PORTAL SULUT – Kapan Rebo Wekasan di tahun 2023 ini?
Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan menjadi salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura.
Rebo Wekasan dipercaya sebagai sumber datangnya penyakit dan marabahaya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Setan Penghuni Rumah Menurut Ustadz Adi Hidayat, Hati-hati Nomor 2
Tahun 2023 ini, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 13 September 2023 atau 28 Safar 1445 Hijriah.
Memasuki bulan Safar, Gus Baha anjurkan beberapa amalan terutama buat Rebo Wekasan.
Gus Baha menerangkan 3 amalan yang bisa buang sial pada bulan Safar terutama ketika Rebo Wekasan.
Dengan 3 amalan ini maka Allah akan terima semua amal serta terhindar dari sial bila diamalkan pada Rebo Wekasan terang Gus Baha.
Lantas apakah 3 amalan yang dimaksud? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir setiap kali bulan Safar tiba menurut kalender Hijriah.
Rebo Wekasan atau bisa juga disebut Rabu Wekasan yang diyakini sebagia hari di mana bala atau penyakit diturunkan.
Karena itu dalam ajaran Islam, banyak amalan yang disarankan untuk dikerjakan tepat pada hari yang dimaksud.
Banyak ulama berpendapat kalau amalan di hari Rebo Wekasan akhir bulan ini punya dampak besar.
Gus Baha pun mengatakan kalau amalan yang dijamin diterima oleh Allah itu bisa kita kerjakan saat Rebo Wekasan adalah 3 hal.
Baca Juga: Kata Ustadz Adi Hidayat Lakukan Kebiasaan Ini Bisa Bikin Doa Tembus ke Pintu Langit Tanpa Ada Sekat
Tiga amalan Rebo Wekasan ini dijamin diterima adalah sedekah, mengajar, serta berdakwah.
Kita tahu kalau sedekah adalah salah satu amalan paling penting yang punya derajat tinggi dalam ajaran Islam.
“Syaratnya sedekah pasti diterima oleh Allah itu ada satu, kalau kamu bisa melakukan,” terang Gus Baha.
Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari Youtube Santri Kalong.
“Kamu tidak merasa memberi orang, seperti butuhnya orang itu kepadamu, jadi sama,” imbuh Gus Baha.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha berkata bahwa sedekah bukan satu-satunya amalan.
Murid kesayangan Mbah Moen tersebut juga menyinggung soal mengajar serta berdakwah.
“Begitu juga mengajar dan juga dakwah,” terang Gus Baha menerangkan 3 amalan Rebo Wekasan.
Karena kata Gus Baha orang yang memberi dan diberi sama-sama butuh, tapi kebutuhan mereka berdua berbeda.
Orang yang menerima lebih membutuhkan uang, karena mungkin sedang tidak punya uang atau miskin.
Sementara itu orang yang memberi, mesti menggenggam erat suatu prinsip, bahwa dia butuh pahala sedekah dan butuh orang yang menerima sedekah.
“Mestinya setiap kamu sedekah, ya merasa kamu butuh orang yang disedekahi,” papar Gus Baha.
Baca Juga: Gak Nyangka Padahal Begitu Populer, Hadits Ini Ternyata Masuk Hadits Palsu Ungkap Ustadz Adi Hidayat
“Jangan kamu punya perasaan kamu memberi, kalau kamu merasa begitu bisa otoriter rawan sok berjasa, padahal kamu butuh,” lanjutnya.
Lebih jauh lagi Gus Baha menerangkan konsep sedekah bagaikan sistem tabungan di perbankan.
Analoginya, orang yang memberi sedekah berharap diambil saat di akhirat kelak, sama seperti menyimpan uang di bank, juga bisa diambil suatu hari nanti.
“Berarti kamus edekah ke Rukhin (nama santri) Rp 1 juta, anggap saja nanti kamu ambil di akhirat,” ujarnya.
“Berarti faktor amalmu kepada orang lain itu sebenarnya tidak ada, karena kamu yakin akan kamu ambil di akhirat,” sambung kyai Rembang tersebut.
Pola pikir seperti ini juga bisa digunakan dalam hal mengajar serta berdakwah dalam amalan Rebo Wekasan.
“Misal saya mengajar, ya sudah niatku hanya untuk mendapat surga, selesai kan,” papar Gus Baha.
“Tapi kalau saya merasa berjasa, ingin dihormati, tersinggung, dan lain-lain. Saya tidak sejenis itu, naudzubillah, kampungan!” pungkas Gus Baha.
Demikianlah penjelasan lengkep Gus Baha mengenai 3 amalan tolak bala pada Rebo Wekasan tepat bulan Safar.***