Agar Tidak Merusak Mentalnya, Ini Sikap yang Baik Saat Memarahi Anak

- 17 November 2023, 21:13 WIB
Ilustrasi/Agar Tidak Merusak Mentalnya, Ini Sikap yang Baik Saat Memarahi Anak
Ilustrasi/Agar Tidak Merusak Mentalnya, Ini Sikap yang Baik Saat Memarahi Anak /Pixabay//

PORTAL SULUT - Dalam membersamai anak di setiap harinya, mendisiplinkan atau menegur anak menjadi hal yang tidak asing lagi bagi para orang tua.

Hal ini penting dilakukan untuk mengajarkan konsep baik dan buruk ataupun salah dan benar pada anak, sehingga anak dapat tubuh menjadi pribadi yang baik.

Namun untuk mendisiplinkan anak tidak boleh dilakukan secara sembarangan ya.

Baca Juga: Rezeki dari Sang Anak, 3 Weton Pengangkat Derajat Keluarga! Ditakdirkan Sukses dan Kaya Raya

Saat ingin menasehati atau memarahi anak, parents perlu melakukannya dengan baik dan bijak agar tidak merusak mental anak dan dapat diterima dengan baik oleh anak.

Nah pada kesempatan kali ini akan dibahas sikap yang baik saat memarahi anak agar tidak merusak mentalnya.

Dilansir Portal Sulut dari channel YouTube Dunia Parenting, berikut ulasan selengkapnya.

1. Kontrol emosi dan lakukan dengan tenang

Saat ingin menegur atau menasehati anak maka hindari melakukannya dalam kondisi emosi.

Baca Juga: Sering Dikonsumsi, Ternyata Jenis Daging Ini jadi Penyebab Kanker!

Memarahi anak dalam kondisi emosi pada akhirnya akan berujung pada bentakan, bahkan parents mungkin juga akan mengeluarkan kata-kata yang tanpa disadari dapat melukai hati anak dan pada akhirnya parents malah menyesali melakukan hal tersebut.

Oleh karenanya cobalah untuk menenangkan diri dan meredakan emosi sebelum menegur atau menasehati anak agar parents tidak menyesal kemudian.

2. Dengarkan dan validasi emosi anak

Parents seringkali memaksa anak untuk mendengarkan apa yang parents sampaikan namun lupa untuk mendengarkan apa yang ingin anak sampaikan.

Daripada buru-buru meluapkan emosi, sebaiknya parents menanyakan pada anak apa yang sedang anak rasakan dan apa alasan yang membuat anak melakukan kesalahan tersebut.

Baca Juga: Tak Pernah Overthinking, Inilah 3 Shio Paling Bermental Baja dan Tahan Banting!

Karena bisa jadi anak sebenarnya ingin membantu tapi karena motoriknya yang belum stabil membuat anak seolah sedang mengganggu atau merusak.

Selanjutnya parents dapat memvalidasi emosi anak dengan cara mengakui perasaan yang sedang mereka alami kemudian jelaskan pada anak mengapa sikap anak memicu amarah parents.

Sampaikanlah dengan bahasa sederhana untuk menjelaskan konsep sebab akibat dari perbuatan yang dilakukan anak.

3. Perbaiki koneksi dengan anak sebelum koreksi kesalahan anak

Jika nasehat parents ingin diterima anak dengan mudah maka parents harus memiliki hubungan yang baik dan erat dengan anak.

Baca Juga: Kesalahan Saat MPASI yang Bisa Meningkatkan Risiko Stunting Pada Anak

Perbaikilah hubungan dan perbanyaklah quality time bersama anak dengan meluangkan waktu bersama, melakukan kontak fisik, dan berbagi perasaan bersama anak.

4. Jelaskan bagaimana sikap yang benar 

Tujuan memarahi atau menasehati anak dapat dicapai dan dirasakan jika parents menyampaikannya dengan benar.

Jika anak berbuat salah, jelaskan pada anak alasan yang membuat perbuatan yang dilakukan anak adalah hal yang tidak baik dan parents dapat mengoreksinya.

Sebagai contoh saat anak mendorong temannya karena tidak mau antri saat bermain di taman bermain, maka parents dapat menjelaskan bahwa hal itu salah dan mengoreksinya bahwa kita harus menunggu antrian jika sedang bermain bersama.

Baca Juga: WASPADA! 5 Weton Ini Berpotensi Miskin Permanen di Hari Tua Meski Pekerja Keras Menurut Primbon Jawa

Agar tidak mengganggu dan menyakiti orang lain dan teman pun akan senang bermain dengan orang yang mau antri menunggu gilirannya.

Nah itu dia parents beberapa sikap yang benar saat memarahi anak agar tidak merusak mentalnya.

Semoga informasi ini bermanfaat.***

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah