Ragam Gangguan Menstruasi yang Kaum Perempuan Perlu Tahu

- 5 Juli 2022, 19:54 WIB
Ilustrasi wanita menstruasi
Ilustrasi wanita menstruasi /Pexels/Andrea Piacquadio


PORTAL SULUT - Bagi perempuan, menstruasi merupakan proses alami dan sangat penting yang menandakan seorang perempuan sudah masuk usia dewasa secara seksual.

Kehadiran “tamu bulanan”yang teratur bisa menjadi indikator kesehatan reproduksi perempuan.

Namun, tidak jarang karena berbagai sebab, perempuan mengalami berbagai gangguan menstruasi hingga harus memeriksakan diri ke dokter.

Baca Juga: 4 Rempah dengan Manfaat Luar Biasa bagi Kesehatan, Segala Penyakit Menjauh Ungkap dr. Zaidul Akbar

Apa itu menstruasi?

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena luruhnya dinding rahim bagian dalam yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel telur yang tidak di buahi.

Proses menstruasi dapat terjadi dikarenakan sel telur pada organ perempuan tidak dibuahi, hal ini menyebabkan endometrium atau lapisan dinding rahim menebal dan menjadi luruh yang kemudian akan mengeluarkan darah melalui saluran reproduksi perempuan

Pada tiap perempuan, siklus menstruasi rata-rata 28 hari, tetapi bisa berubah sedikit lebih pendek atau panjang.

Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi. Ada beragam gangguan menstruasi yang bisa dialami perempuan, mulai dari darah haid yang terlalu sedikit atau banyak, nyeri haid, hingga depresi menjelang menstruasi atau premenstrual dysphoric disorder.

Yuks kenali lebih jauh tentang gangguan menstruasi yang bisa dialami oleh perempuan sebagaimana disarikan dari bahan paparan Temu Kader PKK Puskesmas Tepus I berikut ini.

Gangguan menstruasi yang umum terjadi, yaitu:

1. Amenorea
Mengutip dari Cleveland Clinic, amenorea adalah kondisi ketika seorang perempuan tidak mengalami menstruasi bulanan, bisa melewatkan satu atau lebih periode menstruasi.

Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea primer adalah kondisi di mana seorang perempuan sama sekali belum mengalami haid hingga 16 tahun.

Sementara itu, amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang perempuan usia subur yang tidak sedang hamil, tetapi pernah menstruasi sebelumnya, berhenti mendapatkan menstruasi selama 3 bulan atau lebih.

Baca Juga: Tak Disangka, 11 Kebiasaan Tak Terduga Ini Positif bagi Kesehatan, Nomor 5 bisa Hindari Stroke!

Kedua jenis amenorea ini memiliki penyebab yang berbeda. Amenorea primer dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon menstruasi, atau masalah pada indung telur (ovarium) atau rahim.

Sementara itu, penyebab amenorea sekunder adalah:
• Kehamilan
• Menyusui
• Menopause
• Penurunan berat badan yang berlebihan
• Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian syndrome (PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau hipofisis
• Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim
• Stres berat
• Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi dan antidepresan
• Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD
• Kekurangan gizi atau malnutrisi
• Olahraga yang berlebihan

2. Dismenorea
Dismenorea adalah kondisi di mana perempuan mengalami nyeri saat menstruasi, umumnya pada hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan muntah.

Dismenorea bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari pertama haid.
Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya dan membuat nyeri haid ikut mereda.
Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.

Selain karena hormon prostaglandin, dismenorea juga bisa terjadi karena adanya kelainan sistem reproduksi perempuan, seperti:
• Endometriosis
• Miom rahim
• Kista atau tumor di rahim
• Radang panggul
• Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi karena peningkatan hormon prostaglandin, dismenorea karena penyakit tertentu biasanya akan berlangsung lebih lama dan semakin memburuk seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Hati-Hati, 7 Resep Ini Lebih Banyak Datangkan Mudarat Ketimbang Manfaat bagi Kesehatan

3. Menorrhagia
Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah terlampau banyak, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hal ini termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari menstruasi normal, yakni lebih dari 5–7 hari.

Perempuan dengan gangguan menstruasi menorrhagia akan mengalami beberapa keluhan berikut:
• Mengeluarkan terlalu banyak darah dari vagina, sehingga harus mengganti pembalut tiap jam
• Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan
• Harus bangun untuk mengganti pembalut saat tidur
• Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak napas
• Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari
Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perubahan pola makan, sering olahraga, gangguan hormon, infeksi atau peradangan di vagina dan leher rahim, gangguan tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan pembekuan darah, hingga kanker rahim atau kanker serviks.

4. Oligomenorea
Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang perempuan jarang sekali mengalami menstruasi, yakni jika siklus menstruasinya lebih dari 35–90 hari atau mendapat haid kurang dari 8–9 kali dalam kurun waktu setahun.

Melansir dari Iranian Journal of Reproductive Medicine, oligomenorea merupakan gangguan menstruasi yang banyak ditemukan di kalangan perempuan. Berdasarkan data dari berbagai negara, angka kejadiannya mencapai 12% hingga 15%.

Gangguan menstruasi ini merupakan dampak dari aktivitas hormon yang sedang tidak stabil di masa-masa tersebut.

Di samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi penyebab oligomenorrhea, di antaranya:
• Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik
• Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat
• Gangguan ovulasi
• Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom polikistik ovarium (PCOS)
• Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia
• Masalah psikologis, seperti stres dan depresi
• Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik dan antiepilepsi

Gangguan menstruasi yang terjadi hanya sesekali biasanya tergolong normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika gejala-gejalanya sering muncul dan sudah berlangsung dalam jangka waktu yang lama, Sobat Sehatku sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

Semoga artikel ini bermanfaat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x