Renungan Harian Katolik, Kamis 3 Maret 2022, Sang Sabda Telah Menjadi Manusia dan Tinggal Diantara Kita

3 Maret 2022, 05:34 WIB
Renungan Harian Katolik, Kamis 3 Maret 2022, Sang Sabda Telah Menjadi Manusia dan Tinggal Diantara Kita /Pixabay/

PORTAL SULUT - Umat Katolik pada saat ini sedang memasuki masa Prapaskah, yang mana setiap umat menjalani pantang dan puasa.

Baru saja kita lewati Hari Rabu Abu, dimana kita diingatkan kembali bahwa manusia terlahir dari abu dan akan kembali menjadi abu.

Dikutip dari laman YouTube Sabda Hidup oleh Frater Jimmy, berikut renungan harian Kamis, 3 Maret 2022.

Baca Juga: Bacaan Katolik Minggu 3 Oktober 2021, Lengkap Bacaan 1, 2 dan Injil, serta Mazmur Tanggapan

Hari ini renungan diambil dari Injil Lukas bab 9 ayat 22 sampai ayat yang ke 25, mari kita mempersiapkan hati untuk merenungkan sabda Tuhan.

Dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Amin. Semoga Tuhan beserta kita, sekarang dan selama-lamanya, inilah Injil Suci menurut Lukas, dimuliakanlah Tuhan.

Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku.

Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?." Demikianlah sabda Tuhan, terpujilah Kristus.

Sahabat terkasih, dalam bacaan Injil hari ini di tuliskan kepada kita sekalian dimana Yesus menyampaikan kepada para murid perihal derita sengsaranya.

Ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat bahkan bagaimana nantinya Ia akan dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga.

Yesus juga menegaskan syarat bagi setiap orang yang mau mengikuti Dia yakni menyangkal diri, memikul salib serta mengikuti Yesus.

Dalam kacamata dunia, syarat ini sungguhlah tidak mengenakkan, secara manusiawi dalam kehidupan sehari-hari kita mendambakan hidup yang nyaman bahkan pastinya juga menghindari yang namanya susah dan derita.

Baca Juga: Paus Fransiskus Terus Menyerukan Akhiri Perang di Ukraina

Namun apa yang kita baca dalam Sabda Tuhan hari ini, nampaknya panggilan mengikuti Yesus justru dihadapkan pada aneka derita sengsara.

Mari sejenak kita merefleksikannya dalam terang iman, pertama-tama mengikuti Yesus perlu kesiapan diri dan sikap yang total atau tidak setengah-setengah.

Membuka diri untuk mengalami Yesus itu sendiri menandakan bahwa kita membiarkan Yesus tinggal dalam diri kita, kemanapun kaki kita melangkah ke situ Yesus kita bawa dan kita hadirkan dalam laku hidup kita.

Lantas salib seperti apa yang harus kita pikul?, tentu jangan kita bayangkan bahwasannya kita harus memikul kayu salib kemanapun kita pergi, melainkan spiritualitas salib.

Keseluruhan pergumulan hidup kita baik dikala kita senang maupun susah kita tetap setia memikul salib.

Jika saat ini kita merasa hidup sedang dilanda aneka masalah, pergumulan beban yang berat, itulah bagian dari salib yang harus kita pikul.

Satu hal yang harus disadari bahwa salib utama kita ialah iman kita akan Kristus Tuhan, dimana kita tetap percaya disaat kita dihadapkan pada pergumulan masalah hidup yang serba sulit.

Begitupun dikala merasa bahagia, merasa penuh dengan sukacita iman kita tidak pernah berubah, inilah yang akan selalu kita bawa sampai akhir hayat.

Maka berjuanglah ditengah badai kehidupan tak menentu ini, yang kapan saja bisa mengombang ambingkan hidup kita.

Hal ini juga harus mendasari perjuangan pada Kristus sendiri, dalam Dia kita memperoleh kekuatan, di dalam Dia kita memperoleh kemenangan.

Sebaliknya, dikala kita sudah mulai perlahan-lahan mengabaikan Tuhan Yesus dalam perjuangan hidup kita, saat itu juga kegagalan mulai menggerogoti hidup kita.

Maka berjuanglah untuk tetap setia berjalan bersama Tuhan Yesus, hingga akhirnya kita dimampukan menancapkan salib iman ini di puncak golgota kehidupan kita.

Selamat beraktifitas, semoga Allah yang Mahakuasa memberkati kita, melindungi kita dari dosa dan menghantar kita kepada hidup yang kekal, Amin.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler