QS Ali Imaran ayat 134:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Arab Latin: Allażīna Yunfiqụna Fis-Sarrā`I Waḍ-Ḍarrā`I Wal-Kāẓimīnal-Gaiẓa Wal-‘Āfīna ‘Anin-Nās, Wallāhu Yuḥibbul-Muḥsinīn
Terjemahan: “(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, siapa orang taqwa di sini? amalanya, tidak sama dengan amalan yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah, padahal sama-sama muttaqin.
Baca Juga: Terungkap! Jin Jahat Sangat Doyan Sama Wanita yang Tidurnya Seperti ini
"Hudalil muttaqiin, yang satu U’iddat Lil-Muttaqiin. Sama kalimatnya, tapi amalannya gemar berbagi dengan sesamanya, baik lapang atau sulit. Yang sanggup menahan amarah, dia maafkan orang," urai Ustadz Adi Hidayat.
Ternyata kata Ustadz Adi Hidayat, sikap atau sifat baik hubungan dengan manusia itu, salah satunya bisa menghasilkan surga di akhirat.
“Tapi selain itu, Allah akan anugerahkan, anugerah besar saat dia berada di dunia diantaranya mengentaskan dia dari kesulitan yang sedang menerjang,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Lanjutnya, membangun hubungan baik dengan sesama harus dilandaskan dengan ikhlas, dalam berbuat.