1 Jam dari Sumbawa Besar NTB! Inilah Pulau Terpadat di Dunia: Warganya Asal Sulawesi Selatan

18 Juni 2023, 07:41 WIB
Inilah Pulau Terpadat di Dunia: Warganya Asal Sulawesi Selatan /Sumber instagram @ariamphibia/

PORTAL SULUT - Ternyata pulau terpadat di dunia ada di Indonesia, yang terletak di lepas Laut Bali.

Secara administratif, pulau tersebut merupakan salah satu desa di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sementara Kabupaten Sumbawa sendiri beribukotakan Sumbawa Besar.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Desa Wisata di Sulawesi Tenggara, Ada Pemandangan Negeri di Atas Awan

Lanjut, pulau yang dekat dengan Sumbawa Besar ini memiliki luas sekitar 8,5 hektar, dimana sebagian besar dihuni oleh suku Bajo yang telah ada di pulau tersebut sejak 200 tahun lalu.

Adapun pulau itu yakni bernama Pulau Bungin, dilansir dari kanal Youtube KabarPedia.

Tidak seperti pulau pada umumnya yang memiliki garis pantai dan lahan hijau sejauh mata memandang, di Pulau Bungin tidak akan dijumpai pantai atau pasir.

Setiap jengkal tanah di Pulau Bungin sudah terpancang rumah-rumah penduduk.

Rumah-rumah di Pulau Bungin dibangun diatas gundukan pasir dan karang yang saling berdempetan dan nyaris tidak ada ruang yang tersisa.

Oleh karena itu, begitu menginjakkan kaki di Pulau Bungin anda akan disambut dengan nuansa perkampungan yang sangat padat.

Di kanan dan kiri hanya akan terlihat rumah-rumah yang berdiri berhimpitan.

Kepadatan penduduk inilah yang membuat Pulau Bungin tidak memiliki garis pantai sebab sepanjang pesisir pulaunya telah dibangun tempat tinggal.

Baca Juga: Pecinta Travel Merapat Inilah Pegunungan Ahuawali, Destinasi Baru Negeri di Atas Awan Konawe Sulawesi Tenggara

Untuk diketahui, Bungin di dalam bahasa suku Bajo berarti gundukan pasir putih.

Dulunya pulau ini merupakan sebuah gundukan.

Lalu sejarahnya bermula ketika dua orang dipersatukan dalam ikatan pernikahan, mereka membangun rumah dengan batu karang.

Karena itu banyak rumah penduduk di pulau ini yang dibangun di atas karang.

Saat ini lebih dari 3000 orang tinggal di Pulau Bungin yang memiliki luas 8,5 hektar sehingga satu rumah bisa dihuni lebih dari tiga kepala keluarga.

Walaupun masyarakat suku Bajo memiliki larangan untuk merusak terumbu karang, tetapi seiring dengan perjalanan waktu karena berdesakan dan populasi yang terus meningkat maka kebutuhan lahan pun semakin mendesak.

Jika tadinya hanya mengambil karang-karang yang sudah mati, maka kini karang-karang hidup juga diambil untuk memenuhi kebutuhan perluasan lahan.

Di pulau yang sangat padat ini, hanya ada satu lahan terbuka yang biasa digunakan oleh anak-anak untuk bermain ataupun untuk kepentingan lainnya dan itupun dengan ukuran yang tidak begitu lebar.

Baca Juga: Rekrutmen Besar-Besaran PT IWIP Weda di 7 Lokasi Ini, Ada 14 Posisi untuk Lulusan SMA

Di sisi lain, karena tidak memiliki lahan terbuka dan tidak ada rumputan yang tumbuh di pulau yang penuh dengan karang ini maka setiap harinya hewan ternak di Pulau Bungin hanya memakan sampah.

Selain sulitnya bahan makanan untuk ternak, masalah sanitasi juga menjadi persoalan yang sangat serius.

Namun demikian, kondisi penduduknya yang saling hidup berdesakan justru membuat Pulau Bungin menjadi salah satu destinasi wisata yang unik.

Jika disekitar Sumbawa destinasi wisata identik dengan laut biru dan pasir putih ini justru Pulau Bungin mengenalkan hal yang tidak biasa.

Meski tidak memiliki pasir pantai, Pulau Bungin terkenal akan wisata kuliner seafood dengan rasa gurih asin khas Desa Bungin.

Adapun penduduk pulau ini yakni suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan sangat terkenal sebagai pelaut ulung.

Baca Juga: Berjarak 150 Km dari Laut Arafura! Inilah Suku Unik Papua: Miliki Rumah Hingga 50 Meter dan Gemar Piara Babi

Sehingga tidak heran jika anak-anak di Bungin mahir menjelajah lautan dan berburu ikan di laut.

Anak-anak di desa Bungin juga terbiasa membantu orangtuanya bekerja dengan menyelam untuk mencari ikan di laut.

Karena 80 persen warganya menjadi nelayan, maka hampir setiap rumah memiliki perahu motor pribadi.

Kendaraan ini jugalah yang digunakan warga untuk memancing ikan.

Hidup berdesakan di Pulau Bungin tampaknya masih akan terjadi.

Dikarenakan suku Bajo yang tinggal di pulau ini memiliki keterkaitan dengan tanah kelahirannya sehingga jarang sekali dari mereka yang hidup merantau di luar pulau.

Diketahui, Pulau Bungin bisa diakses dalam waktu berkendara sekitar 1.40 menit, dengan jarak sekitar 74 km dari Sumbawa Besar.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler