Lantas waktu itikaf yang paling utama sebagai berikut:
Jumhur ulama berpendapat bahwa itikaf dapat dilakukan kapan saja, dan tidak terbatas hanya pada bulan Ramadhan.
Namun, waktu itikaf yang afdhol adalah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiyallahu ta'ala ‘anha,
beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri'tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya, kemudian istri-isteri beliau pun beri'tikaf setelah kepergian beliau.” (Muttafaqun ‘alaih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan Lailatul Qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbinya, banyak berdo’, dan banyak berdzikir ketika itu. (Latho-if Al-Ma'arif hal. 338)
Baca Juga: WAJIB TAHU, Inilah Hukuman Bagi Pasangan yang Berhubungan saat Ramadhan, Gus Baha: Sangat Pedih
Jika ingin beritikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka seseorang yang beritikaf mulai memasuki masjid setelah sholat subuh pada hari ke-21, dan keluar setelah sholat subuh pada hari ‘idul fitri menuju lapangan.
Namun para ulama madzhab menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari tenggelam, pada hari ke-20 Ramadhan.
Mereka mengatakan bahwa yang namanya 10 hari yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam, sehingga seharusnya dimulai dari awal malam.
Rukun i’tikaf.