Kenapa Hari Arafah Tidak Di Hari Jumat, Apakah Sengaja Di Setting Seperti Itu? Ini Tanggapan Buya Yahya

- 8 Juli 2022, 17:34 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya /Tangkapan layar youtube.com/Buya Yahya

PORTAL SULUT – Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya menjelaskan mengenai kenapa hari Arafah tidak jatuh pada hari jumat.

Pernyataan Buya Yahya ini beranjak dari salah satu penanya hamba Allah yang bertanya kepada Buya Yahya mengenai hal seperti ini:

“Ada beberapa bahasa suara sering kali jemaah yang ingin berangkat melaksanakan Ibadah Haji semangat banget ketika melihat ternyata Arafah berbarengan di hari Jumat gitu Buya. Dan ini sudah beberapa kali kejadian ketika melihat Arafah di hari Jumat banyak yang semangat untuk melaksanakan ibadah Haji, karena mengejar Haji Akbar. Akan tetapi begitu sudah memasuki, tiba-tiba ada perubahan, sehingga kadang ada bahasa apakah memang sengaja di setingan seperti ini, atau bagaimana Buya? ” tanya jemaah kepada Buya Yahya.

Baca Juga: Bersegeralah Sedekah Kepada 2 Orang Ini, Ustadz Adi Hidayat: Rezeki Akan Cepat Mengalir

Buya Yahya pun menanggapi pertanyaan tersebut dengan sangat baik dan begitu detail mengenai hal tersebut.

Buya Yahya mengatakan bahwa, jelas itu tidak seperti itu. karena pertama istilah Haji akbar tersebut, adalah Haji yang ditunaikan sekarang ini.

“Haji itu Haji Akbar, jadi hadi Akbar itu Haji Nabi seperti itu,” ungkap Buya Yahya.

Kemudian Buya Yahya menerangkan bahwa, hal ini lah yang kemudian menjadi perebutan tiap orang yang ingin menunaikan Haji karena itu bertepatan dengan hari Jumat.

Buya Yahya menerangkan bahwa hari Jumat adalah hari yang istimewa. Cuman untuk memahami Haji Akbar itu adalah Haji Akbar.

“Kemudian masalah itu nggak bisa dirubah. Bukan main-main semua orang bisa melihat nggak bisa jadinya nggak sah Wukuf selain hari Arafah kok,” ucap Buya Yahya.

Hanya itu saja perbedaannya kata Buya Yahya. Mungkin menurut orang Indonesia, hitungannya adalah hari Arafah itu harus menggunakan hisab sebelum datangnya Dzulhijjah.

“Karena bisa saja ternyata pernah terjadi di India dengan di Arab itu di India misalnya puasa Arafahnya hari selasa, ternyata Wukufnya baru hari kamis,” terang Buya Yahya.

Hal ini kata Buya Yahya bisa saja terjadi, karena ini hanyalah masalah perbedaan harinya saja.

“Jadi bisa jadi kita sudah menduga dari Indonesia nanti adalah hari Jumat, ternyata di sana beda sesuai dengan matlaknya kan begitu,” ungkap Buya Yahya.

Ini kata Buya Yahya hanyalah masalah khilaf dalam mengetahui hari Idul Hijjah.

“Jadi nggak ada kalau di sana dirubah nggak ada,” kata Buya Yahya.

Jadi kata Buya Yahya, hari Arafah itu adalah hari Arafah, dan bukan hari orang Wukuf di Arafah.

Baca Juga: Bolehkah 1 Hewan kurban Atas Nama 1 Keluarga? Ustadz Adi Hidayat Ungkap Hukumnya

“Hari Arafah itu adalah tanggal 9 Dzulhijjah,” jelas Buya Yahya.

“Adapun wukuf di Arafah adalah hari Arafahnya orang Saudi sana,” sambung Buya Yahya.

Hal ini kata Buya Yahya, bukan berarti kalau sudah tanggal 9 di sini berarti orang harus wukuf.

“Jadi hari Arafah adalah tanggal 9 Dzulhijjah dimanapun kita berada,” tegas Buya Yahya.

Adapun wukuf sebelum Haji itu terjadi di tanggal 9 Dzulhijjah namanya kata Buya Yahya adalah hari Arafah.

Itulah tadi penjelasan Buya Yahya mengenai hari Arafah.

Penjelasan Buya Yahya ini dikutip portalsulut.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Jumat, 8 Juli, 2022.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x