Hal ini sering disebut disfagia. Ini bisa menjadi berbahaya jika tidak disadari karena tubuh tidak mampu membedakan kira-kira makanan ini masuk ke arah lambung atau ke area paru-paru.
Jadi yang berbahaya ketika makanan ataupun minuman itu masuknya ke area paru-paru dan tidak disadari sama sekali.
Ini bisa meningkatkan resiko infeksi pada paru-paru.
Gejalanya pasien sulit untuk menelan, rasanya tenggorokannya kering, atau sering batuk-batuk saat makan.
Ketika makanan masuk ke arah paru-paru, pasien akan batuk-batuk. Ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan makan ataupun minuman yang masuk ke area paru-paru.
Terkadang pasien juga bisa makan-makanan padat, dan tidak batuk-batuk, tapi ketika minum air terkadang langsung batuk-batuk keras.
Hal ini karena ketika kita makan makanan padat memberikan waktu lebih lama pada otak untuk menyampaikan kepada kerongkongan kita dan lambung kita bahwa akan ada makanan yang masuk, akhirnya bisa dimasukkan pelan-pelan ke area lambung.
Namun air minum akan lebih cepat masuknya, jadi otak belum sempat untuk memberikan informasi ke area saluran cerna, tiba-tiba sudah langsung.
Ini membuat cairan tersebut masuk ke area paru-paru dan akhirnya berefek batuk-batuk.
Solusinya yang pertama bisa dirubah tekstur makanannya. Kalau makan padat masih batuk-batuk maka bisa dilembutkan, meminum cairan maka tekstur cairannya dirubah menjadi lebih kental.