Lahir 14 Februari 1871, Inilah Profil KH Hasyim Ashari

- 14 Februari 2021, 15:00 WIB
KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari /

PORTAL SULUT -  Masyarakat tentu tak asing lagi dengan sosok karismatik KH Hasyim Asyari.

Kiyai kelahiran Jombang ini juga dikenal atas prakarsa 'Resolusi Jihad' di era mempertahankan kemerdekaan. Selain itu juga dikenal sebagai tokoh yang berperan penting dalam berdirinya Nahdlatul Ulama (NU),

KH Hasyim Asyari juga merupakan ayah mantan Menteri Agama RI KH Wahid Hasyim dan kakek Presiden ke-5 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

KH Hasyim Asyari lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada 14 Februari 1871 / 12 Dzulqadah 1287 H dan merupakan anak ke-3 dari pasangan KH Asyari dan Halimah.

Baca Juga: Ramalan Primbon Jawa, Inilah 8 Weton Akan Banyak Rejeki Tahun 2021

Dikutip Portal Sulut dari Portal Probolinggo dengan artikel "Profil KH Hasyim Asyari, Sosok Karismatik Pendiri Nahdlatul Ulama"

Sejak masih muda, Hasyim telah mendapatkan banyak pendidikan dan nilai dasar agama dari ayah, ibu, dan kakeknya yang juga merupakan pengasuh Pesantren Keras dan Ngedang Jombang.

Hingga ketika berusia 15 tahun, pengembaraan intelektualnya dimulai: Hasyim muda mulai berkelana dari satu pesantren ke pesantren lainnya untuk memperdalam ilmu agama.

Baca Juga: Arya Saloka Ungkap Gaji dari Sinetron Ikatan Cinta, Ternyata Uangnya Digunakan Untuk Ini

Pesantren-pesantren yang menjadi tempatnya mencari ilmu antara lain Wonokoyo (Probolinggo), Langitan (Tuban), Trenggilis (Surabaya), Kademangan (Bangkalan), dan Pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo).

Di Pesantren Siwalan pulalah kemudian Hasyim muda menikah dengan putri Kiai Yaqub (pengasuh), Nafisah saat berusia 21 tahun (1892).

Sesaat pasca menikah, pasangan muda ini kemudian bertolak ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

Baca Juga: Kemendikbud Rekrut 1 Juta PPPK, Guru Honorer Punya Peluang Ikut 3 Kali Seleksi

Seusai menunaikan haji dan memutuskan tinggal di Mekkah sekitar 7 bulan, KH Hasyim harus rela ditinggalkan istri tercintanya, Nyai Nafisah dan putranya (Abdullah) yang wafat di Mekkah.

KH Hasyim kemudian memutuskan untuk pulang ke tanah air.

Tak lama tinggal di tanah air, KH Hasyim kembali bertolak ke Mekkah pada 1893 dan berguru kepada sejumlah alim ulama terkemuka seperti:

Baca Juga: Armand Maulana Dikira Meninggal Dunia, Ternyata Ini Sebabnya

1. Syekh Ahmad Khatib al Minangkabau

2. Syekh Maffudh at Tarmisi

3. Syekh Ahmad Amin al-Attar

4. Syekh Ibrahim Arab

5. Syekh Said al Yamani

6. Syekh Rahmaullah

6. Syekh Salih Bafadlal

7. Sayid Abbas Maliki

8. Sayid Alawi bin Ahmad as Saqqaf

9. Sayid Husein al Habsyi

10. Sayid Sultan bin Hashim

11. Sayid Hasan al-Attas

12. Sayid Abdullah Al-Zamawi

Baca Juga: Ramalan Primbon Jawa, Inilah 13 Mimpi Pertanda Mendapat Rejeki dan Keberuntungan

Dalam kurun waktu belajar ilmu agama di Mekkah itu pula KH Hasyim pernah memperoleh kepercayaan mengajar di Masjid al-Haram.

Sekitar 7 tahun memperdalam ilmu agama di Mekkah, KH Hasyim kembali memutuskan pulang ke tanah air dan mendirikan Pesantren Tebuireng sekaligus menikah kembali dengan putri Kiai Romli (Kediri) bernama Khadijah.

Pernikahan ini pun tidak berlangsung lama. Setelah 2 tahun membangun rumah tangga dan Pesantren Tebuireng, KH Hasyim kembali harus kehilangan istri tercintanya, Nyai Khodijah (w.1901).

Baca Juga: Kelompok Komorbid dan Lansia Bisa Divaksinasi Covid-19, Berikut Ketentuannya

Tak beberapa lama kemudian, KH Hasyim menikah kembali dengan Nyai Nafiqoh, putri KH Ilyas, pengasuh pesantren Sewulan Madiun (Lathiful Khuluk dalam Fajar Kebangsaan Ulama: Biografi KH. Hasyim Asy'ari)

Dari pernikahan dengan Nyai Nafiqoh, KH Hasyim dikaruniai 10 anak, salah satunya ialah KH Abdul Wahid Hasyim. (Haryo Pamungkas) ***

Editor: Ainur Rofik

Sumber: Portal Probolinggo-Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x