Jejak Kota Kuno yang Hilang di Amazon Ditemukan, Punya Teras Seluas 30 Lapangan Bola

- 30 Mei 2022, 10:43 WIB
Jejak kota kuno yang hilang ditemukan hutan Amazon di Bolivia.
Jejak kota kuno yang hilang ditemukan hutan Amazon di Bolivia. /Foto: Heiko Prümers via Daily Mail/

PORTAL SULUT - Jaringan kota kuno yang hilang di Amazon ditemukan jejaknya melalui teknologi lidar.

Kota kuno yang hilang itu tersembunyi di hutan tropis Amazon, di daerah yang sebelumnya dianggap tidak bisa dihuni manusia.

Jaringan kota kota kuno yang hilang itu mempunyai peradaban tinggi dan dibangun komunitas Casarabe antara 500-1400 M.

Baca Juga: Jomblo Segera Merapat! Inilah Negara Yang Memberikan Uang Ratusan Juta Jika Menikahi Warganya

Kota yang berada di Llanos de Mojos, Bolivia, punya serangkaian struktur yang rumit dan belum pernah ditemukan sebelumnya.

Di antaranya ada teras setinggi 16 kaki (4,87 meter) seluas 54 hektare atau setara dengan 30 lapangan sepak bola.

Di kota tersebut juga terdapat piraminda kerucut setinggi 69 kaki atau sekitar 21 meter.

Tim peneliti internasional dari Inggris dan Jerman juga menemukan jaringan waduk, jalan lintas, dan pos pemeriksaan yang luas.

Semuanya membentang beberapa mil. Sebagai gambaran satu mil setara dengan 1,6 kilometer.

Penemuan ini menjungkirbalikkan anggapan jika Amazon merupakan lanskap 'asli' secara historis.

Para peneliti justru menunjukkan bahwa wilayah itu adalah rumah bagi 'urbanisme' awal yang diciptakan dan dikelola oleh penduduk asli selama ribuan tahun.

"Kami sudah lama menduga bahwa masyarakat pra-Columbus yang paling kompleks di seluruh cekungan berkembang di bagian Amazon Bolivia ini," kata José Iriarte dari Universitas Exeter.

Baca Juga: Lebih Mematikan, Virus Hendra Bisa Menular dari Kuda kepada Manusia

"Sistem lidar kami telah mengungkapkan teras yang dibangun, jalan lintas lurus, selungkup dengan pos pemeriksaan, dan reservoir air," tambah dia.

"Ada bangunan-bangunan monumental yang hanya berjarak satu mil yang dihubungkan oleh kanal sepanjang 600 mil yang menghubungkan situs, waduk, dan danau," Iriarte menjelaskan.

Dr. Heiko Prümers dari Institut Arkeologi Jerman menjelaskan kodisi di daerah itu menunjukkan pemukiman yang relatif padat di masa pra-Hispanik.

Prof. Dr. Carla Jaimes Betancourt dari Universitas Bonn menambahkan, Jalur dan kanal seperti jalan lintas menghubungkan pemukiman individu dan menunjukkan tatanan sosial yang ketat.

Setidaknya satu pemukiman lain dapat ditemukan dalam jarak tiga mil dari masing-masing pemukiman yang dikenal saat ini.

Namun masih belum diketahui populaso orang yang tinggal di sana. Namun, tata letak pemukiman menunjukkan bahwa, kota-kota itu padat penduduknya.

Para peneliti juga yakin bahwa kota-kota ini dibangun dan dikelola tidak bertentangan dengan alam.

Mereka menggunakan strategi subsistensi berkelanjutan yang berhasil yang mempromosikan konservasi dan mempertahankan keanekaragaman hayati yang kaya dari lanskap sekitarnya.

Dikutiip dari Daily Mail, penelitian oleh Deutsches Archäologisches Institut, University of Bonn, University of Exeter, dan ArcTron 3D diterbitkan dalam jurnal Nature.***

Editor: Adisumirta

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah