Melakukan Hal Ini Saat Sakaratul Maut Bisa Bahaya, Begini Cara Paling Selamat menurut Gus Baha

- 28 September 2022, 02:21 WIB
Gus Baha
Gus Baha /Foto dok.: Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah/

 

PORTAL SULUT — Setiap manusia yang hidup pasti tidak akan lolos dari sakaratul maut.

Peristiwa sakaratul maut ini banyak di riwayatkan merupakan detik-detik menegangkan diakhir hidup seseorang.

Seseorang akan mengalami godaan yang sangat dahsyat saat sakaratul maut, sekali pun itu orang beriman.

Namun, ada cara paling selamat menghadapi sakaratul maut, sehingga membuat nyaman seseorang jelang kematian. 

Baca Juga: Amalan Ini Bisa Menuntaskan Segala Masalah, Baca Saat Berdoa, Ustadz Abdul Somad: Mustahil Ditolak Allah

Dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com dari YouTube Berkah Nyantri Rabu 28 September 2022.

Gus Baha, dalam ceramahnya mengatakan, manusia tidak bisa melampaui ketetapan Allah, hidup dan mati manusia hanya atas kehendak Allah SWT. 

Baca Juga: Yakjuj dan Makjuj Sulit Terbebas dari Tembok Pembatas, Buya Yahya: Setiap Magrib Tembok Rusak Tertutup Lagi

“Nanti ketika kita mati juga begitu, ketika kita hidup tidak bisa mengatur jantung kita, paru-paru kita. Pasti samalah, mati juga tidak bisa diatur, yang ngatur Allah SWT, hidup dan mati kita dalam kendali Allah,” ucap Gus Baha. 

Lanjut Gus Baha, begitu juga saat menghadapi kematian, kita hanya berserah kepada Allah, agar mengakhiri hidup dalam keadaan husnul khatimah.

“Yasudah, terus kita matianya mansa jas angking nyaman yaitu, orang-orang Sholeh kalau mati itu jarang berdoa,” kata Gus Baha.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Wasiat Terbaik Membawa Keselamatan Bagi Anak Keturunan

Menurut murid Almarhum Mbah Moen, tidak berdoa bukan karena dilarang, namun mengingat jangan sampai muncul was-was, jelang sakaratul maut.

“Bukan karena apa-apa kalau berdoa itu resikonya akan begini, Mustajabndaya, dikabulkan daya. Itu menjadikan setan punya peluangmasuk diganggu,” terang Gus Baha.

Sehingganya kata Gus Baha, Rasulullah SAW memberikan tuntunan dalam menghadapi sakaratul maut, seperti dalam riwayat Hadist;

عَنْمُعَاذَبْنِجَبَلٍقَالَ: قَالَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ: مَنْكَانَآخِرَكَلَامِهِلَاإِلٰهَإِلَّااللهدَخَلَالْجَنَّةَ

Terjemahan: Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuiaberkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam berkata, ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilahaillallah maka ia masuk surga’.”

Baca Juga: Singkirkan! Benda Satu Ini Membuat Rumah Jadi Sarang Jin dan Setan, Ungkap Ustadz Adi Hidayat

Berdasarkan Hadist tersebut, Gus Baha mengungkapan, jelang kematian seseorang hanya bersaksi.

“Jika mau matihanya bersaksi, sudah ini enggak saatnya berdoa, saatnya bersaksi

Makanya disuruh bilang, Allah, Allah, Allah dan supaya ini menjadi akhir kalimat,” ucap Gus Baha. 

Lanjut Gus Baha menjelaskan, sebetulnya teks Hadist tersebut menyebutkan Lailahaillallah.

“Inipinter Kyai Jawa, lagi-lagi kembali kekultur. Kyai Jawa yang bisa modifikasi kultur. Sebenarnya, kalimat Hadistitu yang masyhur, yang populer Lailahaillallah,” tutur Gus Baha.

Namun menurut Gus Baha, hali tubukan tanpa dasar yang jelas, melainkan Kyai Jawa mengikuti kitab-kitab dari Arab. 

“Lailahaillallah itu resikonya tinggi, karena disitukan tiadaTuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Ada kata lailahail, nah takutnya pas lailaha sudah mati,” terang Gus Baha.

Kata Gus Baha, resiko tersebut berakibat fatal, jika kalimat belum selesai diucapkan kemudian wafat.

“Nah, karena itu ada resiko lailah agak khatam, berarti tiada tuhan. Sehingga ini dianggap riskan, terus Kyai Jawa ngajarin, karena agak kepanjanganya sudah, Allah, Allah,” jelas Gus Baha.

MenurutBuya Yahya, meski tidak seperti dalam teks panduan, namun ulama mempunya dasar ilmu yang sudah lama ditekuni. 

“Sudah agak rekayasa, agak ijtihad itu, sebenarnya teks panduanya Lailahaillallah. Tapi Kyai itu paling tahu tentang keadaan Nabi SAW, karena menekuni ilmu lama sekali,” ucap Gus Baha.

Lanjut Gus Baha, selain tiada henti menyebut nama Allah, orang yang sedang sakaratul mau tjangan banyak diberipertanyaan hal-hal di luar tuntunan. 

“Menyebut Allah Allah, supaya itu menjadi akhir kalimah, setelah itu kata kitab-kitab jangan tanya hal lain, sebab sekali ditanya nanti dia akan melafalkan hal lain itu,” ujar Gus Baha.

Wallahua’lambishshawab.***

Editor: Randi Manangin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x