Buya Yahya Menyikapi Perbedaan Hari Arafah di Indonesia dan Arab Saudi

7 Juli 2022, 12:26 WIB
Buya Yahya /tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV.

PORTAL SULUT - Pendakwah Buya Yahya menyikapi tentang perbedaan hari Arafah dan di Indonesia dan Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia telah menggelar sidang isbat penetapan1 Dzulhijjah 1443 H.

Hari raya Idul Adha di Indonesia jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022, dan hari Arafah pada Sabtu 9 Juli 2022.

Baca Juga: Baca Doa Ini 1 Kali Setiap Masuk Rumah, Anti Miskin Rezeki Datang Sendiri kata Gus Baha

Sedangkan di Arab Saudi Idul Adha jatuh pada tanggal 9 Juli 2022, dan hari Arafah pada Jumat 8 Juli 2022.

Terdapat perbedaan hari Arafah dan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi.

Lantas, apakah puasa Arafah dan Idul Adha ikut Pemerintah Indonesia atau Arab Saudi?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya dilansir portalsulut.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah 21 Agustus 2018

Buya Yahya mengatakan ketentuan puasa hari Arafah dalam mazhab itu sudah jelas.

Jadi diperbolehkan mengikuti aturan pemerintah Indonesia atau ikut Arab Saudi.

"Jadi ikut Arafah yang di Mekah atau Indonesia sama-sama boleh," ujar Buya Yahya.

"Mazhab Maliki mengatakan jika tanggal 1 ada di sebuah tempat, maka yang lainnya boleh menyerahkan ke tanggal 1 itu," kata Buya Yahya.

"Misalnya di Indonesia sudah melihat hilal, maka seluruh dunia boleh mengikuti, ini pendapat mazhab Imam Maliki," ujar Buya Yahya.

Baca Juga: Jangan Takut Terlilit Hutang! Baca Ayat Ini Sebelum Berdoa, Ustadz Adi Hidayat: Bantuan Allah Datang

Sementara menurut pendapat Mazhab Imam Syafi'i, ada perbedaan matlah kata Buya Yahya.

Jika setiap wilayah terjadi kemunculan hilal yang berbeda, maka penentuan tanggal 1 juga berbeda tergantung kapan hilal itu muncul.

Lantas, apakah hari Arafah mengikuti Arab Saudi atau Indonesia?

Buya Yahya mengatakan terjadi 2 pendapat tentang waktu puasa Arafah.

Menurut Buya Yahya tidak ada yang salah dengan kedua perbedaan tersebut.

"Kalau seandainya disini, di Indonesia mau ikut Arab Saudi juga benar menurut madzhab Imam Malik, tidak salah," tutur Buya Yahya.

Artinya apa? hari ini puasa Arafah, besok menyembelih kurban bersama Arab Saudi, sah secara fikih.

"Jangan ada yang mengatakan ini salah," tegas Buya Yahya.

"Kalau ternyata kita mengikuti mazhab Imam Syafi'i (beda 1 hari dengan Arab Saudi) berarti mundur sehari," ujar Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya secara fikih anda boleh pilih karena dua-duanya pendapat ulama.

Puasa Arafah ikut Arab Saudi boleh, atau ikut Indonesia juga boleh.

Namun agar tidak ada perdebatan, Buya Yahya menyarankan untuk menyerahkan masalah penentuan ini kepada hakim.

"Jika pemerintah memutuskan besok lebaran Idul Adha kita harus ikut, biarpun berbeda dengan madzhab kita," terang Buya Yahya.

Hal ini dikarenakan kita harus adil dengan pemerintah.

"Kalau sudah pemerintah Indonesia mengambil sebuah keputusan, maka akan hilang perbedaan tersebut," kata Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya jika seandainya pemerintah Indonesia menyamakan Idul Adha dengan Arab Saudi maka kita ikut karena ini adalah Mazhan Imam Maliki.

"Kalau pemerintah Indonesia membuat keputusan yang berbeda dengan Arab Saudi, maka itu adalah benar menurut mazhab Imam Syafi'i," terang Buya Yahya.

Itulah penjelasan Buya Yahya terkait pelaksanaan puasa Arafah dan perayaan Idul Adha. ***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler