Mengenal Aristotle Onassis Taipan Kapal dari Yunani

- 24 Desember 2022, 09:48 WIB
Aristotle Onassis Taipan Kapal dari Yunani/100 Kisah Inspiratif App
Aristotle Onassis Taipan Kapal dari Yunani/100 Kisah Inspiratif App /

PORTAL SULUT - Aristoteles Socrates Onassis dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1906 di Simyrna, sebuah kota Yunani yang makmur di pantai Barat Turki.

Ayah Onassis adalah seorang pedagang grosir yang berkecukupan dan mempunyai nama sebab ia juga menjabat presiden sebuah bank dan rumah sakit setempat.

Seperti dikutip Portal Sulut dalam 100 Kisah Inspiratif App, Onassis pergi ke Amerika Serikat ketika terjadi pertikaian keluarga selagi ia berumur 17 tahun. Ia membawa bekal $ 450 dalam sakunya, itu pun $ 250 diberikan oleh keluarganya.

Baca Juga: Leo Hendrik Baekeland Penemu Plastik yang Merubah Dunia

Ayahnya enggan memberikan uang sebanyak itu dan baru diberikan pada saat akan terpisah, sebab ia tidak setuju dengan kepergiannya.

Ayah dan anak ini memang tidak pernah akrab, suatu hal yang tidak biasa di sebuah keluarga Yunani.

Ayah Onassis dibesarkan pada sebuah pertanian dengan susah payah mengumpulkan kekayaan. Wataknya sangat disiplin dan keras. Walaupun selalu sadar akan rasa tanggung jawab, ia bukanlah seseorang yang dapat disebut hangat dan menarik.

Segera Onassis memberontak terhadap setiap bentuk disiplin. Sejak anak sampai remaja ia banyak menimbulkan keributan dan menjadi duri di mata ayahnya.

Hubungan mereka bertambah rumit lagi karena sebab lainnya. Ibunya, Penelope, meninggal ketika Onassis baru berumur enam tahun.

Hanya 18 bulan sesudah itu ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita bernama Helen. Onassis memandang ibu tirinya sebagai orang asing dan karenanya wanita ini tidak mendapat tempat sedikit pun di hatinya.

Di sekolah, ia dinilai bodoh dan suka mencari perkara, seperti tipikal kebanyakan anak orang kaya.

Tidak aneh kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya. Salah seorang gurunya berkata, "Teman-temannya sekelas memujanya, tetapi guru-guru dan keluarganya berputus asa.

Selagi ia masih muda, dengan mudah orang dapat melihat bahwa dia akan menjadi seorang di antara mereka yang akan menghancurkan diri sama sekali atau sukses secara gilang-gemilang."

Walaupun raport Ari di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan mencari uang telah tampak sejak dini.

Baca Juga: Inilah Tempat Paling Panas di Muka Bumi, Suhunya Luar Biasa Ekstrim

Sebuah kisah menggambarkan bakat bisnis Onassis pada masa mudanya.

Pada suatu hari, suatu kebakaran terjadi di gudang sekolah di kota tempat kelahirannya.

Onasiss membeli seonggok pinsil bekas kebakaran itu dengan harga murah. Ia menanamkan sedikit modal dengan membeli dua alat peruncing pinsil.

Ia, berdua dengan temannya, mulai membersihkan bagian-bagian pinsil yang hangus.

Kemudian ia menjual pinsil-pinsil itu kembali kepada teman-teman di sekolah dengan harga sangat murah, namun tetap memberikan untung cukup besar.

Mungkin contoh ini biasa-biasa saja, tetapi justru pekerjaan seperti inilah kelak bisnis besar Onassis.

Ia memperbaiki kapal-kapal laut yang rusak dan membuatnya layak melaut, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi, tentu saja.

Di sekolah, waktu berjalan terus, tetapi Onassis tidak bertambah maju.

Tahun 1922 mulai tidak menyenangkan. Banyak teman sekelasnya pergi untuk menuntut ilmu di universitas-universitas besar di Eropa. Tetapi Onassis sendiri tidak lulus.

Masa depan tampak suram baginya. Beberapa hari setelah upacara penyerahan ijazah, salah seorang temannya melihat Onassis berjalan tanpa tujuan di taman kota.

Ia mencoba menghibur hati Onassis. Pada tahun 1922, invasi Turki menimbulkan bayangan gelap pada masa remaja Onassis yang penuh gejolak.

Smyrna diduduki dan warga kota dibabat habis tanpa belas kasih. Ayah Onassis, seorang tokoh yang terkenal luas, dipenjarakan dan Ari menjadi kepala rumah tangga pada usia 16 tahun.

Ini masa yang sulit baginya. Dan pada masa ini ia menerapkan kehebatannya sebagai diplomat dan kemampuannya untuk bertahan dalam keadaan apa pun.

Masa yang sulit ini justru merupakan pengalaman yang tepat untuk membentuk wataknya.

Onassis mendarat di Buenos Aires pada tanggal 21 September 1923. Bawaannya sebuah koper tua dan uang sebanyak $ 450.

Tetapi di dalam dirinya ia membawa bekal yang lebih berharga: tekad keras untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa ia mampu menjadi kaya tanpa bantuan ayahnya.

Rasa percaya diri ini akan dibawanya sepanjang hayatnya. Tanpa ijazah, tanpa pekerjaan, uang dan koneksi orang berpengaruh, Onassis terpaksa mulai dengan melakukan aneka pekerjaan kasar.

Ia menjadi kenek tukang batu, kuli pengangkut bata pada suatu proyek pembangunan, tukang cuci piring di restoran, dan akhirnya menjadi magang instalator listrik di River Plate United Telepchone Co.

Ia memperoleh keuntungan dari semakin populernya tembakau impor Turki di Argentina dan dalam dua tahun memperoleh $ 100.000 dari komisi penjualan tembakau.

Pemerintah Yunani mendapuk Onassis untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan dengan Argentina pada tahun 1928 dan kemudian menjadikannya Konsul Jenderal.

Bisnisnya diperluas mencakup pembuatan rokok dan perdagangan komoditas. Pada usia 25 tahun, ia telah mendapatkan $ 1 miliar pertamanya.

Akhir tahun 1922 menandai suatu keputusan besar bagi kehidupan Onassis.

Kegagalan pertamanya sebagai pemilik kapal tidak membuat ia mundur untuk tetap menanamkan uang dalam sektor itu.

Ia sudah gandrung akan perkapalan. Ia tergerak oleh keyakinan batin bahwa kapal sajalah yang akan membawa dia ke jenjang sukses.

Maka, dikumpulkannya semua uang miliknya, yang waktu itu sudah lumayan, lalu berangkat ke London.

Baca Juga: YANJIN, Kota Paling Sempit di Dunia yang Menakjubkan

Ia baru berusia 26 tahun. Ia telah dikenal karena reputasinya sebagai seorang usahawan yang berani, apalagi setelah penunjukannya sebagai Konsul Jenderal Yunani di Buenos Aires.

Namun fungsi diplomatik ini tidaklah menyita banyak waktunya.

Pasar, yang menderita berat akibat jatuhnya pasar modal Wall Street tahun 1929, memberikan kesempatan baik bagi para penanam modal.

Kapal-kapal menjadi murah, jauh di bawah harga semula. Langkah paling baik adalah membeli kapal-kapal berusia 10 tahunan.

Kapal sebesar sembilan ton yang semula harganya $ 1.000.000, kini hanya laku dijual $ 20.000, kira-kira seharga sebuah Rolls-Royce.

Apa yang dilakukan Onassis selagi masih kanak-kanak kini akan terulang, tetapi barang bekasnya adalah kapal.

Walaupun kini bisnisnya di London. Onassis membeli kapal pertamanya, dua buah kapal tua masing-masing seharga $ 20.000, di Montreal.

Kedua kapal yang bernama 12 Miller dan Spinner, diganti namanya menjadi Onassis Socrates dan Onassis Penelope, sebagai tanda penghormatan kepada kedua orang tuanya.

Untuk mendapatkan untung dalam bisnis perkapalan, pentinglah memperhatikan turun naiknya biaya muatan dan membuat keputusan yang tepat.

Onassis mampu dalam hal ini. Lebih dari itu, ia seorang optimis yang tak pernah mundur.

Dengan sifat petualang dan keberaniannya, ia segera menonjol di antara pemilik-pemilik kapal Yunani lain yang berpangkalan di London, karena tidak seperti mereka, ia tidak mempunyai pemikiran tentang krisis ekonomi sehingga ia tidak takut menanamkan uangnya.

Kegesitan dan diplomasi bawaannya dengan cepat mengantar dia ke kalangan masyarakat kelas tinggi.

Tidak boleh dilupakan, salah satu pelicin jalan dalam kenaikannya ke kelas elit adalah hubungan dengan salah satu wanita simpanannya yang pertama, si cantik dari Norwegia Ingeborg Dedichen, putri seorang pemilik kapal yang terkenal.

Pada penghujung tahun 1947, Onassis melewati ambang lain dalam kariernya yang gemilang.

Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mulai secara sistematis menerapkan prinsip yang dikenal sebagai OPM (Other People’s Money/Uang Orang Lain), dengan meminjam kepada Metropolitan Life Insurance Company sebesar $ 40 juta untuk membangun kapal-kapal baru.

Sebagai siasat ia menggunakan sebuah perusahaan minyak sebagai mitra.

Onassis akan mengangkut minyak mereka dan kontraknya akan tetap berlaku sampai habisnya batas waktu utang.

Karena perusahaan minyak pada waktu itu sangat terandalkan, meminjam atas nama perusahaan itu sangat mudah.

Dalam arti tertentu, badan keuangan meminjamkan uang kepada perusahaan minyak, bukan kepada Onassis. Onassis sering mengingat masa itu dengan berbangga diri.

Dikatakannya bahwa perusahaan minyak yang kaya itu dalam hubungan dengan kapal-kapal Onassis adalah ibarat seorang penyewa dengan rumah yang dihuninya dengan membayar uang sewa.

Kalau yang menyewa adalah Rockefeller, tidak menjadi soal apakah atapnya bocor atau bergenting emas.

Kalau Rockefeller menyanggupi membayar uang sewanya, siapa saja bersedia memberikan pinjaman untuk mengurusi rumah itu. Keadaan itu berlaku pula untuk kapal-kapal Onasssis.

Prinsip ini sekarang lumrah sekali. Prinsip inilah dasar segala investasi pembangunan real-estate.

Bila seorang meminjam uang untuk suatu bangunan bisnis, bank sebenarnya meminjamkan uangnya kepada penyewa bangunan itu.

Merekalah yang akan mengembalikan uangnya, terkecuali bangunan itu milik seorang penanam modal.

Prinsip ini pada zaman Onassis tergolong revolusioner, dan keorisinal gagasan Onassis patut dipuji karena sebagian besar pemilik kapal Yunnai pada waktu itu berpegang pada prinsip: Mau dapat kapal, bayar uang kontan. Walaupun ia seorang inovator sejauh ia tidak menggunakan metode-metode para pesaingnya, ia bukanlah penemu OPM, walaupun mungkin ia menyatakan begitu.

Konsep ini lahir dari otak Daniel Ludwig, seorang usahawan Amerika yang kaya.

Dia telah mulai menanamkan uang dalam kapal armadanya bahkan jauh lebih unggul daripada milik Onassis dan kemudian beralih ke usaha real estate.

Sudah sejak tahun 1930-an Ludwig mengembangkan apa yang kelak menjadi praktek biasa di mana-mana.

Gagasan itu muncul dalam benaknya setelah sebuah Bank menolak permintaannya untuk meminjam uang yang akan digunakannya untuk membeli kapal dan merombaknya menjadi kapal tangki.

Onassis meninggal pada tanggal 15 Maret 1975. Menjelang akhir hayatnya ia minta kepada salah satu akuntannya apakah ia dapat mengatakan besarnya kekayaan yang dimilikinya secara cepat dengan pembulatan ke angka sepuluh dolar.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah