Jangan Anggap Sepele Turun Berok atau Hernia, Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya

- 29 Mei 2022, 05:58 WIB
Ilustrasi Hernia/ Unsplash/ Sasun Bughdaryan/
Ilustrasi Hernia/ Unsplash/ Sasun Bughdaryan/ /

PORTAL SULUT - Turun berok atau dalam medis dikenal dengan istilah hernia adalah kondisi di mana suatu organ dalam tubuh menonjol keluar melalui celah pada otot atau jaringan penyangga dalam tubuh.

Turun berok tidak mengenal usia dan jenis kelamin, siapa saja bisa berisiko mengalaminya. Pada wanita, turun berok biasanya terjadi karena sering hamil dan melahirkan, sedangkan pada pria terjadi karena sering mengangkat beban.

Penyakit hernia nyatanya dapat terjadi di beberapa bagian tubuh seperti, sekitar paha, perut bagian bawah, pusar dan sekitar selangkangan.

Baca Juga: Ternyata Temulawak Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Sedikitnya Ada 8 Lihat di Sini

Penyakit ini banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Sobat Sehatku, yuks kenali lebih lanjut mengenai penyakit yang satu ini sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Jenis

Berdasarkan kondisi yang terjadi, hernia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Hernia Inguinalis
Kondisi ini terjadi manakala organ dalam seperti usus dan jaringan lemak menekan jaringan di bawahnya dan turun ke selangkangan. Jenis hernia ini paling banyak terjadi pada kaum pria. Ini merupakan jenis hernia yang paling umum sekaligus yang paling banyak kita tahu.

2. Hernia Umbilikus
Terjadi saat usus atau jaringan lemak menekan dinding perut, terutama pusar. Biasanya, kondisi ini dialami bayi yang belum menginjak usia satu tahun. Penyebabnya adalah tidak sempurnanya lubang tali pusat ketika baru lahir. Akibatnya pusar nampak menonjol berwarna kemerahan atau ungu, perut membulat, terasa penuh, sakit bila ada tekanan, menimbulkan demam dan muntah.

3. Hernia Femoralis
Kondisi ini terjadi ketika usus atau jaringan lemak menekan jaringan di bawahnya dan turun ke paha atas bagian dalam. Jenis yang satu ini banyak dialami oleh para wanita hamil atau wanita yang menderita kelebihan berat badan. Dapat menimbulkan rasa mual dan muntah serta sakit bila sedang batuk atau aktivitas seperti olahraga atau mengangkat beban.

4. Hernia Insisional
Hernia jenis ini terjadi apabila usus atau jaringan lemak menekan luka bekas operasi yang belum tertutup sempurna hingga akhirnya mencuat ke bagian perut dan panggul.

5. Hernia Epigastrik
Terjadi saat usus atau jaringan lemak menekan dinding perut atas, umumnya terjadi di sekitar daerah ulu hati hingga pusar.

Baca Juga: 6 Tips Merawat Kesehatan Lambung ala dr. Zaidul Akbar, Minum Air Ini Salah Satunya

6. Hernia Spigelian
Ini terjadi ketika usus menekan jaringan ikat perut. Kondisi ini bisa terlihat pada tonjolan di bagian perut samping atau depan.

7. Hernia Otot
Merupakan jenis hernia yang dapat terjadi karena cedera kaki. Tonjolan dapat terlihat pada otot tulang kering kaki. Orang yang memiliki faktor risiko ini adalah profesi atlet atau olahragawan, mereka yang gemar berolah raga, orang dengan pekerjaan mengangkat beban. Gejalanya adalah nyeri di kaki dan pembengkakan yang terjadi bila otot sedang tegang.

8. Hernia Hiatus
Terjadi manakala sebagian dari organ lambung menekan ke area dada melalui diafragma. Situasi ini kerap terjadi pada lansia, namun anak-anak dengan kelainan bawaan juga dapat mengalaminya. Misalnya, bayi dengan pembentukan diafragma yang kurang sempurna saat lahir. Bisa memicu asam lambung, menyebabkan GERD, heartburn, sesak nafas, sakit perut dan tinja yang berwarna legam.

Gejala
Sama seperti gangguan kesehatan lainnya, hernia juga memiliki gejala. Gejala hernia yang paling umum terjadi adalah munculnya tonjolan pada area terinfeksi. Namun perlu diketahui bahwa penyakit turun berok ini memiliki gejala yang amat bervariasi bergantung pada tingkat keparahan serta letak gejalanya, diantaranya:

Baca Juga: Ternyata Perubahan Warna Lidah Bisa Jadi Indikator Kesehatan Tubuh, Yuk Cek!

• Rasa nyeri pada area benjolan, terutama ketika tubuh sedang mengangkat atau membawa benda berat.
• Rasa tidak nyaman dan berat pada perut ketika membungkuk.
• Konstipasi atau sembelit.
• Ukuran tonjolan semakin membesar dari waktu ke waktu
• Pembengkakan atau tonjolan di selangkangan atau skrotum (kantong yang berisi testis)
• Rasa penuh atau tanda-tanda obstruksi usus
• Untuk hernia hiatus, ditandai dengan nyeri dada, sulit menelan, dan heartburn.
Penyebab dan faktor risiko

Adanya kombinasi ketegangan dan kelemahan otot menjadi penyebab hernia menyerang seseorang. Penyakit ini bisa berkembang secara cepat atau pun lambat, tergantung penyebabnya.

Penyebab penyakit hernia bervariasi di antaranya:
• Pertambahan usia atau penuaan
• Sering mengangkat beban berat
• Sering mengejan, misalnya karena sembelit atau susah buang air kecil
• Batuk kronis
• Penumpukan cairan di dalam rongga perut atau asites
• Berat badan berlebih (obesitas)
• Bersin dan batuk terus-terusan

Baca Juga: Hokinya Kelewatan! Keuangan, Kesehatan, dan Asmara Milik 3 Shio Ini, Membuat Saldo Rekening Gede

Selain kondisi di atas, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hernia, antara lain:
• Terlahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah
• Memiliki keluarga yang menderita hernia
• Mengalami peningkatan tekanan dalam dinding perut akibat kehamilan
• Riwayat cedera atau pernah menjalani pembedahan di area munculnya hernia
• Penyakit seperti cystic fibrosis yang secara tidak langsung juga meningkatkan risiko hernia.

Penanganan
Penyakit ini memang tergolong tidak mengancam nyawa penderitanya, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa turun berok tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan penanganan yang paling efektif adalah dengan tindakan operasi. Terkait perlu tidaknya tindakan operasi, ini tergantung pada besar dan tingkat keparahan benjolan.

Meski demikian, ada beberapa tips yang dapat Sobat Sehatku lakukan untuk meringankan gejala hernia, di antaranya:
• Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah untuk mencegah sembelit
• Hindari makanan yang dapat menyebabkan refluks asam lambung, seperti tomat dan makanan pedas
• Cobalah untuk tidak mengejan saat buang air besar atau buang air kecil.
• Olahraga secara teratur sesuai yang disarankan oleh dokter untuk menjaga berat badan ideal, tetapi hindari olahraga dengan beban berat
• Hentikan kebiasaan merokok karena dapat menyebabkan batuk kronis
• Hindari mengangkat beban berlebih. Jika harus mengangkat sesuatu yang berat, tekuk lutut dan bukan pinggang atau punggung. Hindari juga menahan napas saat mengangkat benda berat. Sebaliknya, buang napas selama pengangkatan untuk mengurangi kemungkinan turun berok yang memburuk.
• Memeriksakan diri ke dokter bila mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh

Kapan harus ke dokter?
Pemeriksaan dan penanganan perlu segera dilakukan jika:
• Nyeri muncul mendadak dan terasa parah
• Benjolan hernia berubah warna menjadi ungu atau hitam
• Benjolan hernia terasa sakit dan mengeras
• Sulit buang air besar atau buang angin
• Mual dan muntah hebat
• Demam

Jika sudah terjadi salah satu atau lebih gejala-gejala tersebut, Sobat Sehatku sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai ya..

Semoga bermanfaat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah