Inilah Adab Menjadi Imam Menurut Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI: Berjamaah Jangan Dalam Sholat Doang

13 Juli 2022, 23:45 WIB
Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI /

PORTAL SULUT – Menurut Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI. Inilah penjelasan kitab adab menjadi imam masjid atau pun sholat.

Bagi sahabat Rumi yang diamanahkan menjadi imam dalam sholat, harus memahami bahwa hubungan antara makmum dan imam itu tidak hanya hubungan gerakan, tapi hubungan sosial setelah sholat kata Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Jadi adab-adab berikutnya harus ditanam oleh seorang imam di dalam dirinya, yaitu Membangun hubungan yang baik, bersama semua jamaah yang sholat.

Baca Juga: Adab Mengapa Harus Membaca Aamin Menurut Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI: Banyak Fadilahnya

“Tidak boleh ada Imam di dalam didalam jadi imam si makmum ikut, tapi di dalam lingkungan masyarakat dia tidak menjadi contoh teladan bagi masyarakat. Dia malah percontohan akhlak yang buruk bagi masyarakat, meskipun didalam sholat dia berdiri di shaf pertama di Posisi imam,” kata Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI dilansir Youtube Cafe Rumi Jakarta tayang 16 Mei 2022.

Lanjut Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.  Imam tidak hanya Imam dalam sholat tapi imam juga dalam perilaku keseharian.

“Mengapa seorang imam itu sangat dianjurkan sangat ditekankan diluar sholat mereka membangun silaturahim dengan makmumnya, apalagi imam Ia adalah imam tetap yang tinggal di lingkungan setempat Maka kalau bisa berbaur dengan masyarakat,”ungkap Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Baca Juga: Adab Menghormati Adzan menurut Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI: Adab Ini Hal Wajib Dipahami Umat Islam

“Jangan sampai imam hanya bersembunyi di ruang kamar Masjid, Lalu dia pergi kalau dipakai motor dia tutup helmnya tidak tegur sapa dengan masyarakat,”ujar Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Ia perhatikan imam itu harus peka dengan masyarakat, jalin hubungan komunikasi dengan masyarakat, kalau di ketemu dengan masyarakat ucapkan salam Jangan menunggu.

Mentang-mentang dia imam lalu masyarakatlah mengucapkan salam,  imamlah yang ucapkan salam kepada makmumnya.

Baca Juga: Inilah Tanaman yang Meringankan Siksa Kubur, Kata Ustadz Abdul Somad: Tanaman Itu Bertasbih Kepada Allah SWT

“imam jangan sampai pelit senyum, mentang-mentang kita adalah tokoh agama, tapi ternyata kita bagaikan orang yang sangat tegang di masyarakat, sebagai orang terlalu serius akhirnya jamaah masyarakat menjadi serius,”ungkap Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Lanjut Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI. Jamaah menjadi tegang seakan-akan agama itu begitu mengerikan oleh sebab perilaku sang Imam, maka Imam harus menjadi contoh betapa laut latifnya agama ini, betapa lembutnya Islam ini.

“Imam apabila diundang oleh masyarakat datang ketempatnya, meskipun yang mengundang ini bukan jamaah tetap, atau yang mengundang ini bukan jamaah rutin masjid, atau yang barangkali kalau ke masjid cuma sekali sebulan cuma setiap hari raya saja,” tutur Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Baca Juga: Ijazah Doa Gus Baha Supaya Rezeki Lancar dan Tolak Miskin: Dibaca Sebelum Masuk Rumah Agar Barokah

Imam harus berhusnudzon tak boleh berburuk sangka, tidak boleh menghinakan orang mengundang tersebut. Apalagi karena dia bukan jamaah dan tak pernah ke masjid. Barangkali dengan imam datang undangan makmum ini, membuat hati jamaah tersentuh dan mau ke masjid kata Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Imam itu mau memberikan nasehat kepada jamaah, apabila ada jamaah di kompleknya masnyarakatnya bergemberi maka gembira dengan mereka.

“Apabila ada jamaah ditimpa kesedihan ucaplah belansungkawa, empatilah kepada kesedihan mereka. Jangan cuek, jangan pura-pura tidak tahu, jangan merasa sibuk sendiri dengan urusan agama,”kata Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.

Baca Juga: 6 Amalan Anak Untuk Orang Tua Yang Sudah Wafat Menurut Ustad Abdul Somad: Selamatkan Orang Tua Dari Azab Kubur

“Jangan mengira agama itu hanya diatas kertas di kitab Al-Quran, hadist, aplikasi agama sesungguhnya itu kehidupan bermasyarakat,”pungkas Buya Ashfi Bagindo Pakiah, LC, SSI.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Sumber: Cafe Rumi Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler