Jangan Salah! Golongan Orang Inj yang Tidak Diwajibkan Melaksanakan Puasa Kata Buya Yahya

7 Maret 2022, 09:51 WIB
Buya Yahya /Tangkap layar YouTube/Al-Bahjah TV.


PORTAL SULUT – Melaksanakan puasa adalah sebuah kewajiban bagi setiap umat muslim di dunia.

Ibadah puasa dibulan Ramadhan adalah poin ke tiga dalam rukun Islam yang wajib dilaksanakan setiap tahunnya.

Puasa di bulan Ramadhan tentunya bagi umat muslim merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu olleh seluruh umat muslim didunia.

Baca Juga: Berikut Penjelasan Buya Yahya Tentang Hukum Pacaran di Dalam Islam, Bikin Geleng Kepala

Didalam bulan suci ini setiap muslim bukan hanya berpuasa menahan dahaga dan rasa lapar disiang hari selama tiga puluh hari lamanya.

Namun hawa nafsu dan juga perkataan pastinya wajib dijaga agar tidak mengurangi pahala dari pelaksanaan ibadah puasa itu sendiri.

Di siang hari tentunya begitu banyak cobaan apa terlebih rasa dahaga dan lapar yang sering dirasakan oleh yang menjalankan ibadah puasa.

Tapi ada beberapa jenis manusia muslim yang tidak sama sekali diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.

Hal ini disebabkan oleh ketentuan dari Allah SWT yang hanya mewajibkan kepada setiap musllim yang memang wajib menjalankannya.

Beberapa orang yang tidak diwajibkan menjalankan puasa seperti dikutip dari ceramah Buya Yahya yaitu :
"Mewajibkan sesuatu yang tidak wajib hukumnya haram," kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Channel Al Bahjah TV

1. Anak kecil dan orang gila
Anak kecil yang belum baligh tidak diwajibkan menjalankan ibadah puasa hal ini disebabkan anak kecil belum mampu membedakan hal yang benar ataupun salah.

Namun anak kecil apa terlebih yang sudah berumur tujuh tahun wajib untuk diajarkan sholat oleh orang tua-nya.

Jika tidak, maka tentunya dosa akan ditanggung oleh orang tuanya.

“Sholat belum wajib, tapi bapaknya wajib untuk ajari, kalau tidak diajari bapaknya dosa” tegas Buya Yahya.

Kewajiban tidak puasa juga untuk orang gila, tutur Buya Yahya orang gila atau kehilangan akal sehat boleh untuk tidak puasa.

2. Orang sakit dan orang tua
Bagi orang yang memiliki gangguan kesehatan atau sakit dan jika melaksanakan puasa akan menambah sakitnya maka kewajiban puasa ini tidak bisa dipaksakan.

Dalam ceramahnya Buya Yahya menjelaskan bahwa Allah SWT melarang umatnya menjerumuskan diri kedalam bahaya.

Baca Juga: NGERI! Neraka Jahanam Adalah Tempat Bagi Manusia dengan 2 Dosa ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Orang yang sakit boleh tidak puasa jika memang menurut dokter tidak memungkinkan, muslim yang bisa dipercaya dan pengalamanya sendiri.

“Kita wajib patuh dan merasakan berat atau tidaknya penyakit yang diidap” jelas Buya Yahya.

Sedangkan untuk orang tua yang sudah lanjut usia puasa juga sudah tidak menjadi hal yang wajib.

Hal ini disebabkan orang tua lanjut usia yang sudah lemah dan tidak kuasa lagi untuk menjalankan puasa atau orang sakit yang sudah tidak memiliki harapan sembuh.

Bagi mereka yang tidak lagi bisa menjalankan puasa maka diwajibkan untuk membayar fidya (denda) dan tidak wajib mengganti dengan puasa.

3. Haid dan nifas
Bagi perempuan yang sedang haid atau berhalangan tentu tidak diwajibkan bagi mereka utuk ibadah puasa.

Pun untuk yang sedang nifas, setelah melahirkan namun ketentuan setelahnya maka puasa yang ditinggalkan wajib untuk membayar kembali puasa yang ditinggalkan dengan puasa diluar bulan puasa.

Membayar puasa ini tentunya dijalankan dengan niat yang sama namun dilaksanakan pada tahun yang sama.

4. Hamil dan menyusui
Dalam ceramahnya Buya Yahya mejelaskan bahwa bagi wanita hamil dengan usia kehamilan berapa pun diperbolehkan untuk tidak puasa.

Sedangkan bagi mereka yang sedang menyusui dibatasi dengan usia menyusui sampai dengan usia menyusui yaitu dua tahun.

“Ibu yang memaksa puasa boleh, asalkan tidak membahayakan untuk bayi atau dirinya sendiri”. jelas Buya Yahya.

5. Orang dalam perjalanan jauh atau musafir
Orang yang dalam perjalanan jauh diperbolehkan untuk tidak puasa selama ketentuan musafir ini memenuhi kesepakatan ulama.

Baca Juga: Ijab Kabul Akad Nikah Bisa Tidak Sah Karena Perkara Ini, Berikut Penjelasan Gus Baha

Menurut mazhab Syafi’i jarak paling jauh yaitu 82 kilometer dan setelahnya wajib untuk mengganti puasa yang ditinggalkan pada tahun yang sama.

Itulah tadi golongan orang-orang yang tidak diwajibkan untuk berpuasa.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler