TERUNGKAP!! Pertanian dan Peternakan Negara UE Berisiko Gulung Tikar

- 27 Maret 2022, 10:46 WIB
Ilustrasi peternakan
Ilustrasi peternakan /Mansyur/ANTARA

PORTAL SULUT- Hampir 100.000 Pertanian dan peternakan di Italia terancam gulung tikar.

Hal ini menjadi masalah yang dihadapi anggota negara UE ini.

Bagaimana tidak, melonjaknya biaya produksi melebihi jauh dari penghasilan petani dan peternak harus dihadapi.

Baca Juga: 5 Negara Ini Kekurangan Pria, Di Negara ini Pria adalah Barang Antik, Jadi Rebutan Wanita Cantik

Produksi mulai dari susu, daging hingga sayuran.

Hal ini disebabkan paska Pandemi covid-19 dan dipeburuk efek konflik di Ukraina dan Rusia kata asosiasi pertanian coldiretti dalam sebuah laporan analisis terhadap data crea minggu ini.

Menurut asosiasi pertanian coldiretti "peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari penghasilan petani dan peternak, mulai dari produksi susu hingga buah, daging, dan hasil pertanian".

Lebih dari satu pertanian di 10 (11%) menghentikan kegiatannya.

Sementara sekitar sepertiga dari total pertanian di Italia atau (30%) terpaksa bekerja dalam kondisi keuntungan negative alias rugi dan terancam gulung tikar.

Ini berdampak tidak hanya pada produksi pertanian dan peternakan, tetapi juga pada lapangan kerja, lingkungan, keanekaragaman hayati, dan pengolahan wilayah.

Dikutip Portalsulut.pikiran-rakyat.com pada laman website coldiretti.it, dan rt.com pada 27 Maret 2022.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Bakal Datang ke Indonesia Tahun Ini, Begini Agendanya

Coldiretti dari studi crea juga menjelaskan bahwa “energy, pupuk, pakan ternak, benih, solar dan bibit, mengalami kenaikan harga hampir disetiap bahan mentah yang dibutuhkan para petani dan peternak”.

Bahan mentah dimaksud antara lain pupuk mengalami kenaikan harga hingga 170%, Pakan mengalami kenaikan harga 90%, harga solar naik 129%.

Hal ini berdampak pada kesenjangan antara harga akhir produksi makanan dan hasil yang didapat petani setelah pengangkutan dan pengolahannya.

Menurut coldiretti, masalah ini muncul karena "untuk setiap euro yang dibelanjakan konsumen pada produk makanan, petani hanya menerima antara 6 - 15 sen dari setiap euro yang dibelanjakan".

Harga roti, misalnya, sekarang hampir 13 kali lipat harga gandum.

Asosiasi coldiretti tidak mengusulkan solusi apa pun untuk masalah ini, tetapi menggambarkan skenario dramatis yang akan terjadi.

“penghentian pertanian akan menyebabkan penurunan hasil panen dan memaksa negara untuk lebih bergantung pada impor pertanian”.

Baca Juga: Menag Coba Layanan Manasik Metaverse Pada Pameran Haji dan Umrah di Jeddah Arab Saudi

Italia mengimport 64% hasil pertanian biji-bijiannya di luar negeri, daging sapi 49%, dan daging babi sebanyak 38%.

Hal ini juga diharuskan mengimpor lebih dari setengah hasil produksi jagung dan sepertiga produksi dari kedelai yang dibutuhkan untuk nutrisi hewan ternak.

Dan angka-angka ini, akan segera meningkat secara dramatis kata para analis coldiretti.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah