Jahe kaya akan zat aktif seperti senyawa terpenoid dan fenolik yang merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksidan alami pada tumbuhan.
Ada tiga jenis fenolik utama yang terdapat dalam jahe yakni gingerol, shogaol dan paradoa.
Baca Juga: Sebelum Mengonsumsi Obat-obatan, Coba Konsumsi 5 Minuman Ini untuk Meredakan Nyeri Haid!
Dalam jahe segar terdapat kandungan senyawa gingerol, tapi setelah dipanaskan atau disimpan dalam waktu yang lama kandungan gingerol ini akan diubah menjadi senyawa shogaol.
Baik senyawa gingerol ataupun shogaol, berfungsi sebagai antioksidan yang bagus untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Selama jahe masih terasa pedas dan hangat, itu artinya kandungan senyawa ini masih ada di dalamnya.
Selain tiga senyawa tersebut, ada beberapa senyawa fenolik lain dalam jahe seperti quercetin, gingeron, dan gingerenon a, kandungan senyawa ini memperoleh khasiat jahe sebagai penjaga imunitas.
2. Serai
Di dalam tanaman ini terkandung senyawa terpen, alkohol, keton, aldehida, dan ester.
Minyak atsiri dari serai mengandung sitral A, sitral B, nerol geraniol, citronella, terpinolen, geranil asetat, dan mirsen.