Ternyata Bukan Indonesia, Negara Inilah yang Paling Aman Jika Terjadi Perang Dunia ke-3

3 Maret 2022, 17:39 WIB
Ilustrasi. Ternyata Bukan Indonesia, Negara Inilah yang Paling Aman Jika Terjadi Perang Dunia ke-3 /Mirror/Archive Photos

 

PORTAL SULUT - Ternyata bukan Indoensia Negara teraman jika terjadinya perang dunia ke-3 apabila perang dunia ke-3 terjadinya.

Hal itu menyusul invansi militer Rusia ke Ukraina sejak beberapa waktu lalu saat Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya menyerang Ukraina.

Perang antara Rusia dan Ukraina disebutkan bisa saja melibatkan banyak pihak, seperti Amerika Serikat dan anggota NATO lainnya. Akan hal tersebut, dianggap perang Rusia dan Ukraina dapat memicu perang dunia 3.

Baca Juga: 12 Kode Redeem PUBG:New State 3 Maret 2022, Segera Klaim untuk Mendapatkan Chicken Medals

Sangat menghawatirkan bagi warga global bukan hanya kerusakan instan tapi dampak penggunaan senjata nuklir jyang turut menjadi kekhawatiran bagi semua orang di dunia.

Apabila itu benar terjadi, apakah masih ada tempat aman di dunia ini? Ya Jawabannya adalah tempat itu adalah Swiss.

Lantas mengapa Swiss disebut sebagai wilayah yang paling aman? simak ulasannya berikut ini:

Dilansir Portalsulut.com melalui kanal YouTube @Data dan Fakta, pada Kamis 3 Maret 2022 berikut penjelasannya:

Baca Juga: GAGAH BERANI! 5 Weton Bernyali Besar, dan Tak Takut Siapapun, Mereka Ttitisan Panglima Harimau

Walaupun Swiss hanyalah negara kecil terkurung daratan yang dikelilingi oleh Perancis, Jerman, Italia dan Austria. Tetapi bila perang bergulir negara inilah yang paling aman.

Dimana bila kalian pernah melihat peta Uni Eropa, kalian akan melihat gumpalan daratan ditengah peta, tetapi bukan termasuk sebagai anggota Uni Eropa. Kawasan itu, ialah Swiss yang terkenal netral.

Selain tidak bergabung dengan Uni Eropa, negara ini juga bukan anggota NATO. Bahkan Swiss tidak bergabung dengan organisasi global sekelas PBB Hingga pada tahun 2002.

Swiss juga tidak pernah berperang lagi selama lebih dari 200 tahun, sebab perang sebelumnya hanya dilakukan pada saat perang melawan Napoleon pada tahun 1815.

Baca Juga: TERBARU! Cara Mudah Mendapatkan Centang Biru di Instagram Kamu, Tinggal Klik Ini

Semua ini terlepas dari fakta bahwa Swiss berada di tengah-tengah Eropa dan dikelilingi oleh negara-negara yang secara story sering berperang dan lebih agresif.

Penyebab Swiss dinobatkan sebagai tempat stabil dan aman selama berabad-abad. Berasal dari pemahaman geografis, hal itu dapat dibagi tiga bagian yang terpisah, pada bagian selatan merupakan kawasan pegunungan Alpen.

Swiss juga sebagai pegunungan yang menutupi sebagian besar wilayah Swiss dan memisahkannya dari Italia dan Austria.

Sementara bagian sebelah barat dan utara, terdapat pegunungan Jura yang jaraknya jauh lebih kecil dibandingkan pegunungan Alpen. Tetapi dapat memisahkan negara itu dari Perancis.

Baca Juga: Larangan SWIFT Terhadap Rusia, Uni Eropa Harus Berpikir Dua Kali

Bagian yang lainnya yakni dataran tinggi Swiss berupa cekungan yang dihiasi perbukitan, sungai dan danau, sebagai rumah bagi sebagian besar warga Swiss.

Ya bukanlah sebuah hal yang kebetulan, bila kota-kota besar Swiss seluruhnya terletak di kawasan ini. Bukan dua wilayah lainnya Hal tersebut merupakan rancangan strategi karena Swiss mengalami sedikit paranoid akibat invasi asing.

Jadi Perang Dunia 1 Jerman menginvasi Belgia untuk menyerang Perancis dengan posisi Swiss yang rentan juga terkena invasi.

Berbeda lagi pada saat perang dunia 2 pada tahun 1940-an, negara ini dikelilingi oleh wilayah yang dikuasai penjajah dan mendapatkan ancaman invasi dari Nazi Jerman.

Walaupun invasi tidak pernah dirasakan Swiss, tetapi ketakutan terus berlanjut hingga perang dingin tentang potensi invasi Soviet dan sikap ini tidak pernah sepenuhnya hilang.

Baca Juga: Ilmuwan Dunia Mendadak Gempar! 3 Penemuan Monster yang Bikin Heboh, Salah Satu Penemuan Monster Seberat 4 Ton

Oleh sebab itu, Swiss melakukan perencanaan menangani potensi invasi dari berbagai pihak yang disebut sebagai the national reload.

National redoubt sendiri merupakan sebuah rancangan strategi yang dibuat untuk mengatasi kemungkinan musuh yang akan muncul dan menyerang Swiss.

Inilah alasan Swiss menerapkan wajib militer bagi warga negara laki-laki yang mengharuskan mereka bertugas di militer selama 170 hari dan menerima pelatihan dasar.

Warga sipil yang ikut pelatihan dibentuk sebagai cadangan kekuatan negara dan mereka boleh menyimpan senjata senapan di rumah mereka. Walaupun banyak yang mendapatkan pengecualian Swiss mempunyai kemampuan untuk memobilisasi lebih dari 200 ribu tentara selama 72 jam bila keadaan darurat.

Baca Juga: Pekerjaan yang Cocok Untuk Weton Kelahiran Hari Rabu Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon

Selain itu, setiap jalan jembatan, terowongan dan rel kereta api di negara tersebut dirancang dengan khusus sehingga dapat diledakkan dari jarak jauh.

Peledakan ini untuk mencegah penyerbu dari luar untuk menggunakan fasilitas tersebut, dan juga lagi bentuk penyerangan. Bahkan disinyalir terdapat lebih dari 3.000 titik yang dapat diledakkan di negara ini.

Termasuk seluruh Sisi gunung agar dapat menyebabkan tanah longsor yang akan menghalau seluruh jalan. Selain itu, bagian yang tinggi dari pegunungan telah dibangun puluhan ribu bunker dan posisi yang di bentengi dengan senjata anti-tank, senjata anti udara atau sarang senapan.

Mesin alat ini disamarkan seperti senjata anti-tank yang terlihat layaknya batu atau gudang yang merupakan senapan mesin di sebelah kiri dan senjata anti-tank di sebelah kanan.

Kedua senjata tersebut dihubungkan oleh terowongan. Begitulah posisi kamuflase seperti ini berada di seluruh golongan Swiss yang dapat diartikan bahwa seluruh negara ini merupakan jebakan besar.

Baca Juga: Berkonsultasi dengan Psikiater, Mayang Alami Gangguan Kecemasan Akibat Dihujat Warganet

Nah kekuatan inilah yang menyebabkan Swiss dapat tetap netral dengan kokoh, selama beberapa masa tersulit dalam sejarah Eropa. Namun pada saat ini, banyak yang mempertanyakan pentingnya pola pikir strategi defensif dan netral.

Sebab Jerman, Austria, Italia dan Prancis pada saat ini merupakan anggota Uni Eropa dan tidak punya niat untuk menaklukkan Swiss.

Hal itu menyebabkan nasional redup dengan rancangan benteng dan bunkernya berubah fungsi sebagai museum pada beberapa tahun belakangan ini.

Bahkan Swiss berencana untuk mengurangi anggota militernya dari sekitar 200.000 hingga sebanyak 80 ribu tentara. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa Swiss sebagai kawasan paling aman di dunia bila bergejolaknya perang nuklir global.

Karena hanya Swiss yang punya tempat perindukan nuklir untuk dapat menampung seluruh penduduknya. Hal ini berarti bila perang yang mengakibatkan arus ujian yang besar Swiss masih punya ruang untuk menampung banyak orang agar terhindar dari bencana nuklir.

tidak hanya itu seluruh bangunan yang dibuat setelah tahun 1978 di negeri ini dimandatkan oleh undang-undang negara agar dibuat tahan dari ledakan 12 megaton dari jarak 700 Meter.***

Editor: Jaka Prasojo

Tags

Terkini

Terpopuler