Network
PORTAL SULUT - Simpanse di Rwanda diketahui menggunakan serangga untuk mengobati luka mereka, namun ternyata bukan mereka saja yang punya ‘tradisi pengobatan’.
Beberapa penelitian telah menemukan populasi liar yang berbeda dari monyet capuchin Amerika Selatan dan monyet capuchin penangkaran menggosok diri mereka dengan kaki seribu.
Satu di antaranya hasil penelitian Karolina Medeiros dari Brasil dan rekan-rekannya yang menemukan monyet capuchin pirang secara selektif mencari kaki seribu yang tersembunyi di bawah tanah.
Baca Juga: Wow! Ibu Ini Melahirkan Bayi Kembar Tiga Kali Berturut-turut, Kini Total Punya 10 Anak
Dalam laporan hasil penelitian yang mereka publikasikan pada 2020 lalu, monyet tersebut menggunakan kaki seribu itu untuk menghindari gigitan nyamuk.
Menurut para peneliti, sekresi pertahanan kaki seribu luar biasa karena mengandung kuinon beracun yang dikenal efisien mengusir artropoda hematofag.
“Di sini kami menunjukkan bahwa monyet capuchin pirang yang terancam punah menggunakan sekresi tersebut,” tulis para peneliti dalam laporannya.
Selama pengamatan, mereka menemukan 13 monyet dengan umur yang bervariasi (dari bayi hingga dewasa) yang menggosokan kaki seribu ke badan mereka.
Monyet-monyet tersebut tercatat lebih sering menerapkan perawatan kaki seribu di musim hujan ketika nyamuk lebih banyak, serta berbagi kaki seribu yang sama.
Sebanyak 10 kasus dilakukan secara sosial, satu di antaranya berlangsung secara soliter.
