Network
Dia membangun teorinya berdasarkan fakta bahwa sperma yang membawa kromosom Y, yang mengandung bayi laki-laki (XY), lebih ringan dan lebih cepat tetapi kurang tahan lama dibandingkan sperma yang membawa kromosom X yang menghasilkan anak perempuan (XX).
Beberapa mitos tentang memilih jenis kelami anak berasal dari teori ini.
Mitos pertama, melakukan hubungan intim lebih dekat dengan ovulasi memungkinkan sperma kromosom Y yang lebih ringan dan lebih cepat mencapai sel telur terlebih dahulu.
Hubungan intim lebih jauh dari ovulasi memungkinkan sperma kromosom X yang lebih kuat dan tahan lama untuk hidup lebih lama dari sperma kromosom Y.
“Hubungan dua hari sebelum ovulasi adalah waktu yang tepat,” Dr. Austin.
Tapi dia menambahkan ini hanya akan meningkatkan kemungkinan pembuahan, dan tidak akan mempengaruhi jenis kelamin bayi nantinya.
Mitos kedua, Shettles menunjukkan bahwa melakukan hubungan intim lebih dalam membantu sperma kromosom Y lebih cepat mencapai sel telur terlebih dahulu.
“Melakukan hubungan intim lebih dalam, tidak akan mengubah pengiriman sperma ke sel telur sama sekali," kata Dr. Austin.
Mitos ketiga, untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak laki-laki, wanita harus meningkatkan kalium dalam makanan mereka.
