2. Adanya koneksi yang kuat terhadap kebaikan dan keinginan untuk menyebarkannya.
Orang yang ibadahnya diterima akan memiliki keterikatan kuat terhadap kebaikan.
Karena hatinya berisi hal-hal baik, dan segala perilakunya berdasarkan kebaikan yang memancar dari hatinya tersebut.
Maka dari itu, Allah menyebutkan bahwa golongan orang-orang yang akan masuk surga dan tidak merugi, salah satunya adalah mereka yang saling menasehati dalam kebaikan.
Seperti dalam firman-Nya: “Dan saling berpesan untuk bersabar serta saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS. Al- Balad [90]:17).
Maksudnya adalah orang-orang mukmin yang saling berpesan untuk bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dan tetap bersikap penyayang kepada mereka sembari ia tetap beramal berusaha tetap istiqomah dalam beramal shalih dan berbuat ketaatan.
Baca Juga: Menurut Primbon Jawa, Begini Cara Mudah Menghitung Arah Keberuntungan Melalui Neptu dan Weton
Imam Al-Hasan Al Bashri berkata: “Sesungguhnya balasan amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba adalah diberikan oleh Allah kekuatan untuk mengamalkan amalan shahih yang lainnya.”
Artinya, jika seorang diberi kemudahan untuk melakukan amal-amal kebaikan setelah bulan Ramadhan, tetap semangat melakukan kebaikan setelah bulan Ramadhan, tetap semangat melakukan berbagai kebaikan meski telah meninggalkan Ramadhan.
Maka hal itu bisa jadi pertanda bahwa ibadah puasanya dan berbagai ibadah lainya selama Ramadhan tetap melaksanakan sholat fardhu berjamaah di masjid, rajin tilawah membaca Al-Quran, tetap sering bersedekah, tetap rajin berbagi dan peduli, tetap rajin melaksanakan sholat sunnah maka besar kemungkinan ibadah Ramadhannya maqbul, diterima oleh Allah Ta'ala.