Peradaban yang Paling Maju. Ini Misteri Tersembunyi Pusat Sains Dunia

- 28 November 2021, 16:49 WIB
Arkeolog Prancis dan Rekan-rekannya Berhati-hati Membersihkan Tembikar untuk Memeriksa Temuan yang Diketahui Berasa dari Peradaban Dadan dan Lihyan di Al-Ula, Arab Saudi
Arkeolog Prancis dan Rekan-rekannya Berhati-hati Membersihkan Tembikar untuk Memeriksa Temuan yang Diketahui Berasa dari Peradaban Dadan dan Lihyan di Al-Ula, Arab Saudi /REUTERS/Ahmed Yosri

PORTAL SULUT - Jika kita melihat lagi sejarah peradaban masa lampau banyak sains yang bisa digali lebih dalam kebenarannya.

Ilmu pengetahuna itu pada awalnya diciptakan, dan bukan hanya berasal dari Yunani ujar kanal youtube kok bisa.

Ada satu peradaban yang berhasil menghimpun satu ilmu bahkan sampai dikenal sebagai pusat sains dunia. Dan warisannya masih dipakai sampai sekarang.

Baca Juga: Pemilik 6 Weton Ini Termulia dan Rezeki Mapan, Ini Penyebabnya Tulis Primbon Jawa

Pada masa Eropa masih terjebak di masa kelam "Dark Age abad ke 8". Peradaban yang satu ini ternyata sudah lebih dulu mencapai kejayaan "peradaban islam".

Ketika pendiri peradaban islam Nabi Muhammad SAW meninggal, penerusnya Bani Ummayah, Khulafa' al-Rasyidin, Bani Abbasiyah, memperluas kekuasaan hingga berkembang pesat sekali.

Saat "Baghdad", dikenal sebagai Madinah al-salam atau Kota Perdamaian. Menjadi ibu kota, ilmu pengetahuan dari berbagai belaham dunia pun mulai dikumpulkan.

Dengan posisinya yang strategis diapit India, Persia, Cina, Arab. Dan pembangunan besar-besaran pada masa itu, membuat ibu kota ini menjadi pusat perdagangan, pusat ilmu dan kebudayaan selama 500 Tahun.

Bahkan mengalahkan kota-kota ternama di dunia seperti, Roma, Konstantinopel, Athena, dan Damaskus. Semua kesuksesan ini yang membuat periode ini dikenal dengan masa keemasan Islam "Abad ke 7 sampai 13".

Bukti utama dari peradaban ini bisa dilihat dengan lahirnya perkumpulan rumah kebijaksanaan.

Baca Juga: Arti dan Kisah Simbol 12 Zodiak, Dari Perwujudan Dewa Hingga Lambang Kesucian

Rumah kebijaksanaan adalah tempat berkumpulan orang-orang pintar dan bijaksana, sejak khalifa al-Ma'mun naik kekuasaan, tempat ini menjadi semakin maju.

Sampai pada puncaknya muncul gerakan intelektual yang menjadi jantungnya perkumpulan ini.

para pemimpiman mendorong penerjemahan berbagai buku sains dan filsafat dari berbagai bahasa Arab, biar semua ilmu bisa dikuasai oleh masyarakat.

Dengan semangat bahwa kebenaran bisa ditemukan oleh siapapun dan tidak perlu malu mengakui kebenaran yang ditemui oleh orang asing.

Hal ini juga menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa paling penting di dunia selama berbad abad pada saat itu.

Pada masanya rumah kebijaksanaan dikenal sebagai pusat sains yang berisi 400 ribu buku dan manuskrip, serta berkatnya sains dan filsafat menyatu kedalam peradaban Islam.

Dan melahirkan tokoh-tokoh yang buah pemikirannya diwarisi sampai sekarang melalui guru-guru kita saat ini.

Seperti al-kindi filsuf muslim pertama matematikawan, al-khawarizmi penemu ilmu algoritma dan algebra,al-farabi Filsuf, ahli musiko penulis kitab musik agung, al-biruni bapak ilmu perbandingan Agama penulis tahqiq ma ll al-hind, ibnu sina filsuf bapak ilmu medis, penulis al-syifa dan al-isyaraf wa al-tanbihat dan al-Ganun fi al-Thibb, Ibnu Khaldun filsuf, bapak sosiologi penulis al-Muqadimah.

Baca Juga: Karang Taruna Panebulan Tutuyan II Adakan Pelatihan Barista Coffee

Dengan semangat ingin mencari kebenaran para tokoh ini tidak membeda-bedakan siapa yang menemukan kebenaran dan tidak memandang suku, atau agama.

Karena dengan merangkul perbedaan ini mereka bisa menemukan ilmu pengetahuan dari belaham dunia lain dan dikembangkan.

Coba bayangkan jika para filsuf ini tertutup mungkin peradaban itu tidak akan mencapai pada masa kejayaan mereka.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x