18 Ribu Komentar Kepung Medsos Gielbran Ketua BEM UGM, Buntut Kritik Presiden Jokowi

17 Desember 2023, 19:41 WIB
Foto Baliho dan Gielbran Muhammad Noor/capture instagram /

PORTAL SULUT - Universitas Gadjah Mada (UGM) mencatatkan prestisius reputasinya sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.

Namun, baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sorotan tajam dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UGM, Gielbran Muhammad.

Gielbran menyatakan Jokowi sebagai alumnus UGM yang memalukan, dan baliho bertuliskan "Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan" dipasang di Bundaran UGM sebagai bentuk protes.

Baca Juga: CEK FAKTA Heboh Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor Dikeluarkan dari UGM, Benarkah?

Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad, menyampaikan kritiknya terhadap Jokowi dalam sebuah diskusi publik di Bundaran UGM pada Jumat (8/12).

Gielbran mengekspresikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Jokowi yang dinilainya belum mampu menyelesaikan berbagai permasalahan fundamental di Indonesia.

"Ini wujud kekecewaan kita sebagai mahasiswa UGM juga. Sudah hampir dua periode Pak Jokowi memimpin tapi pada kenyataannya masih banyak sekali permasalahan fundamental yang belum terselesaikan.

Padahal, beliau punya cukup banyak waktu menyelesaikan masalah-masalah itu," ungkap Gielbran.

Gielbran melihat bahwa kritik terhadap Jokowi sebagai alumnus UGM yang memalukan merupakan ekspresi kekecewaan mahasiswa terhadap ketidakmampuan pemerintah menyelesaikan masalah-masalah yang dianggap penting.

Kritik tersebut diwujudkan melalui pemasangan baliho yang mencolok di area strategis kampus.

Sebagai informasi, Gielbran Muhammad adalah mahasiswa jurusan Ilmu dan Industri Peternakan, UGM angkatan 2019.

Pria kelahiran Sragen pada 5 Desember 2000 ini bukan hanya aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, tetapi juga memiliki prestasi akademis yang cukup mencolok.

Baca Juga: Sudah Cek Akun SSCASN? Pengumuman Kelulusan PPPK Guru 2023

Ia pernah ditunjuk sebagai asisten dosen dan menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 34 di bidang pemberdayaan masyarakat.

Keaktifannya juga terlihat dari partisipasinya sebagai delegasi dalam International Symposium on the UN's Sustainable Development Goals di University of Hiroshima.

Sejak menjabat sebagai Ketua BEM, Gielbran menjadi sosok yang vokal dalam menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Aktivitasnya tidak hanya terbatas di lingkungan kampus, melainkan juga meluas hingga menjadi pembicara dalam berbagai program televisi, seperti acara "Panggung Demokrasi".

Gielbran kerap menggunakan platform media sosial, khususnya Instagram, untuk menyampaikan pandangannya terkait politik pemerintahan.

Namun, keberaniannya dalam menyuarakan kritik tidak selalu mendapat dukungan positif. Akun Instagram pribadinya (@gielbranmnoor) mengalami serbuan netizen yang menganggap kritiknya tidak etis.

Dengan jumlah followers mencapai 6 ribu, postingan Gielbran mendapatkan 18 ribu komentar yang sebagian besar menyatakan ketidaksetujuan terhadap pendapatnya.

Meski demikian, beberapa komentar juga membela dirinya, menyatakan bahwa kritik tersebut adalah haknya sebagai mahasiswa yang peduli terhadap permasalahan bangsa.

Tindakan Gielbran dalam mengekspresikan kekecewaan terhadap Jokowi sebagai alumnus UGM yang dianggap memalukan memicu debat di kalangan netizen.

Beberapa mendukungnya sebagai bentuk kritik konstruktif dari kalangan mahasiswa, sementara yang lain menilai bahwa penilaian terhadap seorang pemimpin seharusnya lebih objektif dan berlandaskan pada fakta.

Polemik ini mengingatkan kita akan pentingnya dialog dan diskusi yang produktif dalam mencari solusi terhadap permasalahan bangsa.

Meskipun terdapat perbedaan pandangan, seharusnya tujuan akhirnya adalah untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Kesadaran akan peran mahasiswa dalam pembangunan bangsa perlu diperkuat, dan kebebasan berekspresi harus diimbangi dengan tanggung jawab untuk menyampaikan pendapat secara bijaksana dan konstruktif.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler