Begini Kelemahan Vaksin Sinovac Hadapi Covid-19 dan Penjelasan Pejabat China

- 12 April 2021, 11:51 WIB
China bersiap untuk mempertimbangkan pencampuran vaksin Covid-19 agar vaksin Sinovac tidak ketinggalan dengan vaksin lain seperti Moderna dan Pfizer.
China bersiap untuk mempertimbangkan pencampuran vaksin Covid-19 agar vaksin Sinovac tidak ketinggalan dengan vaksin lain seperti Moderna dan Pfizer. /Pixabay/alirazagurmani9272/

PORTAL SULUT – Vaksin Covid-19 dari China, Sinovac, rupanya masih memiliki kelemahan karena keefektifannya rendah menghadapi Covid-19.

Vaksin Sinovac saat ini sedang digunakan untuk program vaksinasi di 22 negara, termasuk Indonesia.

Para peneliti di Brasil menemukan bahwa efektivitas vaksin Sinovac dalam mencegah infeksi gejala masih rendah yakni 50,4 persen atau mendekati ambang batas 50 persen dimana para ahli kesehatan mengatakan vaksin itu berguna.

Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer-BioNTech terbukti 97 persen efektif.

Baca Juga: BMKG: Gempa Guncang Lampung M 5,2, Tak Berpotensi Tsunami, Inilah Penyebabnya

Seorang Juru Bicara Sinovac Liu Peicheng mengakui ditemukannya berbagai tingkat keefektifan tetapi mengatakan hal itu dapat disebabkan oleh usia orang dalam penelitian, jenis virus, dan faktor lainnya.

Liu juga mengatakan penelitian menemukan perlindungan lebih baik jika waktu antara vaksinasi lebih lama dari 14 hari yang dilakukan saat ini, tetapi tidak memberikan indikasi yang mungkin dapat dijadikan standar praktik.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya yang mengutip Associated Press dalam artikel (Akui Vaksin Buatannya Lemah Hadapi Covid-19, Sinovac Berikan Penjelasan), kelemahan vaksin Sinovac diakui pejabat di negeri itu.

Baca Juga: Arab Saudi Tetapkan 13 April Awal Ramadan 1422 H, Indonesia Ditetapkan Hari Ini Setelah Salat Magrib

Pengakuan tentang kelemahan vaksin Covid-19 buatan China diungkap oleh pejabat pengendalian penyakit tertinggi negara itu yang mengatakan keefektifannya rendah dan pemerintah tengah mempertimbangkan mencampurkannya untuk memperkuat dosis.

"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," kata Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) China Gao Fu.

"Sekarang dalam pertimbangan formal apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," ujar Gao.

Baca Juga: LENGKAP! Berikut Link Pendaftaran Online BLT UMKM atau BPUM 2021 di Tiap Kabupaten

Pejabat pada konferensi pers yang diselenggarakan pada hari Minggu, 11 April 2021 waktu setempat itu tidak menanggapi secara langsung pertanyaan tentang komentar Gao atau kemungkinan perubahan dalam rencana resmi.

Namun, pejabat CDC lainnya mengatakan saat ini pengembang tengah mengerjakan vaksin berbasis mRNA.

"Vaksin mRNA yang dikembangkan di negara kami juga telah memasuki tahap uji klinis," kata pejabat Wang Huaqing.

Namun, dirinya tidak memberikan garis waktu kapan kemungkinan penggunaannya.

Para ahli mengatakan mencampurkan vaksin atau urutan imunisasi, dapat meningkatkan efektivitas. (Billy Mulya Putra/Pikiran Rakyat)

Editor: Rensa Bambuena

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x