Sholat Karena Surga dan Neraka? Gus Baha: Jangan Menuruti Nafsu, Hidup Pakai Ilmu Hakikat

15 Juni 2022, 12:27 WIB
Gus Baha /Tangkap layar YouTube/Rachart Channel

PORTAL SULUT - Gus Baha mengatakan jangan menjadikan sholat karena surga dan neraka.

Menurut Gus Baha manusia hidup harus dengan ilmu hakikat bukan menuruti nafsu.

Lantas, apa yang dimaksud Gus Baha dengan hidup pakai ilmu hakikat?

Baca Juga: 40 Hari Ruh Orang Meninggal Masih Ada di Rumah? Ini Penjelasan Syekh Ali Jaber

Simak penjelasan Gus Baha tentang bolehkan sholat karena mangharap surga, dan takut neraka, dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Santri Muda Gus Baha, diunggah pada 22 Oktober 2021.

Gus Baha mengatakan para ulama jika disuruh memilih sholat atau surga, maka ulama memilih sholat.

"Saya kalau masuk surga itu menuruti nafsu, tapi ketika saya sholat karena ingin mengagungkan-Nya (Allah SWT)," kata Gus Baha.

Gus Baha atau yang dikenal KH Ahmad Bahauddin Nursalim mengatakan, jika sholat dikerjakan hanya mengharap surga  maka itu keliru.

"Bagaimana masuk surga? Kamu tidak usah takut, sudah terlanjur keliru," ujar Gus Baha.

Gus Baha mengingatkan kerjakan sholat dengan iklas, karena sholat merupakan identitas umat muslim.

"Hidup itu pakai ilmu hakikat, hakikat kita (umat muslim) adalah hamba," kata KH Ahmad Bahauddin Nursalim.

Status dasar hamba itu kata Gus Baha, wajib mengabdi mengangungkan Allah SWT.

"Status permanen manusia itu adalah hamba," ujar Gus Baha.

Gus Baha menyebut, bahwa Nabi merupaka makhluk paling utama.

Namun, status yang dibangakan Nabi adalah status hamba Allah SWT.

Maha suci dzat yang memperjalankan hambanya (QS.Al-Israa:1) yakni status hamba.

Baca Juga: Memiliki Kekuatan Tersembunyi, Inilah Keistimewaan Kelahiran Pasaran Legi Menurut Primbon Jawa

Gus Baha mengatakan ciri khas hamba adalah menikmati sujud (sholat).

"Makanya Nabi itu kalau sholat sampai kaki bengkak tidak terasa, memang benar-benar hamba," ujar Gus Baha.

Menurut Gus Baha, dalam mengerjakan sholat itu benar-benar di jiwai.

"Karena itu adalah hidup, status, identitas, dan jati diri Anda," sebut Gus Baha.

"Jadi diri kita adalah Allah Akbar, mengakui bahwa Allah SWT Maha Besar," tutur Gus Baha. ***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Tags

Terkini

Terpopuler