Jangan Salah saat Wudhu, Ustadz Adi Hidayat: Ada Maknanya, Tiap Tetes Air Wudhu, Dosa Akan Jatuh

- 22 Oktober 2022, 05:29 WIB
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan soal wudhu yang benar
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan soal wudhu yang benar /


PORTAL SULUT - Ustadz Adi Hidayat menjelaskan soal tata cara berwudhu. Katanya ada 4 hal wajib. Namun masih ada umat yang keliru.

Simak penjelasannya hingga akhir artikel.

Wudhu disebut sebagai penyuci yang dapat menghilangkan hadas. Salah satu rukun salat, wudhu wajib dilakukan agar Allah SWT menerima salat atau setiap ibadah yang kamu laksanakan dan dianggap sah.

Baca Juga: Datangkan Rezeki Sekaligus Tenangkan Hati, Baca Wirid Ini Selepas Salat Subuh

Wudhu memiliki tata cara dan bacaan tertentu saat melakukannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: "Allah tidak menerima salat salah seorang di antara kamu sampai ia berwudhu." (H.R Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi). Menilik sabda Nabi Muhammad SAW tersebut, telah jelaslah betapa pentingnya berwudhu dalam ibadah.

Nah menariknya tak sedikit dari umat yang salah saat wudhu.

Dalam sebuah ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tata cara wudhu agar sempurna.

Hati-hati jangan Keliru! tidak sah sholat seseorang jika wudhunya salah.

"Kata Nabi kalau sholatnya ingin sempurna dimulai dari wudhu," kata Ustadz Adi Hidayat seperti dikutip dari akun TikTok @iin_2002.

"Yang pokok dalam wudhu itu ada 4.. sisanya Sunnah. Awas kalau yang 4 ini tidak sempurna maka batal wudhunya," jelas Ustadz Adi Hidayat.

1. Faghsiluu wujuuhakum (QS.Al-Ma'idah 5 Ayat 6).

"Basuh wajahnya. Kalau disebutkan wajah dalam bab wudhu itu tidak ada yang lain kecuali bagian tampak muka. Kalau yang punya jenggot itu termasuk jenggotnya, diselai-selai," sambungnya.

Baca Juga: Bakti Anak kepada Almarhum Orang Tua, Sirami Kuburannya dengan Dua Amalan Dahsyat Ini

UAH sapaan akrab Ustadz Adi Hidayat menjelaskan soal sifat wudhu.

"Sifat wudhu cuman ada 3. 1. pakai keran, 2. pakai gayung, 3. air yang mengalir. Seperti di sungai ada air mengalir itu tak ada masalah. Tapi kalau menggunakan gayung atau semisalnya, Nabi itu diriwayatkan dalam hadits sangat menghemat air. Bahkan pernah beliau kemudian berwudhu, kalau kita kemudian hitung. itu hanya sejumlah seaqua gelas.. cukup..," sebutnya.

"Atau yang kedua menggunakan keran. Kalau sekarang kita ada keran. Ambil airnya misal contoh Ghosala. Ghosala itu bukan ditumpahkan. Ambil air (telapak tangan) tumpahkan ditempat yang akan dibasuh. Yang telunjuk itu kemudian menghapus atau menghilangkan kotoran di sela-sela mata, yang jempol menghilangkan kotoran di sela-sela telinga bagian belakang," sambungnya.

"Ambil airnya (telapak tangan) kemudian saya tumpahkan di sini (wajah) yang telunjuk membersihkan di jari-jari di sini di sela-sela mata yang jempol kemudian membersihkan di sela-sela belakang telinga.
kemudian diselai-selai (jengot). Selesai.

2. Wa aidiyakum ilal-maroofiq (QS. Al-Ma'idah 5 ayat 6).

"Ini yang sering keliru, dan tangan sampai siku," jelas UAH.

"Jadi saat kita menggambil air wudhu. Ambil airnya tumpahkan dari sini (ujung jari), Ilal-maroofiq sampai ke siku.
Balikin lagi kedepan. Jadi bukan kerannya dibeginikan.. sikunya dibeginikan (dibawah kran) dan diusap-usap. Bukan. Jadi bukan siku diteruskan ke bawah. Yang tepat itu ambil airnya kemudian basuh dari sini (ujung jari) sampai dengan ke siku nya. Hati-hati ini ada maknanya," kata Ustadz Adi Hidayat.

"Di hadits muslim jika orang wudhunya benar, seperti ini, maka bersamaan dengan jatuhnya air wudhu itu jatuh pula dosa-dosa dan kotoran yang melekat pada anggota tubuhnya," ujar Ustadz.

3. Tangan selesai pindah ke kepala.

"Bukan rambut tapi kepala. Jadi dalam wudhu yang diusap bukan rambutnya tapi kepalanya. Itulah keadilan Allah. Kalau yang diusap kepalanya, semua manusia yang hidup pasti punya kepala. Tapi kalau yang diusap rambutnya ada ketidakadilan karena tidak semua orang punya kepala di rambut," jelasnya.

"Ketika kita diminta mengusap kepala. Bahasanya Masaha artinya ambil airnya tumpahkan (telapak tangan) baru kemudian diusap dikepalanya. Kalau yang ghosala, ambil airnya (telapak tangan) kemudian tumpahkan di tempat yang akan dibasuh (wajah).

Yang dibasuh kepalanya bukan rambutnya. Jadi kalau ada laki-laki sudah dandan, sisiran rapih tiba-tiba keran dibuka yang diusap cuman rambutnya itu batal wudhunya. Tidak sah. Harus diulang," tegasnya.

Baca Juga: Sedekah yang Kabulkan Hajat, Setelah 17 Tahun Menikah Akhirnya Punya Keturunan

4. Terakhir kaki.

"Kaki dibasuh sampai dengan bagian mata kakinya," jelasnya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan jika 4 hal diatas adalah wajib dalam wudhu, sisanya sunnah.

"Tapi yang ingin saya jelaskan satu ini saja.. Perhatikan baik-baik yang 4 ini wajib, tambahannya sunnah. Niat dimasukkan dalam wajibnya.

Kumur-kumur sunnah, telinga sunnah, hidung sunnah. Yang 4 itu wajib. Tapi terlepas dari wajib dan sunnahnya kenapa ini disebut dengan wudhu dan hebatnya Al Quran mengistilahkan dengan Thoharoh. Apa itu Thoharoh? suci," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Ternyata penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat ini membuat beberapa nitizen mengaku selama ini telah salah saat berwudhu.

"Astagfirullah aku belum sempurna," tulis @piraiueoh.

"Alhamdulillah sudah dipraktekkan semoga istiqomah," tuliis @widiyanto.

"Ya Allah berarto selama ini wudhuku belum benar," tulis @FA.

"Kalau selama ini wudhunya belum benar pas setelah nonton ini, yang kemarin diampuni gak ya," tulis @why.

"Sughanallah, ternyata cara aku wudhu selama ini masih salah," tulis Kha-aprilia21.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x