Amalan Anti Miskin 2023 dari Gus Baha, Murid Kesayangan Mbah Moen Ini Anjurkan 2 Hal Setiap Hari

27 Januari 2023, 18:58 WIB
Amalan Anti Miskin 2023 dari Gus Baha /Berita Bantul/

PORTAL SULUT – Murid kesayangan Mbah Moen mewariskan amalan penangkal kefakiran dan hidup miskin.

Sepanjang 2023 rezeki kita akan dijamin selama mengerjakan 2 jenis amalan setiap hari.

Gus Baha sebagai murid kesayangan Mbah Moen lantas membeberkan amalan yang dimaksud dalam sebuah ceramah.

Baca Juga: Buya Yahya Tegur Nenek yang Guyur Lumpur di Live TikTok, Jangan Mental Pengemis

Akan tetapi apakah amalan anti miskin tersebut? Simak keterangan lengkap Gus Baha hanya di artikel berikut.

Allah telah memberikan kewenangan kepada malaikat Mikail untuk menebar rezeki ke muka bumi.

Ada ikhtiar yang bisa kita usahakan untuk menjemput rezeki dari Allah tersebut.

Entah lewat kerja keras atau lewat amalan-amalan tertentu yang bisa mendekatkan dengan rezeki.

Sekiranya tidak jadi kaya raya, tapi ancaman resesi global 2023 bisa ditangkal oleh amalan ini.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang karib disapa Gus Baha berkat aini adalah amalan warisan para wali.

“wali-wali mahsyur dulu kalau ngomong, wali-wali membuat pepatah,” ujar Gus Baha.

Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari TikTok @santri_online diakses 27 Januari 2023.

Ijazah para wali tersebut berupa amalan ringan dan singkat yang dikerjakan setiap hari.

Terdapat 2 jenis ijazah yang para wali wariskan kepada kita untuk lebih dekat dengan rezeki.

Berikut adalah 2 amalan ringan sederhana yang menjauhkan hidup miskin serta kefakiran sepanjang 2023:

MAKAN

Makanlah apa saja yang kita untuk makan. Ini penting untuk melatih syukur.

Sekecil apapun, sesederhana apapun makanan itu, bersyukurlah karena tidak kelaparan.

“Kalau makan, harus yang kamu sukai,” ujar murid kesayangan KH Maimoen Zubair tersebut.

Baca Juga: Persoalan Tuntas dan Dijamin Masuk Surga! Syekh Ali Jaber: Karjakan Amalan Terbaik dari Amalan Lainnya

GUNAKAN PAKAIAN YANG ORANG LAIN SENANG MELIHATNYA

Amalan ringan sederhana kedua adalah menggunakan pakaian yang membuat orang lain senang melihat.

“Kalau mengenakan pakaian yang orang lain senang melihatnya,” papar Gus Baha.

Bukan Sekadar pakaian yang kita ingin pakai, tapi pakaian yang masyarakat luas ingin kita pakai.

“Tidak boleh subjektif, padahal orang lain senang melihatnya, tidak boleh,” papar Gus Baha.

Contoh dari gaya yang kita senang tapi tidak disenangi masyarakat adalah rambut gondrong kriwil, contoh Gus Baha.

Pesan kedua ini merupakan ekspresi dan cara kita bersikap sebagai makhluk sosial.

“Jadi kalau makan, makanlah yang kamu sukai,” papar Gus Baha.

Dalam tausiyah tersebut Gus Baha lantas mengenang wejangan Mbah Moen kepadanya.

“Mbah Moen cerita ke saya, ‘Bapak itu kalau pagi nyuruh anak ndalem beli ikan tongkol, kadang ikan bandeng’.”

“Sebab khawatir kalau yang dimakan itu bukan yang disukai,” kenang Gus Baha.

Memilih makanan yang kita hendak santap pun bisa menjadi hal penting.

“Jadi wali-wali dulu di antara ijazahnya yaitu, kalau makan mesti makanan yang kamu sukai,” papar kyai Rembang tersebut.

“Memang ijazahnya begitu,” pungkas Gus Baha, mengakhir ceramahnya.

Wallahualam.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler