Pertama di Dunia, Bukan Kertas Tapi Kelereng, Inilah Pemilihan Presiden Paling Unik di Dunia

22 Desember 2021, 08:41 WIB
Ilustrasi Pemilu. /Pixabay/mohamed_hassan/

PORTAL SULUT – Terbaru dan terlangka di dunia. Bukan pakai kertas tapi Negara Gambia gunakan kelereng untuk pemilihan umum.

Pada umumnya seperti yang kita ketahui, bahwa dalam proses demokrasi pemilihan pemimpin di berbagai negara yaitu dengan menggunakan kertas atau alat voting canggih lainnya.

Berbeda dengan Negara di belahan afrika ini, Gambia.

Baca Juga: BISA BELI ISTRI! 6 Pasar Paling Unik, Aneh Ekstrim dan Berbahaya di Dunia

Belum lama ini Negara itu menggunakan media kelereng sebagai media perhitungan suara. Jelas ini mengundang berbagai respon di warga net.

Dikarenakan sejauh yang dikenahui, bahka kelereng ini adalah satu benda yang sering digunakan sebagai permainan anak-anak.

Tapi malah dijadikan sebagai pemungutan suara untuk pemilihan pemimpin suatu Negara.

Untuk mekanisme pemungutan suaranya mirip layaknya negara demokrasi.

Masyarakat yang datang akan memasuki tempat yang disediakan untuk pemungutan suara dan memilih salah satu calon.

Yang berbeda hanya terdapat pada penggunaan alat yang digunakan dan caranya unik.

Dengan menggunakan kelereng, para pemilih akan memasukkannya sebuah dalam drum yang sudah diberi tanda dan ditempeli foto figur yang akan dipilih.

Selanjutnya setiap jari warga akan dicelupkan tinta, dan setelah selesai akan dilakukan perhitungan sesuaidengan jumlah kelereng yang masuk di setiap drum.

Baca Juga: UNIK! Cegah Pembobolan, Warga Wilayah Ini Biarkan Bagasi Mobilnya Tetap Terbuka saat Parkir

Perubahan ini atas dasar intruksi dari pemerintah setempat. Dikutip dari Euronews,

Ketua Komisi Pemilihan Umum Negara Gambia, Alieu Momar Njai menjelaskan bahwa sistem pemilihan umum menggunakan kelereng ini juga digunakan untuk pemilihan calon anggota DPR.

Menurut Momar, ini memakan banyak biaya dan waktu.

Dengan banyaknya orang yang kini berpastisipasi dalam pemungutan suara, menyebabkan ketidakmampuan menyiapkan banyak drum dan melukisnya dan harus menempelkan foto figure yang akan dipilih jelas akan memakan banyak waktu dan biaya dan akan boros dalam hal pemanfaatan anggaran yang ada.

Pemerintah Gambia melakukan system ini juga beralasan karena masih banyaknya warga Negara itu yang tidak melek huruf, media kelereng hanya untuk memeper mudah jalannya pemilihan.

“Ada negara-negara yang menggunakan surat suara yang memiliki tingkat melek huruf lebih rendah dari kami” Ucap Alieu Momar Njai.

Dari keterangan berbagai sumber bahwa Sistem ini telah dipakai sejak tahun 1960 an lantaran tingginya angka masyarakat yangbuta huruf di Gambia.

Untuk mencegah akan adanya manipulasi perhitungan suara, kelereng yang digunakan telah ditentukan corak dan warnanya. Bahkan Setiap drum sudah dipasang bel sehingga akan terdengar jelas ada yang dimasukkan lebih dari satu.

Bukan hanya itu, dilarang mendekati drum kepada orang-orang yang memakai kendaraan berada di dekat TPS karena bunyi bel akan terganggu oleh bunyi kendaraan tersebut.

Sejauh ini, system pemilu ini tidaka da masalaha ataupun keluhan dari masayarakat Gambia sendiri.

Dari sekitar hampir 1 juta orang wajib pilih dari keseluruhan masyarakat berjumlah 2,5 juta jiwa.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler