Tapi dari semua itu, yang paling dikhawatirkan kebanyakan orang adalah jika menikah pada bulan itu suami istri bisa ketiban musibah.
Usia pernikahan tidak akan berlangsung lama seperti harapan keluarga.
Hal itu menjadi sebuah keyakinan turun temurun sehingga enggan menikah di bulan Muharram atau Suro.
Oleh karena itu kata Buya Yahya, pada bulan Syawal banyak yang melangsungkan pernikahan.
Namun, Buya Yahya mengungkapkan, keyakinan dan kebiasaan masyarakat di Indonesia, khususnya di Jawa itu mengacu pada hadits sahih dari Sayyidatina Aisyah radhiyallahu'anha yang berkata :
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim no. 2551, At-Tirmidzi no. 1013, An-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137)
Imam An Nawawi menjelaskan hadits di atas bahwa terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal.
Mengutip dari kanal YouTube Al Bahjah TV dengan judul "Benarkah Bulan Suro adalah Bulan keramat? Buya Yahya Menjawab" yang diunggah pada 30 Agustus 2018, ini penjelasan Buya Yahya.