Pagi, Siang, atau Malam? Kapan Waktu yang Benar Ziarah Kubur? Ustadz Abdul Somad Menjawab

21 Maret 2023, 14:37 WIB
Ilustrasi Pagi, Siang, atau Malam? Kapan Waktu yang Benar Ziarah Kubur? Ustadz Abdul Somad Menjawab /PR /Armin Abdul Jabbar

PORTAL SULUT - Ziarah kubur sebelum bulan suci Ramadhan sudah menjadi budaya dan tradisi sebagian umat muslim di Indonesia.

Banyak juga yang datang ke makam para wali yang dibanjiri oleh para peziarah dari seluruh Nusantara.

Biasanya ziarah kubur dilakukan dengan mendoakan mereka yang sudah meninggal dan membaca tahlil, sholawat Nabi, dan surah-surah Al-Quran.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Tentang Budaya Ziarah Kubur Sebelum Bulan Suci Ramadhan

Namun, mengapa masyarakat sering melakukan ziarah kubur sebelum Ramadhan tiba?

Apa hikmah yang bisa diambil dari kegiatan ini?

Ustadz Abdul Somad, seorang da’i kondang di Indonesia, memberikan penjelasan tentang ziarah kubur pra Ramadhan.

Dalam sebuah video di kanal YouTube-nya, UAS menjelaskan bahwa awalnya Nabi Muhammad saw. melarang umatnya untuk melakukan ziarah kubur.

Pasalnya, ziarah kubur pada zaman awal Islam sering kali dilakukan dengan tujuan saling menyombongkan diri.

Namun, seiring berjalannya waktu, ziarah kubur menjadi sebuah aktivitas yang mampu melembutkan hati.

Ketika hati sudah lembut, seseorang akan meneteskan air mata saat mengingatkan diri sendiri tentang kematian.

UAS menjelaskan bahwa hadis yang melarang ziarah kubur pada awalnya artinya sudah terhapus.

Karena ziarah kubur dapat menjadi sebuah cara untuk mengingatkan manusia tentang kematian dan kehidupan di akhirat.

Nabi Muhammad saw. sendiri menyilakan umat muslim untuk melakukan ziarah kubur, terutama ziarah kepada makam ayah atau ibunya.

Sebelum wafat, beliau juga menziarahi kuburan sahabatnya di Uhud.

Ziarah tersebut merupakan simbol ucapan selamat tinggal kepada mereka yang gugur di medan Uhud.

Baca Juga: Gak Sengaja Menelan Sisa Odol Ketika Ramadhan, Masih Sah Puasa? Buya Yahya Jabarkan Aspek Hukumnya

UAS menambahkan bahwa tidak ada perselisihan di antara ulama mengenai masalah ziarah kubur.

Meskipun ada perbedaan pendapat di antara mereka, tetapi secara umum, setiap orang dianjurkan untuk melakukan ziarah kubur.

Hadis tentang ziarah kubur tergolong hadis qauli dan fi’li, karena keduanya merupakan dalil mengenai disunahkannya orang-orang berziarah ke makam mereka yang beriman.

Namun, mengenai waktu yang tepat untuk melakukan ziarah kubur, UAS menjelaskan bahwa Rasulullah saw. tidak menetapkan waktu khusus dalam ziarah kubur.

Meskipun begitu, sebagian masyarakat muslim kerap melakukan ziarah kubur setiap kali hendak masuk Ramadhan atau pagi pada Idul Fitri.

Menurut Syekh Athiyah Saqr, seorang ulama Al Azhar, hukum berziarah ke kubur adalah hukum umum.

Sehingga waktu untuk melakukan ziarah kubur tidak harus terkait dengan momen-momen tertentu seperti sebelum Ramadhan atau Idul Fitri.

Kapan pun seseorang merasa perlu untuk berziarah, baik itu pada pagi, siang, petang, atau malam.

Selama ziarah dilakukan dengan maksud untuk mengingatkan diri akan kematian dan menghormati jasa-jasa orang yang telah meninggal dunia.

Maka ziarah tersebut tetap diperbolehkan dalam pandangan agama.

Namun, ada baiknya bagi umat Muslim untuk menjadikan momen-momen tertentu, seperti sebelum Ramadhan atau Idul Fitri, sebagai kesempatan untuk lebih sering melakukan ziarah kubur.

Pasalnya, momen-momen tersebut seringkali dijadikan sebagai waktu introspeksi dan refleksi diri bagi umat Muslim.

Yakni dalam memperbaiki kehidupan spiritual dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.

Dalam konteks ini, ziarah kubur dapat menjadi salah satu cara untuk memperkuat rasa takwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selain itu, melalui ziarah kubur, umat Muslim juga dapat mengenang jasa-jasa orang-orang terdahulu yang telah berjuang memperjuangkan agama dan bangsa.

Serta mengambil hikmah dan pelajaran dari perjuangan mereka.

Seperti yang dikatakan oleh Ustadz Abdul Somad, ziarah kubur dapat melembutkan hati dan membuat seseorang meneteskan air mata.

Hal ini tentunya dapat membuka mata hati dan membuat seseorang lebih peka terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual.

Namun demikian, dalam melaksanakan ziarah kubur, umat Muslim juga perlu memperhatikan beberapa hal.

Pertama, ziarah kubur sebaiknya dilakukan dengan niat yang benar dan ikhlas.

Baca Juga: Pahala Ramadhan Gugur 300 Persen! Ustadz Adi Hidayat: Cuma Dapat Lapar dan Haus, Ini Sebabnya

Yaitu semata-mata untuk menghormati jasa-jasa orang yang telah meninggal dunia dan mengingatkan diri akan kematian.

Kedua, ziarah kubur harus dilakukan dengan cara yang sopan dan menghormati tempat peristirahatan terakhir orang yang telah meninggal dunia.

Ketiga, ziarah kubur tidak boleh menjadi ajang untuk melakukan praktik-praktik syirik atau bid'ah yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam pandangan agama Islam, melakukan ziarah kubur merupakan suatu kebaikan yang dianjurkan.

Selama dilakukan dengan niat yang benar, cara yang sopan, dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam momen-momen tertentu seperti sebelum Ramadhan atau Idul Fitri, umat Muslim dapat memanfaatkan kesempatan ini.

Untuk lebih sering melakukan ziarah kubur sebagai bagian dari upaya memperkuat rasa takwa dan memperbaiki kehidupan spiritual.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya ziarah kubur dalam kehidupan umat Muslim.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler