PORTAL SULUT – Dokter Boyke menjelaskan bahwa kebanyakan nonton video porno bisa menimbulkan banyak dampak negative.
Menurut Dokter Boyke, pornografi bisa merusak sel otak yang menyebabkan intelegensi terganggu dan berpengaruh pada kualitas hormon.
Dr. H. Boyke Dian Nugroho, SpOG, MARS menjelaskan hasil penelitian dari ahli bedah syaraf rumah sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L Hilton Jr. MD, bahwa kecanduan pornografi berefek riil pada jaringan otak.
Baca Juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Bayi juga Butuh Skin Care Setelah Mandi! Simak Tahapan yang Benar
Kecanduan pornografi bisa mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventrak Tagmental Area (VTA) mengecil.
Otak tengah ini mempunyai fungsi seperti pusat komunikasi antar bagian otak.
Di sisi lain, pornografi juga dapat merusak sel otak yang dapat menyebabkan perilaku dan kemampuan intelegensi menurun serta memori terganggu.
Dokter Boyke pun memberikan tips untuk mengantisipasi pornografi.
“Berikan pendidikan seks, jangan sungkan bicara soal seks dan pacaran pada anak, hindari materi-materi pornografi yang berserakan di rumah dan remaja diberikan kegiatan positif, kembangkan sikap religious di rumah,” jelas Dokter Boyke.
Kemudian, Dokter Boyke mengajak para wanita untuk tidak melakukan aborsi.
Baca Juga: CEK FAKTA Telan Sperma Bisa Bikin Awet Muda, Ternyata ini Resiko dan Keuntungannya
Sebab, terdapat banyak resiko mulai dari kehilangan harga diri sampai tidak bisa menikmati kembali hubungan bercinta.
Dokter Boyke mengatakan bahwa remaja di zaman modern ini sangat rentan dengan aktivitas seks bebas.
Terlebih lagi saat ini dengan berkembangnya tempat-tempat mereka bersosialisasi.
“Cinta dan seks merupakan salah satu masalah terbesar dari remaja manapun di dunia ini,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, perlu pengawasan dari orangtua dan lingkungan supaya anak tidak sembarang melakukan seks bebas.
“Kehamilan remaja, pengguguran kandungan, putusnya sekolah, kawin usia muda, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat-obatan, itulah dampak buruk petualangan cinta dan seks,” jelas Dokter Boyke.***