Hal Yang Wajib Diwaspadai Jika Terjangkit Virus Flu Burung Asal China, Para Ahli Mengaku Waspada

- 3 Juni 2021, 05:32 WIB
Pemerintah China melaporkan baru-baru ini terjadi kasus virus ‘flu burung’ jenis H10N3 muncul, dan telah menjangkit terhadap manusia
Pemerintah China melaporkan baru-baru ini terjadi kasus virus ‘flu burung’ jenis H10N3 muncul, dan telah menjangkit terhadap manusia /Elchinator/Pixabay.com


PORTAL SULUT - Komisi Kesehatan Nasional Beijing (NHC), melaporkan seorang pria berusia 41 tahun di Provinsi Jiangsu, China Timur, telah dikonfirmasi sebagai kasus manusia pertama yang terinfeksi flu burung langka yang dikenal sebagai H10N3.

Pria asal Kota Zhenjiang, tersebut sudah dirawat di rumah sakit sejak 28 April 2021 dan didiagnosis dengan H10N3.

Sayangnya laporan tersebut tidak menjelaskan secara rinci bagaimana pria itu terinfeksi.
Risiko infeksi lebih lanjut dengan H10N3 saat ini diyakini sangat rendah.

Kasus-kasus seperti itu kadang-kadang terjadi di Cina yang memiliki populasi besar baik burung ternak maupun burung liar dari banyak spesies.

Baca Juga: 20 Link Gratis Twibbon Hari Sepeda Sedunia 3 Juni 2021 Paling Trending

Dan dengan meningkatnya pengawasan terhadap flu burung pada populasi manusia, semakin banyak infeksi virus flu burung yang terdeteksi.

Pada Februari lalu, Rusia melaporkan infeksi manusia pertama dengan virus flu burung dengan nama H5N8, yang menyebabkan kerusakan besar pada peternakan unggas di seluruh Eropa, Rusia dan Asia Timur.

Tujuh orang yang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala, kata pihak berwenang.
Para ahli akan waspada untuk setiap kelompok kasus H10N3, tetapi sejauh ini satu kasus tidak terlalu menjadi perhatian.

"Selama virus flu burung beredar di unggas, infeksi sporadis flu burung pada manusia tidak mengejutkan, yang merupakan pengingat nyata bahwa ancaman pandemi influenza terus berlanjut," kata WHO kepada Reuters.

Hal ini bukan virus yang sangat umum, dan hanya sekitar 160 isolat virus yang dilaporkan dalam 40 tahun hingga 2018.

Namun, virus flu dapat bermutasi dengan cepat dan bercampur dengan strain lain yang beredar di peternakan atau di antara burung yang bermigrasi, yang dikenal sebagai "reassortment", yang berarti mereka dapat membuat perubahan genetik yang menimbulkan ancaman penularan bagi manusia.

Baca Juga: Mengerikan, Polisi Temukan Seribu Janin Tersimpan Rapih Dalam Freezer

Urutan genetik virus yang menginfeksi pasien belum dipublikasikan, dan akan diperlukan untuk menilai sepenuhnya risikonya.

Para ilmuwan ingin mengetahui seberapa mudah H10N3 dapat menginfeksi sel manusia untuk menentukan apakah itu bisa menjadi risiko yang lebih besar.

Misalnya, varian H5N1 yang pertama kali menginfeksi orang pada tahun 1997 adalah yang paling mematikan, sejauh ini menewaskan 455 orang secara global.

Hanya perlu beberapa mutasi sebelum varian H5N1 mendapatkan kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, kata Ben Cowling, profesor di School of Public Health di University of Hong Kong, menjadikannya prioritas tinggi untuk pengawasan.

Memiliki informasi genetik untuk varian H10N3 akan membantu menilai apakah itu menjadi jenis virus yang perlu di khawatirkan.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x