VIRAL! Perjuangan Guru Honorer Paruh Baya yang Sakit Stroke, Digendong Pengawas Mengikuti Tes PPPK Guru 2021

20 September 2021, 15:22 WIB
Peserta PPPK guru yang ikut tes dituntun karena menderita stroke /Instagram/@pgri_kotabaru.fc

PORTAL SULUT – Beredar video mengharukan seorang guru honorer yang mengikuti tes PPPK Guru 2021 dalam kondisi stroke.

Guru honorer bernama Imas Kustiani itu mesti digendong ke ruang ujian karena kakinya tak lagi sanggup menahan beban berjalan.

Perempuan berusia 53 tahun itu pada awalnya terlihat berjalan dengan dibantu oleh tongkat. Lalu digendong oleh seseorang agar cepat sampai ke ruang ujian.

Baca Juga: SKD CPNS Kememkumham 2021 Digelar, Ini Strategi Capai Passing Grade 500

Imas Kustiani datang ke lokasi tes PPPK diantar oleh sang suami, Nana Suhana dengan motor.

Segera setelah tiba di lokasi, suami dari guru honorer itu langsung bilang kepada pengawas tes kalau penyakit istrinya membuat jalannya agak lama. Sang suami meminta waktu, khawatir telat memasuki ruangan.

Mendengar hal itu, spontan salah seorang pengawas ujian menggendong Imas Kustiani yang awalnya kesulitan berjalan dengan bantuan tongkat.

Begitu tiba di ruang kelas, panitia tes PPPK menempatkan Imas di sebuah bangku peserta ujian PPPK. Bahkan pengawas atau panitia dengan semangat membantu Imas yang kesulitan mengoperasikan computer selama ujian berlangsung.

Setelah itu, tangis haru Imas pecah karena mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Perjuangan menuntut pengakuan memang bukan jalan yang gampang.

Baca Juga: Instagram Nadiem Makarim Dikepung Kritik, Protes Guru Honorer Terkait Passing Grade Tes PPPK 2021

Dari video yang beredar luas, tampak guru honorer berusia lebih dari setengah abad tersebut berjuang dengan langkah yang ringkih ke ruang tes.

Imas Kustiani tetap berani mengikuti tes PPPK 2021 demi menjadi pegawai pemerintah serta memiliki upah yang lebih pantas ketimbang guru honorer.

Perjuangan perempuan paruh baya tersebut telah menyentuh hati banyak orang. Banyak warganet yang merespon haru, ada yang menangis, bahkan terpantik untuk lebih gigih mengubah nasib.

Diketahui bahwa guru honorer berusia setengah abad lebih itu merupakan pengajar di SDN Wancimekar 1, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Telah puluhan tahun ia memikul jargon pahlawan tanpa tanda jasa di punggungnya sebagai guru honorer.

Dari penuturan sang suami, Imas senantiasa semangat mengikuti seleksi PPPK selama kurang lebih 17 tahun lamanya mengajar sebagai guru honorer.

Diketahui kalau Imas Kustianti sudah sejak 2003 mengajar di SDN Wancimekar 1. Sedangkan perjuangan untuk lolos tes seleksi CPNS sudah dilakukan sejak tahun 2013.

Jauh sebelum disergap sakit stroke, Imas beserta kolega-koleganya bergerak memperjuangkan hak para guru honorer agar dapat diangkat menjadi PNS.

“Saya ingin diangkat, saya tetap semangat. Teman-teman guru saya, kepala sekolah pun meminta saya tak putus harapan,” tutur guru honorer kategori dua tersebut.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler