• Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya
• Penyumbatan rongga usus buntu akibat pertumbuhan parasit di pencernaan, misalnya infeksi cacing kremi atau ascariasis
• Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease
• Cedera di perut seperti luka tusuk, luka tembak, atau luka karena kecelakaan di jalan raya
Selain faktor-faktor di atas, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko menderita penyakit usus buntu, yaitu:
Baca Juga: Bisa Bikin Obesitas hingga Ganggu Kesehatan Mental, 5 Bahaya Main HP Sebelum Tidur
• Usia. Apendisitis paling sering menyerang remaja dan orang berusia di antara 10-30 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.
• Jenis kelamin. Apendisitis lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
• Riwayat keluarga. Orang yang memiliki riwayat keluarga apendisitis berada pada risiko tinggi untuk mengembangkannya.
• Anak-anak yang mengidap penyakit fibrosis kistik juga lebih berisiko mengalami apendisitis. Fibrosis kistik adalah penyakit genetika yang menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi lengket dan kental.
• Adanya penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn’s yang menyerang saluran pencernaan.