WAJIB TAHU! Mengenal Tanda-tanda Gunung Berapi Akan Meletus

23 Desember 2021, 05:03 WIB
Gunung Merapi /dok PMJ News


PORTAL SULUT - Berdasarkan data hasil pemantauan dari pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi di Indonesia, negara kita memiliki sekitar 127 gunung berapi aktif.

Dilansir portal.sulut.pikiran-rakyat.com, unggahan dari kanal YouTube Daftar Populer, dijelaskan bagaimana proses berapi akan meletus.

Seperti yang kita tahu kondisi geologis Indonesia yang berada di cincin api Pasific.

Baca Juga: Air Terjun Internasional Tumpak Sewu, Diamuk Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Ini membuat negara kita ini ramai dengan keberadaan Gunung berapi.

Berdasarkan aktivitasnya Gunung berapi di bagi menjadi 3 klasifikasi oleh para ilmuwan.
1. Gunung api aktif
Untuk Gunung api yang masih bekerja.

2. Gunung api mati
Untuk Gunung api yang tidak memiliki catatan erupsi sejak tahun 1600.

3. Gunung api istirahat
Yaitu Gunung api yang sewaktu-waktu meletus lalu istirahat panjang.

Namun meskipun berbeda klasifikasi, proses letusan gunung berapi tetap melibatkan faktor-faktor yang sama.

Membicarakan faktor Gunung api meletus, sepertinya kita harus mulai dulu dari 3 istilah penting dalam peristiwa ini.

Tekanan litostatik
Tekanan litostatik adalah sebuah tekanan vertikal yang disebabkan oleh berat sedimen yang di atasnya.

Simpelnya, tekanan litostatik ini adalah tekanan yang diberikan oleh permukaan bumi pada tiap lapisan.

Contohnya saja Gunung, makin besar gunungnya maka semakin berat juga gunungnya.

Baca Juga: BAHAYA! Lama Tak Aktif, Gunung Ini Justru Diramal Akan Meletus oleh Nyi Roro Kidul

Jadi tekanan likostatiknya juga semakin besar.

Tekanan magmastatik
Sementara tekanan magnastatik adalah tekanan yang disebabkan oleh magma.

Karena magma ini berbentuk dari berbagai senyawa dan juga material yang sangat panas.

Jadi magma membentuk gelembung panas, akibat sifat gelembung yang ke atas maka tekanan magmastatik ini bukan turun ke bawah melainkan naik ke atas.

Setelah mendapatkan tekanan dari atas dan mendapatkan tekanan likostatik dan tekanan magmastatik atau tekanan dari bawah.

Proses Gunung api meletus di sebabkan oleh satu hal yaitu berkurangnya tekanan likostatik yang artinya tidak bisa menahan tekanan magmastatik.

Biasanya proses dari gunung api meletus berawal dari inti bumi, yang suhunya mencapai 5,504 °c.

Dengan suhu yang nyaris sampai enam ribu derajat ini, beberapa batuan yang berada di dekat inti bumi akan mulai mencair.

Batuan mencair ini yang kemudian kita kenal dengan nama magma.

Baca Juga: Heboh Penemuan Gunung Emas di Kongo, Adalah Tanda Dari Kiamat

Karena magma ini lebih ringan ketimbang batuan lainnya maknnya dia akan berjalan naik dan menuju ke lapisan kerak bumi.

Di sini magma yang baru terbentuk di sekitar inti bumi akan bertemu dengan magma lainnya yang merupakan tekanan magmastatik semakin besar.

Makin banyak magma yang dihasilkan maka semakin besar juga tekanan magmastatiknya.

Suatu saat tekanan ini yang akan sangat kuat dan berhasil mendobrak dinding batuan yang menahan magma ini keluar dari kerak bumi.

Hal ini kita kenal dengan nama Erupsi.

Biasanya kejadian ini yang membuat gunung api memuntahkan api lahar berbahayanya, mulai dari abu vulkanik, lava panas, hingga batuan batuan besar.

Di beberapa kejadian terutama letusan gunung berapi bawah laut, terkadang diikuti oleh pola-pola baru.

Biasanya ini disebabkan oleh aliran lava yang menyembur lalu mendingin dan mengeras.

Namun dalam tahap awal pulau-pulau ini sering kali tidak stabil.

Beberapa pulau yang terbentuk dari proses ini adalah Pulau hingga tongga di Pasific selatan.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler