Ustadz Abdul Somad Tentang Budaya Ziarah Kubur Sebelum Bulan Suci Ramadhan

21 Maret 2023, 14:25 WIB
ziarah kubur /

PORTAL SULUT – Ustadz Abdul Somad punya penjelasan tersendiri soal ziarah kubur pra Ramadhan.

Umumnya masyarakat sering ziarah kubur sebelum Ramadhan tiba, UAS pun bicara.

Melakukan ziarah kubur sebelum bulan suci Ramadhan sudah menjadi budaya dan tradisi sebagian umat muslim tanah air.

Banyak pula yang datang ke makam para wali yang dibanjiri para peziarah dari seantero Nusantara.

Baca Juga: Gak Sengaja Menelan Sisa Odol Ketika Ramadhan, Masih Sah Puasa? Buya Yahya Jabarkan Aspek Hukumnya

Aktivitas semacam ini sudah mendarah daging dalam kebudayaan dan tradisi masyarakat kita.

Biasanya ziarah kubur dilakukan dengan mendoakan mereka yang sudah wafat.

Wabil khusus terhadap ahli kubur yang didatangi, diikuti membaca tahlil, sholawat Nabi, sampai membaca surah-surah Al-Quran.

Mengenai ziarah kubur ini, Ustadz Abdul Somad memaparkan bahwa awalnya Nabi saw. melarang umatnya ziarah.

Pasalnya ziarah kubur pada zaman awal Islam baru bangkit diniatkan untuk saling menyombongkan diri.

“Tapi kemudian ziarah kubur melembutkan hati. Kalau hati sudah lembut, meneteskan air mata,” terang UAS.

Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari Youtube Ustadz Abdul Somad Official diakses 21 Maret 2023.

“Mengingatkan kita kepada mati, maka hadis yang melarang ziarah kubur itu … artinya terhapus,” imbuhnya.

Rasulullah Muhammad saw. menyilakan umat muslim untuk berziarah, terutama ziarah kepada makam ayah atau ibunya.

Baca Juga: Pahala Ramadhan Gugur 300 Persen! Ustadz Adi Hidayat: Cuma Dapat Lapar dan Haus, Ini Sebabnya

Beberapa saat sebelum wafat, Nabi saw. juga menziarahi kuburan sahabatnya di Uhud.

Ziarah tersebut merupakan simbol ucapan selamat tinggal kepada mereka yang gugur di medan Uhud.

“Jadi tentang masalah ziarah kubur, tidak ada ikhtilaf di antara ulama. Kita boleh berselisih pendapat, kalau ada ikhtilaf,” ujar UAS.

“Boleh kata Maliki, gak boleh kata Hambali. Bolah kata Syafii, tak boleh kata Hanafi,” lanjut Ustadz Abdul Somad.

Menurutnya, hadis tentang ziarah kubur tergolong hadis qauli dan fi’li.

Sebab keduanya merupakan dalil mengenai disunahkannya orang-orang berziarah ke makam mereka yang beriman.

Lebih lanjut lagi UAS menjelaskan bahwa Rasulullah saw. tidak mengatakan waktu khusus dalam ziarah kubur.

Meskipun begitu sebagian masyarakat muslim kerap berziarah setiap kali hendak masuk Ramadhan atau pagi pada Idul Fitri.

Mengenai waktu-waktu tersebut, ulama Al Azhar Syekh Athiyah Saqr memaparkan penjelasan.

Penjelasan tersebut termaktub dalam kitab Fatawa Al Azhar, kalau hukum berziarah ke kubur adalah hukum umum.

“Jadi orang berziarah terserah dia. Mau pagi, petang, siang, malam, menjelang Ramadhan, di bulan Ramadhan … silakan,” terang UAS.

Doa ziarah kubur

Baca urutan ini secara saksama:

Pertama, mengucapkan salam,

Assalamualaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun.

Yang bermakna: Assalamualakum, hai tempat bersemayam kaum mukim.

Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami Insha Allah akan menyusul kalian.

Kedua, membaca istighfar.

Astaghfirullah Hal adzim alladzi la illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi.

Yang berarti: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.

Baca Juga: Allah Laknat Sampai Ramadhan 2024 Tahun Depan, Gus Baha: Gegara 2 Dosa Ini

Ketiga, membaca surah Al-Fatihah sebanyak tiga kali.

Keempat, surah Al-Ikhlas tiga kali.

Kelima, surah al-Falaq tiga kali.

Keenam, surah An-Nas tiga kali.

Ketujuh, ayat kursi.

Kedelapan, membaca surah Yasin.

Kesembilan, tahlil, dzikir, dan sholawat.

Terakhir, membaca doa ziarah kubur:

Allahummaghfirlahu war hamhu wa’aafihii wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi’madholahu, waghsiihu bii maa’I watssalji albaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi.

Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilul jannata wa aidzu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.

Yang bermakna:

Ya Allah berilah ampun dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya.

Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya.

Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun.

Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotorang.

Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya.

Masukkanlah ia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka.

Lapangkan Lah bagi dia dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim).***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler