Ungkap Fakta Kalau Ghibah Diperlukan dalam Agama! Gus Baha Beri Penjelasan Begini

30 Juli 2022, 11:10 WIB
Gus Baha /Instagram.com/@gusbahaonline/

PORTAL SULUT – Ungkap ternyata ghibah diperlukan dalam agama! Gus Baha beri penjelasan

Gus Baha mengungkapkan bahwa sifat suka menggunjing atau ghibah ternyata haram namun masih tetap dibutuhkan.

Dalam sebuah ceramahnya, Gus Baha mengatakan bahwa ghibah atau menggunjing orang lain adalah perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Ginjal Rusak Bisa Dilihat Dari 9 Tanda Awal Pada Kulit, Menurut dr. Ema Surya Pertiwi

Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim merupakan ulama ahli tafsir Al Qur’an asal Rembang, Jawa Tengah.

Gus Baha terkenal dengan ceramah atau kajiannya tentang tafsir Al Qur’an  yang sering dibawakan dengan gaya yang sederhana dan bahasa yang mudah dimengerti oleh kalangan banyak.

Sebagaimana dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Santri Official, Sabtu, 30 Juli 2022, inilah penjelasan Gus Baha tentang ghibah.

Baca Juga: Ingin Hajat Besar Terabul? Amalkan 2 Surah Ini Ketika Sholat Kata Syeikh Zainul Asri

Gus Baha mengatakan bahwa ghibah masih sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi ada alasannya.

“Sifat suka ghibah itu hukumnya haram, tapi Allah SWT sampai hari kiamat akan selalu menciptakan orang ghibah itu banyak,” ungkap Gus Baha.

“Sebab jika tidak ada orang yang menggunjing (ghibah), maka orang maksiat itu enak, tidak ada pengadilan sosial. Tapi kalau ada yang menggunjing kan ini jadi kontrol,” jelas Gus Baha.

Dirinya menjelaskan bahwa fungsi ghibah adalah pengadilan sosial di masyarakat.

Sebab lewat ghibah masyarakat bisa melihat hal-hal yang bisa dilakukan dan bisa di terima atau tidak di masyarakat.

“Misalnya ada orang hamil di luar nikah ‘wah ini produk gagal’ kenapa buru-buru menikah ni sudah kena. Akhirnya satu keluarga malu, sehingga mereka yang belum kena berkomitmen agar tidak kena, agar tidak malu di depan masyarakat Ini berkah sekali pengadilan semacam ini,” jelas Gus Baha.

Baca Juga: Mau Didoakan Malaikat Kata Gus Baha? Cukup Lakukan Hal Sederhana Berikut Ini

Lalu Gus Baha mengatakan kepada para kyai, imam masjid dan tokoh masyarakat lainnya untuk pura-pura tidak serius menanggapinya.

“Bagi kiai yang imam masjid terkenal khusu’, tokoh masyarakat apalagi bergelar tokoh rujukan maka harus berupaya menjaga lisan, pura-pura saja tidak perlu serius,” ucapnya.

“Kamu harus tetap membiarkan mulut-mulut jelek itu berkeliaran, karena itu pengontrol tapi karena kamu kiai, bersorban, kalau sholat Jumat pakai parfum kan ya tidak pantas bermulut jelek. Pura-pura khusyu’ dan tenang, tapi kamu harus mendukung gerakan mulut jelek itu. Ini trik dari kiai alim,” jelas Gus Baha.

Dalam ceramahnya tersebut, Gus Baha memberikan contoh tentang orang yang mati karena minuman oplosan.

“Ada orang mati karena oplosan kadang-kadang ibunya salehah, kakeknya saleh, aktivis majelis ta’lim tapi cucunya kurang ajar minum oplosan lalu mati, mati sungguhan,” ucapnya.

Baca Juga: Subuh Nanti, Kerjakan 4 Amalan Ringan Ini, Dijamin Rezeki Melimpah dan Hajat Terkabul Kata Syekh Ali Jaber

“Hasilnya malah ramai jadinya karena ya mati sebab oplosan. Saksinya juga banyak, komunitas grupnya juga ada, ada yang setengah mati ada yang benar-benar mati,” jelasnya.

Lalu Gus Baha melanjutkan tentang cara untuk mengatasi hal tersebut.

“Kemudian ada yang bertanya ke saya ‘gus kampung saya mengalami seperti itu dan saya kiai di situ sebaiknya saya mensholati apa tidak?’ Saya tanya ‘kamu termasuk kiai top atau tidak di situ.’ Dia jawab ‘paling top, kata orang-orang saya ini kiai induknya’ begini saja, suruh orang-orang biasa untuk mensholati, 5 atau 6 sebagai syarat kamu pura-pura tidak sholat karena kamu kiai top,” ucap Gus Baha.

Gus Baha lalu menjelaskan secara logis tentang masalah itu yakni dengan menekankan untuk tidak salah dan memilih menyampaikannya di depan para kyai.

“Logikanya begini dengarkan baik-baik, awas kalau salah neraka. Jenazah muslim, ini saya bicara di depan para kyai, ini penting untuk saya haturkan bukan karena saya sombong. Ciri khas kebenaran fikih adalah diomongkan di depan orang banyak kemudian dikontrol ahlu ilmi,” jelasnya.

“Kalau ahlul ilmi nanti benar, maka ini akan jadi hukum konsensus kalau tidak benar agar dibatalkan oleh para kiai, bahwa Gus Baha kemarin sesat menyesatkan. Makanya statmen orang alim harus di depan orang alim jug. Jangan hanya disampaikan di depan santrinya saja karena kalau salah tidak ada yang berani,” ucap Gus Baha.

Gus Bah mengatakan bahwa sekalipun meninggal dalam keadaan begitu, orang tersebut lantas harus tetap di sholati dan dimakamkan dengan baik.

Baca Juga: Inilah Rahasia Pasaran Kliwon Menurut kitab Primbon Jawa

“Begini logikanya, ini berulang kali saya sampaikan. Komunitas orang fasik atau pemabuk kalau tidak kita datangi. Kita di sini maksudnya orang saleh atau sedang saleh, pokoknya orang baik. mereka nanti dikhawatirkan punya kaifiah (tata cara) baru,” jelas Gus Baha.

“Jika temannya mabuk lalu mati kemudian dicarikan whiski, ‘kamu dulu hanya mampu beli spirtus sekarang kenangan, kamu saya beri whiski’ atau ketika mati hanya digelindingkan saja,” ungkapnya.

Gus Baha lalu melanjutkan bahwa dengan kedatangan orang-orang yang saleh akan menjaga tata cara yang tetap berlandaskan syariat Islma dalam proses pemakaman orang tersebut.

“Meski kamu kecewa terhadap (perilaku) si mayit tapi kita itu khawatir dan tradisi tandingan yaitu kalau kita tidak datang kemudian dikelola ala orang fasik, dimandikan dengan arak, digelindingkan lalu malamnya main kartu, repot,” kata Gus Baha.

“Menurut saya biarlah tahlilan dikatakan bid’ah atau dikomplain, anggap saja penolak main kartu. Biarlah kamu komplain itu tidak sesuai sunnah Rasulullah. Kamu jangan meyakini jika tahlil itu ada tuntunannya, tidak ada dalam hadist sahih. Biasa saja yang penting dilakukan,” jelas Gus Baha.

Subhanallah.***

Editor: Rensa Bambuena

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler