Gus Miftah: Wajah Islammu Tergantung Pada Pintunya

- 13 Maret 2022, 19:08 WIB
Gus Miftah/tangkap layar/YouTube Juve Multimedia Record
Gus Miftah/tangkap layar/YouTube Juve Multimedia Record /

PORTAL SULUT - Inilah penjelasan Gus Miftah mengenai wajah islam tergantung pada pintunya. 

Dalam ceramah Gus Miftah tersebut, Gus menjelaskan panjang lebar mengenai Islam itu akan menjadi baik ketika kita belajar pada orang yang baik juga. 

Berikut penjelasannya lengkap Gus Miftah. 

Baca Juga: Sebelum Menyambut Bulan Ramadhan, Ternyata Ada Cerita Dan Makna Besar Dibulan Sya’ban, Ini Kata UAH

Dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Wejangan Urip, pada Minggu 13 Maret, Tahun 2022 berikut penjelasannya. 

Di awal sesi ceramah tersebut Gus Miftah menjelaskan tentang awal mulanya mas dani masuk islam. 

Dalam ceramah tersebut Gus Miftah tidak menjelaskan secara spesifik mengenai siapa sosok Dani tersebut. 

Namun dalam ceramah tersebut Gus Miftah lebih menjelaskan tentang pertanyaan yang dilontarkan oleh Mas Dani tersebut. 

Berikut penjelasannya. 

"Jadi waktu itu mas Dani tanya kepada saya, bagaimana kalau saya harus masuk Islam?" Ucap Gus Miftah. 

"Mas wajah islamu itu besok Seperti apa, tergantung pintu masuknya," Jawab Gus Miftah.

"Kalau kamu masuk Islam pintunya keras, Islammu akan penuh dengan kekerasan, kalau kamu masuk Islam pintunya galak, Islammu juga pasti galak, kalau kamu masuk Islam pintunya marah, Islammu maka akan penuh dengan kemarahan, kalau kamu masuk Islam pintunya ramah, maka Islammu akan menjadi Islam yang ramah dan menyenangkan, Ucap Gus Miftah. 

Maka waktu itu dia menjawab "kalau saya harus masuk Islam melalui pintu yang ramah,maka itu adalah kamu bukan yang lain," Jawab Gus Miftah.

"Keberagamaannya itu seperti apa, itu tergantung gurunya," Pungkas Gus Miftah.

"Makang kalau kita belajar kepada guru-guru yang galak, maka mohon maaf Islamnya pasti juga galak, " Jelas Gus Miftah.

"Kalau kita belajar kepada orang yang suka marah, maka Islamnya juga marah. Sehingga kemudian hal ini sekarang benar-benar terjadi" Lanjutnya. 

Gus Miftah juga mengatakan "sifat keberagamaan seseorang itu tergantung siapa yang membawanya. Padahal jelas ajaran Rasulullah. yang namanya dakwah itu nggak usah neko-neko." 

"cukup dengan menggunakan apa yang disampaikan oleh Siti Aisyah ketika ditanya wahai Siti Aisyah, bagaimana sih akhlak Rasulullah, jawaban Siti Aisyah Kana khuluquhu Qur'an Wasyimatuhul ghufron Wayan Shohulil insan Wayahsakhufil ikhsan," Sambung Gus Miftah.

"kalaupun kemudian kita dakwah ya materinya 4 ini saja yang membahas mengenai Akhlak Kanjeng Nabi," Jelas Gus Miftah. 

'Kanjeng Nabi itu apa? Kana khuluquhu Qur'an," Ucap Gus Miftah. 

"Kanjeng Nabi itu akhlaknya Qur'an. Makanya kiyai-kiyai sekarang itu, mohon maaf kalau anda meniru kyai itu salah, Kiyai itu tugasnya tidak untuk dicontoh. Tapi tugasnya Kiyai itu mengajak umat supaya mencontoh kanjeng Nabi," Jelas Gus Miftah. 

"Makanya kalau kemudian kita menyampaikan Kana khuluquhu Qur'an, ya coba kita lihat dakwahnya Rasulullah itu," Kata Gus Miftah. 

"Rasulullah itu dakwahnya apa, latih lemah lembut, baik kepada orang baik, dan baik kepada orang yang tidak baik itu kanjeng Nabi," Sambung Gus Miftah. 

"Kalau sekarang pola keberagamaan kita itu tergantung yang membawakan itu siapa," Ucap Gus Miftah. 

"Kalau orang yang membawakannya itu keras, maka jadinya keras," Ucap Gus Miftah. 

"Maka kemudian anda lihat kenapa hari ini banyak orang terpapar paham Radikal atau radikalisme, itu justru muaranya dari agama," Tuturnya. 

Baca Juga: Gus Miftah: Ngaji Bersama Gus Baha, Semua Orang Berpotensi Masuk Surga

"Hal ini terjadi karena pemahaman yang salah terhadap agama," Sambungnya. 

"Orang dengan begitu gampangnya menafsirkan Al-quran sesuai dengan kemauan dan kemampuan akalnya sendiri. Padahal di ancam oleh kanjeng Nabi. Manfasyarol qur'anfiro'yi falyatabawwa maq'adahu minannar. Barang siapa menafsirkan Al-Quran dengan menggunakan kemampuan akalnya sendiri, maka siap-siaplah mengambil tempat duduk dari api neraka," Tutur Gus Miftah. 

Di Akhir ceramah tersebut Gus Miftah mengatakan bahwa kita kalau mau belajar, maka belajarlah pada orang yang benar-benar memahami hal itu jangan pada orang yang tidak tahu, tidak paham akan hal itu, ini yang nantinya akan membuat orang salah dalam bertindak.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah