Ngebut Tarawih Ramadhan Cuma 7 MENIT! Gus Baha Terangkan Hal Ini

- 21 Maret 2023, 12:48 WIB
Ilustrasi Sholat Tarawih. Ngebut Tarawih Ramadhan Cuma 7 MENIT! Gus Baha Terangkan Hal Ini
Ilustrasi Sholat Tarawih. Ngebut Tarawih Ramadhan Cuma 7 MENIT! Gus Baha Terangkan Hal Ini /ANTARA /Asep Firmansyah


PORTAL SULUT - Sholat tarawih adalah salah satu ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan sebagai bentuk peningkatan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Ibadah ini dilakukan setelah sholat isya dan sebelum sholat subuh.

Biasanya, sholat tarawih dilakukan dengan jumlah rakaat antara 8 hingga 20 rakaat, tergantung pada kebiasaan dan tradisi masyarakat setempat.

Namun, belakangan ini muncul fenomena di mana sholat tarawih dilakukan dengan cepat dan hanya berlangsung selama 7 menit.

Seperti yang diungkapkan oleh Gus Baha dalam salah satu pengajiannya.

Baca Juga: Bulan Ramadhan 2023 Depan Mata! Belum Tahu Niat Keramas Puasa, Berikut Tata Cara dan Doanya

“Saya kalau tarawih itu milih jadi makmum. Masalahnya, nanti kalau ada salahnya dan ditanya Allah: ‘Ha, sujud kok cepete ngono?’” kata Gus Baha.

Demikian sebagaimana dinukil portalsulut.com dari Youtube Ngaji Gus Baha diakses 25 Maret 2022.

“Kan imamnya cepat, Gusti. Katanya makmum harus ikut imam?” tutur Gus Baha dengan bahasa Jawa.

Dalam hal ini, yang akan dimintai pertanggung jawaban adalah imam sholat, sebab ia adalah yang diikuti oleh makmum.

Tatkala si imam ditanyai Allah, “Imam, kenapa kok sholatmu cepet?”

“Permintaan pasar,” jawab imam tersebut, kata Gus Baha.

Tentunya, hal ini menjadi perdebatan dan polemik di kalangan masyarakat.

Terutama bagi yang menganggap bahwa sholat tarawih seharusnya dilakukan dengan penuh khusyuk dan tidak hanya untuk mengejar waktu.

Gus Baha sendiri menunjukkan pandangan bahwa menjadi makmum lebih baik daripada menjadi imam sholat tarawih, karena ia khawatir Allah akan bertanya kenapa sujudnya cepat sekali.

Selain itu, Gus Baha juga menyoroti bahwa ada beberapa imam yang melakukan sholat tarawih dengan cepat karena permintaan pasar.

Atau karena para jamaah lebih memilih sholat tarawih yang singkat daripada yang panjang.

Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa durasi sholat tarawih tidak menjadi masalah selama tetap dilakukan dengan penuh khusyuk dan mengikuti tata cara yang benar.

Seperti yang dijelaskan oleh KH. Abdul Aziz, seorang kyai di Banten.

Bahwa sholat tarawih dapat dilakukan dengan durasi yang singkat asalkan tetap dilakukan dengan khusyuk dan mengikuti tata cara yang benar.

Baca Juga: Segala Doa Melesat Menembus Langit Maka Berpuasalah, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Tentunya, sebagai umat muslim, kita harus memperhatikan dan memperbaiki kualitas ibadah kita.

Tidak hanya mengejar waktu atau mengikuti permintaan pasar, namun tetap fokus pada tujuan utama dari ibadah itu sendiri.

Yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri sebagai hamba yang taat.

Dalam konteks sholat tarawih, kita dapat mengambil pelajaran bahwa ibadah tidak hanya tentang kuantitas, tetapi juga kualitas.

Kita harus mengarahkan hati dan pikiran kita pada Allah, sehingga sholat tarawih dapat memberikan manfaat spiritual yang lebih baik bagi diri kita sendiri.

Terlepas dari perbedaan pandangan dan tradisi, yang penting adalah kita semua berupaya untuk memperbaiki kualitas ibadah kita.

termasuk dalam melaksanakan sholat tarawih selama bulan suci Ramadhan.

Kita harus berusaha untuk melakukannya dengan penuh khusyuk dan mengikuti tata cara yang benar.

Sehingga ibadah kita diterima di sisi Allah dan memberikan manfaat bagi diri kita sendiri serta orang lain.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melaksanakan ibadah tarawih dengan penuh khusyuk dan khidmat.

Serta menghindari kebiasaan yang dapat merusak nilai spiritual dari ibadah tersebut.

Namun, saat ini muncul fenomena yang menarik perhatian terkait pelaksanaan sholat tarawih.

Yaitu kecepatan dalam menyelesaikan sholat tarawih yang hanya membutuhkan waktu 7 menit.

Baca Juga: Seorang Ulama Bagikan Waktu Terbaik untuk Berdoa di Bulan Ramadhan, Apapun Hajatnya Terkabul

Hal ini menjadi sorotan setelah diungkapkan oleh Gus Baha, seorang Kyai dari Rembang, bahwa kecepatan pelaksanaan sholat tarawih hanya karena permintaan pasar.

Artinya, imam yang memimpin sholat mempercepat pelaksanaan sholat tarawih agar sesuai dengan keinginan para jamaah yang ingin cepat selesai dan kembali ke aktivitas lainnya.

Pandangan Gus Baha ini mencerminkan sebuah kondisi sosial yang mengkhawatirkan, yaitu kesibukan dan kepentingan duniawi yang semakin tinggi.

Sehingga berpengaruh pada kualitas ibadah.

Kesibukan dan tuntutan duniawi membuat seseorang tidak lagi memperhatikan nilai spiritual dari sebuah ibadah. Sebaliknya, mereka lebih memperhatikan waktu dan kenyamanan pribadi.

Padahal, menjaga kualitas ibadah dan kebersihan hati adalah sesuatu yang sangat penting, terutama di bulan Ramadhan.

Sebab, ibadah pada bulan ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada pada bulan-bulan lainnya.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa memperbaiki diri dan menjauhi segala bentuk kesalahan dan dosa.

Selain itu, kebiasaan mempercepat pelaksanaan sholat tarawih juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.

Sholat tarawih yang terburu-buru dapat mengakibatkan kualitas gerakan sholat menjadi tidak baik dan dapat memicu rasa sakit pada tubuh.

Sehingga, hal ini tidak hanya merusak nilai spiritual dari ibadah, tetapi juga merusak kesehatan tubuh.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari kebiasaan mempercepat pelaksanaan sholat tarawih dan memperhatikan kualitas gerakan sholat serta nilai spiritual dari ibadah tersebut.

Kita harus senantiasa mengingat bahwa ibadah merupakan sarana untuk mendekatkan diri pada Allah dan memperbaiki diri.

Baca Juga: Bisakah, Sholat Tarawih Dilakukan Tidak Secara Berjamaah? Begini Jawaban Seorang Ulama

Oleh karena itu, ibadah yang dilaksanakan dengan khidmat dan penuh khusyuk akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi diri kita sendiri serta orang lain.

Dalam rangka memperbaiki kualitas ibadah, kita juga harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang agama.

Kita harus aktif mengikuti kegiatan keagamaan seperti kajian dan pengajian agar dapat memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai Islam.

Dengan demikian, kita akan memiliki kualitas sholat tarawih yang lebih baik dan menyenangkan untuk dilaksanakan.

Tentu saja, ini akan membuat puasa kita di bulan Ramadhan menjadi lebih bermakna karena ibadah kita menjadi lebih khusyuk dan terarah.

Namun, pada akhirnya, kita harus ingat bahwa ibadah kita adalah untuk Allah semata, bukan untuk memenuhi keinginan konsumen atau mengikuti permintaan pasar.

Gus Baha sendiri menekankan pentingnya melakukan ibadah dengan niat yang tulus dan ikhlas, serta memperhatikan kualitas pelaksanaan ibadah.

Dalam kaitannya dengan sholat tarawih, tentunya kita tidak hanya mengutamakan kuantitas (banyaknya rakaat yang dilakukan) tetapi juga kualitas (tingkat khusyuk dan penuh penghayatan dalam melaksanakan sholat tarawih).

Sebab, ibadah yang dilakukan dengan niat yang tulus dan penuh penghayatan akan lebih diterima di sisi Allah.

Terakhir, marilah kita memaknai bulan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan memperdalam ibadah kita.

Sama seperti sholat tarawih yang membutuhkan kualitas, ibadah yang kita lakukan di bulan suci ini juga harus dilakukan dengan niat yang tulus dan kualitas yang baik.

Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk memperbaiki diri dan menjadi hamba Allah yang lebih baik di bulan Ramadhan ini.

Wallahu a'lam.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x