Kisah Jenazah Ahli Maksiat yang Disalatkan Wali Allah, Alasannya Sangat Menyentuh

28 Mei 2023, 07:10 WIB
Ilustrasi sholat jenazah /rawpixel- Freepik/ /

 

PORTAL SULUT - Imam Ghazali dalam karyanya yang terkenal kitab Ihya Ulumuddin mengisahkan seorang ahli maksiat yang disalatkan seorang wali Allah.

Entah apa yang kelebihan ahli maksiat ini hingga ia disalatkan wali Allah.

Karena ahli maksiat ini dikenal masyarakat sebagai sampah masyarakat yang kesehariannya hanya mabuk-mabukan dan beraktivitas di tempat pelacuran.

Berikut ini kisah selengkapnya tentang jenazah ahli maksiat yang disalatkan oleh wali Allah.

Suatu hari yang panas seseorang laki-laki ahli maksiat yang tenggelam dalam dosa itu meninggal dunia.

Baca Juga: Bentengi Diri dari Fitnah dan Kesusahan Hidup! Kuncinya Amalkan 2 Surat Ini Lepas Sholat Subuh Kata Mbah Moen

Tidak ada anggota masyarakat yang simpati pada jenazah laki-laki tersebut termasuk juga kepada keluarganya.

Istri almarhum sendiri tidak menemukan anggota masyarakat yang berkenan membantunya untuk memikul jenazah suaminya yang pemabuk itu.

Karena memang tetangganya juga tidak mengenalnya.

Saking ahli maksiat suaminya, istri almarhum terpaksa membayar dua orang untuk memikul keranda yang berisi jenazah suaminya itu ke mushola.

Ia juga tidak menemukan jamaah mushola yang berkenan mensalatkan jenazah suaminya.

Istri almarhum kemudian memutuskan untuk melanjutkan prosesi pengurusan jenazah.

Ia lalu membawa jenazah suaminya ke padang pasir terbuka untuk dimakamkan.

Tak disangka, ia mendapati seseorang yang seakan telah menunggu lama jenazah suaminya untuk menshalatkan jenazahnya.

Orang itu tidak lain adalah orang zuhud yang uzlah atau menyepi di sebuah bukit di tepi kota yang terkenal kewaliannya di kalangan penduduk.

Tak berapa lama, kemudian tersiar kabar di tengah masyarakat Basra bahwa orang yang dikenal wali Allah itu rela dan berkenan menuruni Bukit hanya untuk menshalatkan jenazah si fulan yang dikenal sebagai seorang pemabuk itu.

Masyarakat Basra pun sambil terheran-heran lalu berduyun-duyun merapati ke lokasi pemakaman.

Mereka berbaris di belakang ulama kharismatik yang dikenal sebagai wali Allah untuk menshalatkan jenazah tersebut.

Masyarakat yang terheran-heran lalu bertanya kepada ulama kharismatik tersebut.

Baca Juga: Pertanda Baik Jika Hewan ini Bersuara! Gus Baha: Insya Allah Doa Terkabul, Karena Malaikat Ada di Sekitar Kita

Wali Allah tersebut menjawab:

"Dalam mimpi aku mendengar suara langit turunlah temui jenazah s fulan. Kamu akan melihat jenazah yang tidak diiringi siapapun, kecuali istrinya. Salatkanlah jenazahnya karena sungguh ia telah diampuni,".

Mendengar jawaban ulama kharismatik yang rela turun bukit itu, masyarakat Basra makin takjub dan heran.

Sedangkan ulama kharismatik ini juga belum mengerti persis alasan pengampunan Allah terhadap jenazah laki-laki pemabuk ahli maksiat tersebut.

Wali Allah itu lalu memanggil istri almarhum untuk menggali keterangan perihal apa yang diamalkan oleh almarhum suaminya.

Istri almarhum memulai ceritanya bahwa suaminya semasa hidup sebagaimana dikenal masyarakat Basra menghabiskan waktu sepanjang hari di tempat hiburan dan mabuk minuman seharian.

"Coba kamu perhatikan kebaikan kecil apa yang pernah dilakukan almarhum suamimu"? tanya ulama kharismatik tersebut.

Sementara masyarakat memperhatikan dengan khidmat jawaban istri almarhum.

"Baik ada tiga hal yang kuingat," jawab istri almarhum.

Pertama, setiap kali sadar dari mabuknya waktu subuh, almarhum suaminya segera mengganti pakaian berwudhu lalu bergegas menuju masjid untuk sholat subuh berjamaah.

Baca Juga: Selepas Sholat, Amalkan Satu Wirid ini, Malaikat Capek Mencatat Pahalamu! Kata Gus Baha

Selesai salat subuh berjamaah, almarhum kembali ke tempat hiburan langganannya dan tenggelam dalam dosa.

Kedua, rumah almarhum tidak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim yang disantuni.

Bahkan, tidak jarang kebaikan almarhum terhadap anak-anak yatim tersebut melebihi kebaikannya terhadap anaknya sendiri.

Ketiga, tidak jarang almarhum suaminya sadar di tengah mabuknya pada gelap malam lalu menangis dengan penyesalan dan bermunajat:

"Wahai Tuhan pemilik sudut-sudut neraka Jahanam. Apakah engkau akan memenuhi sudut-sudut Jahanam itu dengan raga yang hina ini (maksudnya dirinya)"?

Mendengar keterangan istri almarhum, ulama kharismatik itu berpaling dan menundukkan kepalanya, sebelum kembali ke atas bukit di tepi kota Basra.

Keterangan istri almarhum menghilangkan keheranan yang sebelumnya hinggap pada dirinya dan juga masyarakat kota Basra.

Demikian cerita yang diangkat oleh Imam Al Ghazali dalam karyanya Ihya Ulumuddin dan dikisahkan kembali di kanal Youtube Keramat Wali.

Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita agar tidak memandang hitam putih seseorang di masyarakat dan tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun dalam agama Islam.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler