Apakah Puasanya Diterima Jika Tidak Melaksanakan Shalat, Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

- 6 Maret 2024, 19:32 WIB
Apakah Puasanya Diterima Jika Tidak Melaksanakan Shalat, Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat Nisfu Sya'ban Sesuai Sunnah Tidak Bersandar pada Hadist Palsu
Apakah Puasanya Diterima Jika Tidak Melaksanakan Shalat, Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat Nisfu Sya'ban Sesuai Sunnah Tidak Bersandar pada Hadist Palsu /Tangkapan Layar Video Kanal YouTube Hijrah ID TV/

PORTAL SULUT - Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu bagi umat muslim di seluruh dunia.

Hal itu di karenakan Bulan Ramadhan menawarkan pahala yang berlipat-lipat dan merupakan bulan pengampunan dosa bagi umat muslim.

Begitu mulianya Bulan Ramadhan, dan agar puasa anda diterima Allah, barang tentu anda harus menjalankanya dengan sungguh-sungguh.

Baca Juga: Rambu-rambu Agar Tidak Terjebak Syirik Dalam Berziarah, Ustadz Adi Hidayat; Kerjakan Hal In

Bersungguh-sungguh dalam artian harus melaksanakan sesuai ketentuan yang di atur dalam Al-Qur'an dan Hadist Nabi.

Maka perlunya anda mempersiapkan diri untuk menyambunya, termasuk apa yang dianjurkan untuk dilaksanakan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Salah satu yang pernah didengar dan dilihat, ada seseorang berpuasa tetapi mereka lalai menjalankan shalat fardhu.

Apakah puasa mereka diterima atau tidak.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Portal Sulut mengutip dari sebuah buku yang berjudul umat bertanya ustadz Adi Hidayat menjawab, yang diterbitkan Hikam Pustaka.

Dalam buku tersebut Ustadz Adi Hidayat menjawab secara tegas, " Orang yang berpuasa jika tidak shalat maka puasanya tidak diterima,".

Baca Juga: Jangan Gunakan Air Seperti Ini, Gus Baha: Mandi Junub Menjadi Tidak Sah!

Lebih lanjut Adi Hidayat menegaskan, jangankan tidak shalat, perbuatan yang lebih sepele dari itu saja, misalnya berkumur lalu airnya tertelan dengan sengaja saja maka puasanya tidak diterima karena batal," Apalagi meninggalkan shalat maka puasanya tidak ada gunanya,".

Demikian pula jika seseorang berpuasa, tetapi lisannya berkata kotor maka Allah tidak butuh puasanya.

Didalam Shahih Al Bukhari pada Khitabush Syiam Nabi Bersabda:

"Dari Abu Hurairah berkata:  Rasulullah bersabda puasa itu perisai maka (orang-orang berpuasa) jangan mengucapkan kata-kata kotor,"

Puasa yang benar akan memberikan perisai kepada orang yang menjalankannya dari kemaksiatan.

"Jadi harus mengetahui tata cara puasa yang benar menurut fikih puasa, lalu menjaganya dari mulai niat diwaktu sahur sampai berbuka diwaktu Magrib," Tandasnya.

Kemudian orang-orang berpuasa dilarang mengucapkan kata-kata kotor, karena puasanya akan sia-sia belaka  dan tidak mendatangkan pahala

Baca Juga: Salah Kaprah? Bulan Puasa Bukan Bulan Banyak Makan, Kata dr Zaidul Akbar.

Ustadz Adi Hidayat memaparkan ada dua hal yang menyebabkan puasanya akan sia-sia, yaitu

Pertama, Mubthilat yaitu sesuatu yang membatalkan puasanya langsung.

Kedua Mufsidat, yaitu sesuatu yang merusak puasa.

Kadang kadang orang hanya fokus pada Mubthilat, hal-hal yang membatalkan puasa secara langsung, misalnya makan dan minum, melakukan hubungan suami istri.

" Tetapi orang sering mengabaikan yang merusak puasa dan ini sangat berbahaya," tandasnya.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan Mufsidat atau hal-hal yang merusak puasa, contoh ghibah.

Perbuatan-perbuatan yang merusak puasa tersebut akan mengurangi pahala puasa bahkan bisa-bisa pahalnya sudah habis, "

Justru dosanya yang bertambah," Tambahnya.

Jadi kesimpulannya,  jika anda berpuasa hal pertama yang harus Anda lakukan terlebih dahulu,  adalah melaksanakan shalat, maka jaga Mubthilat puasa.

Baca Juga: Apa Itu Nyekar? Ini Penjelasan Serta Nyekar yang Dilarang Dalam Islam Menurut Buya Yahya

Kedua jika hal tersebut sudah dilakukan maka ingatlah untuk menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa, karena banyak orang tidak sadar melakukan perbuatan Mubthilat.

Semoga kita terhindar dari perbuatan itu saat menjalankan puasa.***

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah