingga menyebabkan lereng mempunyai banyak lapisan dan dijumpai banyak batuan. Umumnya Gunung berapi jenis ini tinggi dan paling banyak ditemukan di dunia. Contoh Gunung Merapi, kelud, merbabu, semeru dan lainnya.

Status Level Gunung Sebelum Meletus

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa penyebab Gunung berapi meletus karena aktivitas vulkanik yang terjadi dalam perut bumi disekitar Gunung, yang dimulai dari adanya tekanan kuat dari dalam mengerakan magma ke segala arah. Proses vulkanik seperti itu berlangsung secara perlahan dan dalam beberapa tahap, ada aktivitas vulkanik yang langsung mengarah pada kejadian Gunung meletus namun ada juga yang tidak mengarah kesana. Berikut status level suatu Gunung berapi sebelum meletus:

Level Normal

Sebuah Gunung berapi dapat dikatakan berada dalam kondisi aman atau normal apabila memiliki ciri ciri seperti tidak dijumpai gejala aktivitas magma atau dapat dikatakan bahwa Gunung dalam kondisi tidur. Pada level ini Gunung bebas dikunjungi oleh masyarakat dan dibuka untuk umum. Meskipun dalam status normal tetap saja harus dilakukan pengamatan dan melakukan survey serta penyelidikan.

Level Waspada

Memiliki tanda seperti dijumpai aktivitas Gunung apapun bentuknya, terdapat kenaikan aktivitas melebihi batas normal seperti aktivitas seismik dan kejadian vulkanik lainnya dan mulai menunjukan aktivitas magma, tektonik dan hidrothermal di sekitar Gunung. Upaya yang wajib dilakukan yaitu penyuluhan kepada masyarakat, mengecek kesiapan sarana dan melakukan penilaian untuk mengukur level bahaya.

Level Siaga

Menandakan bahwa Gunung berapi sudah dalam proses kearah letusan yang ditandai dengan peningkatan seismik secara signifikan dan telah memenuhi semua syarat untuk terjadi letusan. Jika trend seperti ini terus meningkat maka biasanya letusan akan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu. Upaya yang wajib dilakukan yakni melakukan sosialisasi terhadap wilayah dalam radius bahaya, menyiapkan sarana darurat dan melakukan piket secara penuh.

Baca Juga: TERBARU! BMKG Umumkan Peringatan Dini Tsunami Berakhir

Level Awas

Merupakan tahap akhir dimana Gunung berapi akan segera melatus atau sedang meletus atau ada dampak tambahan yang dapat menimbulkan bencana. Biasanya letusan pembukaan ditandai dengan keluarnya debu dan asap sangat banyak yang akan menjadi letusan dalam kurun 24 jam kedepan. Upaya yang harus dilakukan adalah mengosongkan semua wilayah yang masuk dalam radius bahaya dan melakukan koordinasi secara terpadu.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x