Satu Kesalahan Sangat Disenangi Allah, Gus Baha: Orang Sholeh Tidak Pernah Maksiat Saja Menyesal

- 21 Agustus 2022, 12:24 WIB
Gus Baha ungkap satu kesalahan ini membuat orang sholeh tidak pernah maksiat saja menyesal.
Gus Baha ungkap satu kesalahan ini membuat orang sholeh tidak pernah maksiat saja menyesal. /Gus Baha /Tangkap Layar YouTube/Oemah Klanceng TV/ /Gus Baha /Tangkap Layar YouTube/Oemah Klanceng T/

PORTAL SULUT — Melakukan satu kesalahan ini sangat disenangi Allah.

Bahkan, satu kesalahan ini membuat orang sholeh tidak pernah maksiat saja menyesal.

Lantas, kesalahan seperti apa yang sangat disenangi Allah? Berikut ini ulasannya.

Hal ini dijelaskan, Gus Baha dalam sebuah ceramahnya, dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com, dari kanal YouTube Berkah Nyantri diakses Sabtu 21 Agustus 2022.

Baca Juga: Gus Baha ungkap Satu Amal Orang Jahat yang Membuat Allah Berterima Kasih

Dalam tayanga tersebut, Gus Baha mengungkapkan, soal Islam dikritik Allah, itu kritikan karena memang salah, tapi tidak sampai dikritik Allah, sebab tidak beriman.

“Jadi kritikan ini terbagi dua, begini saya jelaskan, agar jadi ahli ushul fiqih. Ada salah secara kuliyyah atau total, salah keluar dari jalur, semisal orang kafir, itu kan keluar dari Islam, itu salah kuliyyah, masuk ke dalam jalur nabi saja tidak,” jelas Gus Baha.

Menurut Gus Baha, kesalahan tersebut masih dalam jalur dan tergolong salah yang disukai Allah.

Baca Juga: Lakukan Amalan Ini Sebelum Tidur Kata Syekh Ali Jaber, Siap-siap Hutang Lunas dan Hajat Terkabul!

Bahkan kesalahan ini, membuat orang-orang sholeh yang tidak pernah maksiat menyesal.

“Karena kelak, ini penjelasan ulama, kelak kesalahan-kesalahan ini, akan diganti dengan kebaikan,” ucap Gus Baha.

Makanya kata Gus Baha, Ibnu Mas’ud berkata, sampai orang yang dulu tidak pernah salah, nanti akan menyesal.

“Sebab kesalahannya tidak bisa berubah, menjadi kebaikan. Saya berkali-kali mencontohkan dalam pengajian ini. Misalnya, saya punya ibu, karena saya satu kampung, satu kawasan dengan ibu maka saya yang rawat, misalnya saya punya kakak tinggal di Jakarta, atau satu di Sulawesi, maka tidak merawat karena jauh,” jelas Gus Baha.

Baca Juga: Bukannya Menjauh, Malah Rumah Menjadi Sarang Jin dan Setan Karena Benda Ini, kata Ustadz Adi Hidayat

Lanjut Gus Baha menjelaskan, maka tentu sering salah terhadap ibu adalah yang paling dekat.

“Misalnya waktu membuat kopi, malah tidak membuat kopi, salah. Saat ingin disuruh membeli obat, malah tidak ada, jadi salah,” kata Gus Baha.

Sehingga, sering dimarahi dan disalahkan ibu, padahal kita sudah merawat ibu dengan benar.

“Apalagi, hidup satu kawasan yang membuat saya berpikir akan lebih mudah membantu ibu karena dekat,” tutur Gus Baha.

Baca Juga: Jangan tunda sedekah di waktu ini kata Ustadz Adi Hidayat, Bikin Sekeluarga Banjir Berkah dan Rezeki

Menurut Gus Baha, kesalahan seperti ini kelak diganti dengan kebaikan oleh Allah SWT.

“Tapi justru karena dekat, kalu salah tetap salah. Kesalahan semacam ini kelak diakhirat, diganti menjadi kebaikan oleh Allah, sebab itu adalah salah dalam lingkaran kebenaran,” jelas Gus Baha.

Gus Baha kembali mencontohkan, orang yang tidak sholat, tidak mungkin meninggalkan tuma ninah.

“Makanya, jika saya ditanya, Gus, sholat tanpa tuma ninah apakah sah? Setidaknya dia sholat. Tapi kan tidak tuma ninah, ya tapi sholat kan?,” kata Gus Baha.  

“Dia marah-marah, maksudmu bagaimana Gus? Orang yang tidak sholat, tidak bisa kamu salahkan, karena tidak tuma ninah,” sambung Gus Baha.

Lanjut Gus Baha menjelaskan, orang tidak sholat apa bisa dianggap meninggalkan tuma’ ninah.

“Orang-orang yang di terminal, dan di jalan jalan tidak pernah ikut tadarus, kan tidak bisa kamu cela, bacaan Alquranmu tidak fasih,” kata Gus Baha mencontohkan.

Kata Gus Baha, orang tadarusan di masjid yang harusnya kena kritik tersebut.

“Bacaan Quranmu tidak fasih, tapi setidaknya merekan tadarusan, hanya saja tidak fasil. Orang yang tidak tadarusan, justru tidak boleh kamu kritik. Bacaan Quranmu tidak fasih, orang tidak tadarusan bagaimana mau fasih?,” jelas Gus Baha.

Artinya, behubung saya yang dekat dengan ibu, pasti yang paling disalahkan, karena dekat.

“Tentu cara Allah, paling benar. Bagaimanpun saya satu kawasa, kalu darurat saya bisa menolong, kalau yang jauh kan tidak bisa, tapi mereka tidak pernah salah, kan jauh,” terang Gus Baha.

Mereka yang jauh inilah, yang salah menurut Allah, sebab di luar jalur kebenaran.

“Itulah alasan, mengapa nabi disalahkan oleh Allah. Nabi menyambut tamu Quraisy dan mengabaikan Abdullah Ibnu Ummi Maktum, karena dia orang buta, disalahkan oleh Allah, tapi kesalahan yang berada dalam jalur,” jelas Gus Baha.

Makanya salah itu ada dua, ada salah karena memang keluar dari dairotul amri dan ada yang di dalam jalur.

“Misalnya, kayak kalian ini yang ngaji pada saya, yang tidak ikut ngaji, tidak akan salah, justru yang mengajilah yang bisa salah, entah itu karena mengantik atau tidak mendengarkan, tapi setidaknya ngaji,” ujar Gus Baha.***  

Editor: Randi Manangin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah