Salah Kaprah? Bulan Puasa Bukan Bulan Banyak Makan, Kata dr Zaidul Akbar

6 Maret 2024, 11:47 WIB
Salah Kaprah? Bulan Puasa Bukan Bulan Banyak Makan, Kata dr Zaidul Akbar /tangkapan layar YouTube dr. Zaidul Akbar Official/

PORTAL SULUT - Artikel kali ini akan membahas tentang hikmah puasa terkait dengan makan yang sering terjadi di sebagian masyarakat kita.

Sebentar lagi bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia.

Masyrakat menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan.

Baca Juga: Jangan Gunakan Air Seperti Ini, Gus Baha: Mandi Junub Menjadi Tidak Sah!

Namun terkadang cara menyambut bulan Ramadhan, sebagian masyarakat, berlebihan.

Banyak diantara masyarakat indonesia berlaku konsumtif, sehingga bisa mengganggu hikmah dari bulan puasa itu sendiri.

Seperti yang diterangkan dr Zaidul Akbar yang diunggah Youtube dari dr Zaidul Akbar Official bahwa bulan Ramadhan bulan untuk menahan makan. Namun kenyataannya bulan Ramadhan merupakan bulan inflasi paling tinggi dari 11 bulan yang lainnya.

"Inflasi ini kan konsumerisme,” kata ustadz.

Lanjut dr Zaidul Akbar, keunikan yang kedua yang terjadi pada bulan suci Ramadhan, rumah sakit justru sepi saat bulan suci Ramadhan, karena masyarakat menahan makan dan banyak melakukan beribadah.

“Dua tersebut merupakan isyarat, bahwa agar kita kembali pada Allah,” terangnya.

Ustadz dr Zaidul Akbar menjelaskan bahwa manusia diberikan waktu 11 bulan untuk makan dan 1 bulannya distop oleh Allah untuk berhenti makan. "Perintah berhenti makan ini fungsinya persiapan bertemu Allah,” jelasnya.

Baca Juga: Kejutan dari Dewa Kekayaan di Awal Maret, 3 Shio Ini jadi Pemegang Rezeki Terbanyak, Dompetnya Tebal Banget!

Kenapa persiapan ketemu Allah?

Menurut dr Zaidul Akbar, kata Rasulullah dalam hadistnya bahwa kenikmatan orang berpuasa ada dua, yaitu kenikmatan saat berbuka puasa dan saat ketemu Allah.

Ustadz mengatakan kebahagiaan orang sedang berpuasa itu bukan banyak makannya, bukan dengan siapa berbuka, justru malah kebahagiaan ketika mereka merasakan kenikmatan dari ketaatan mereka, menjalankan perintah Allah.

“Inilah yang saya katakan bahwa bulan Ramadhan bukan bulan banyak makan, akan tetapi bulan yang banyak memberikan makanan ruh, makanan iman dan makanan qalbu. Dan ini sangat kurang di zaman sekarang,” jelas dr Zaidul Akbar.

“Disaat bulan Ramadhan, hendaknya jangan banyak makan. Yang ditambah makan itu adalah makanan ruhnya, berupa membaca Al Quran, sedekah, peningkatan shalat. Ini yang diperbanyak,” imbuhnya.

Kata Ustadz Zaidul Akbar, Allah mempermudah kita dalam berbuka puasa, yaitu dianjurkan makan kurma. “Coba bayangkan kalau kita dianjurkan makan 4 sehat 5 sempurna, itu pasti ribetnya minta ampun," kata dr Zaidul Akbar.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Menjawab: Mengapa Harus Berpuasa? Apa Yang Penting Dibalik Berpuasa

Namun, jika tidak ada kurma, Nabi SAW menyuruh manusia untuk meminum air. "Itulah yang di makan Nabi Muhammad SAW saat berpuasa,” terangnya.

Jadi, ketika bulan puasa jika tidak ada kurma, maka Nabi akan meminum air sebagai penggantinya.

Penelitian pun juga telah membuktikan bahwa dengan meminum air yang banyak, itu akan membuat manusia menjadi sehat.***

Editor: Jaka Prasojo

Tags

Terkini

Terpopuler