Cara Mudah Lunasi Hutang Puasa dari Ustadz Adi Hidayat dan Batas Waktunya kata Ustadz Abdul Somad

- 29 Februari 2024, 22:07 WIB
Cara Mudah Lunasi Hutang Puasa dari Ustadz Adi Hidayat dan Batas Waktunya kata Ustadz Abdul Somad
Cara Mudah Lunasi Hutang Puasa dari Ustadz Adi Hidayat dan Batas Waktunya kata Ustadz Abdul Somad /Freepik


PORTAL SULUT - Bulan suci Ramadhan tak lama lagi datang. Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H bertepatan pada 11 Maret 2024.

Ini berarti shalat tarawih pertama akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024.

Penetapan itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Sementara Pemerintah baru akan ditetapkan melalui sidang isbat yang digelar akhir Syaban nanti.

Melansir laman resmi Kementerian Agama, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 Hijriah akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024.

Nah apakah anda sudah melunasi puasa Ramadhan tahun lalu?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bagaimana cara melunasi hutang puasa sebelum Ramadhan tiba.

Cara lunasi hutang puasa sebelum Ramadhan ini sangat penting dilaksanakan oleh umat Islam kata Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Materi Khutbah Jumat 1 Maret 2024 Tema 6 Hal Wajib Disiapkan Menyambut Ramadhan 2024

Berikut ini ada cara lunasi hutang puasa Ramadhan kata Ustadz Adi Hidayat.

Dilansir Portalsulut.com dari kanal YouTube Shirathal Mustaqim, berikut penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

"Seorang umat muslim yang tidak sempat berpuasa karna hal-hal yang tidak bisa dipaksakan karena sakit dan lainnya, bisa mengganti dengan hari lain sebelum Ramadhan selanjutnya," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Hal tersebut berdasarkan firman Allah Subhanau Wa Taa'ala dalam Q.S Al-Baqarah ayat 184 :

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(Q.S Al-Baqarah : 184).

Namun, berbeda halnya dengan puasa yang belum sempat diganti dan sudah bertahun tahun bertemu bulan Ramadhan.

Dalam hal ini ada 2 pandangan ulama, tapi mayoritas ulama menerangkan, selain Qadha yang ditunaikan.

"Juga yang bersangkutan memiliki kewajiban untuk menambahkan kafarat dalam bentuk Fidyah atau memberi makan kepada orang miskin," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ini merupakan pendapat madzhab dari kalangan Imam Maliki, Syafi'i dan juga Imam Hanbali.

"Mereka berpandangan bahwa pelaku yang meninggalkan puasa ini dihukumi, ditambah dengan Fidyah, karena ditambahkan pada qiyas," papar Ustadz Adi Hidayat.

Selain itu ada juga pendapat dari Abu Hanifah di mana tidak bisa mengabungkan dua hal dalam arti penebus yang tidak berpuasa baik itu Qadha yang digabungkan dengan Fidyah, karena keduanya bukanlah untuk digabungkan, melainkan merupakan pilihan.

Menurut Abu Hanifah : "Apabila anda ingin Mengqodo, maka anda meng qodo, tidak harus menambahkan dengan Fidyah, sekalipun Qadha yang diutamakan bukan Fidyah-nya".

Sementara itu menurut Ustadz Abdul Somad ada batas waktu membayar hutang puasa atau Puasa Qadha.

Ustadz Abdul Somad ingatkan cara membayar hutang puasa dengan puasa qadha.

Entah itu hutang puasa Ramadhan 1, 2, atau bertahun-tahun lamanya bisa dibayar dengan cara begini.

Namun demikian bagaimana cara membayar hutang puasa tersebut? Ikuti ulasan lengkap Ustadz Abdul Somad berikut.

Ustadz Abdul Somad dalam sebuah ceramah pun mendapat pertanyaan dari jamaah.

Jamaah tersebut bertanya bagaimana cara membayar hutang puasa selama 30 tahun.

“Selama 30 tahun itu, satu tahun ada 30 hari dikalikan 30 tahun, maka 900 hari hutang puasa,” ujar UAS.

Hal tersebut seabgaimana dinukil portalsulut.com dari Youtube Kun Ma Alloh.

Dalam kurun waktu 9 tahun, maka kemungkinan hutang puasa bakal lunas.

Hal ini bisa jika kita rutin puasa Senin Kamis atau 2 hari dalam satu minggu.

Baca Juga: Suami Istri Masuk Surga Bersama-sama, Jika Kerjakan 6 Amalan ini Bersama-sama, Menurut Ustadz Adi Hidayat

Untuk yang sudah terbiasa puasa Senin Kamis, juga dihitung pahal sunnah sekaligus mengqadha puasa wajib.

Akan tetapi bagi yang berniat untuk membayar hutang puasa, tapi tidak lunas karena sudah meninggal dunia ada aturan khusus.

Ustadz Abdul Somad berkata Allah akan ampuni dosanya bila orang itu sudah berniat mengqadha sebelum wafat.

Ustadz Abdul Somad mengatakan bagi yang punya hutang puasa haruys mengganti pada 11 bulan selain Ramadhan.

Tapi apabila masih tersisa hutang, ia harus mengqadha puasa sekaligus membayar denda.

Ketentutan membayar hutang puasa Ramadhan ini bisa dilihat jelas pada firman Allah.

Tepatnya Al-Baqarah Ayat 184 yang tertulis:

“Barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), maka (wajiblah baginya puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari yang lain.”

Diketahui Aisyah selalu membayar hutang puasa pada bulan Syaban, sesuai hadits di bawah:

“Saya mempunyai tanggungan hutang puasa Ramadhan, tapi saya tidak mampu membayarnya kecuali apda bulan Syaban.

Dikarenakan ia sibuk melayai dan menemani Nabi Muhammad saw.” (Muttafaqun Alaih.)

Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan abhwa batas waktu membayar hutang puasa Ramadhan adalah sampai bulan Ramadhan tahun ini.

Artinya pada hari terakhir bulan Syaban sekalipun, seorang muslim masih bisa membayar hutang puasa.

“Batasnya (qadha puasa Ramadhan tahun-tahun silam) kapan? Sampai Ramadhan (tahun) ini,” pungkas UAS.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah