Ustadz Adi Hidayat Menjawab: Mengapa Harus Berpuasa? Apa Yang Penting Dibalik Berpuasa

- 6 Maret 2024, 11:40 WIB
Ustadz Adi Hidayat Menjawab: Mengapa Harus Berpuasa? Apa Yang Penting Dibalik Berpuasa
Ustadz Adi Hidayat Menjawab: Mengapa Harus Berpuasa? Apa Yang Penting Dibalik Berpuasa /instagram ustadz Adi Hidayat Official/

"Pertanyaan selanjutnya, Apa itu taqwa? Apa pentingnya Taqwa? Apa pengaruh taqwa dalam kehidupan?,”

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, saking pentingnya taqwa harus dilatih dalam ibadah Ramadhan dan hadirnya Ramadhan didisain untuk melatih pribadi kita agar menjadi insan yang bertaqwa.

Ustadz Adi Hidayat menurutkan, taqwa secara singkat adalah akumulasi dari karakter moral, kumpulan sifat baik yang hadir dalam jiwa setiap manusia dan dari pancaran karakter moral. "Inilah kemudian akan mengeluarkan sifat-sifat yang dieksekusi oleh bagian tubuh kita menjadi sikap yang mulia,” tuturnya.

Baca Juga: Apa Itu Nyekar? Ini Penjelasan Serta Nyekar yang Dilarang Dalam Islam Menurut Buya Yahya

“Pusat instruksi, pusat yang memberikan sinyal, pusat yang memberikan perintah kepada bagian tubuh kita untuk bersikap dan bertindak serta berperilaku yang baik itu yang disebut dengan Taqwa,” sambung UAH.

Kata Ustadz, karakter moral yang memberikan instruksi kepada bagian tubuh untuk melahirkan karakter kinerja, ini yang dimaksud di Quran surat ke-91 As-Syams di ayat 7–10.

Artinya, demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya,” (Q. S. al-Syams [91]: 7-10)

Ustadz Adi Hidayat menambahkan, taqwa itu puncak akumulasi sifat baiknya, fujur adalah katalisnya di dalam taqwa, seperti kejujuran, kesabaran, rendah hati. Seluruh sifat baik yang terakumulasi atau tersimpan dalam satu bagian jiwa disebut dengan Taqwa.

“Jika di taqwa ada jujur maka di fujur itu ada dusta, jika di taqwa ada sabar maka di fujur ada amarah, jika di taqwa ada rendah hati tawadhu maka di fujur ada sombong,” jelasnya.

UAH menerangkan Allah menciptakan amarah bukan ingin menjadikan manusia pemarah tapi untuk mempercepat melatih supaya sabar muncul kepermukaan. Bagaimana mungkin ditemukan sabar, kalau tidak ditemukan amarah, terang Ustadz.

Halaman:

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah